Yesus Gembala yang Baik.

Selasa, 15 Mei 2018

Kesaksian Charles Bonar Sirait Bebas dari Hutang






       Saya sering keluar masuk TV sehingga saya sering melihat berbagai kehidupan orang mulai dari strata paling bawah, menengah sampai artis yang sangat glamor. Saya melihat berbagai macam kemewahan seperti mobil, pakaian, teman dan lingkungan yang mewah yang harus dipelajari. Agar dapat tampil ke permukaan anda harus gemerlap seperti bintang. Saya pernah masuk ke dalam lingkungan seperti itu. Saya mau kejar kemewahan dunia untuk menempel di badan saya. 

       Apa yang saya lakukan saat itu adalah mencoba mengambil beberapa uang dari tabungan saya . Setelah itu saya pinjam dengan pihak luar yang menyediakan dengan sangat mudah. Untuk punya mobil mewah seharga Rp 800 juta, Rp 1 miliar atau Rp 2 miliar anda tidak harus punya uang sebanyak itu, anda hanya perlu membayar 5%, 10% atau 20%nya. Tanpa terasa saya mulai masuk jeratan utang. Karena kelihatannya saja mobil mewah itu nongkrong setiap hari di rumah tapi tanpa disadari argonya jalan. Argo membayar pokok dan bunganya sementara pekerjaan belum tentu ada terus, tetapi uang dan pertumbuhan asst digrogoti untuk membayar pokok dan bunganya.

       Saya akhirnya mulai merasa terganggu. Karena mulai begitu telat bayar sedikit, harus melayani telepon. Dan teleponnya bukan hanya ke saya , yang pertama digangguin adalah keluarga. Dan itu membuat saya marah. Karena saya yang berhutang tetapi kenapa anda telepon ke keluarga saya. Tetapi saya juga lupa bahwa saya punya kewajiban untuk bayar. Agak gengsi pergi ke bank untuk minta di rescheduling hutang atau minta diperpanjang tenor pembayaran. Saya kan punya nama yang harus dijaga. Saya selalu berkata-kata seperti itu kepada semua uang, masa sekarang itu kena ke diri saya. malu dong. Rasanya ingin teriak saja ke Tuhan. Bagaimana nih, mengapa saya dikasih masalah seperti ini?

       Nah itu adalah kesalahan pertama yang saya lakukan dalam hidup saya. Saya terlalu berpikir pendek  mengejar kemewahan dunia bukan mendengarkan prinsip Tuhan. Tuhan pernah mengatakan kepada kita, kalau engkau mau membangun rumah, engkau jangan membangun di atas pasir. Engkau harus membangun rumahmu di atas batu karang yang teguh. Batu karang itu adalah penghasilan, batu karang itu adalah kemampuan dan kebijakan anda untuk mengatur apa yang Tuhan berikan hari ini, tidak anda habiskan. Saya ingat itu sampai kapan pun karena itu yang menguatkan dan membuat saya menjadi lebih paham akan maksud Tuhan membuat kita hidup di dunia.

       Terus saya pikir-pikir bahwa saya masih punya teman satu lagi setelah Tuhan yaitu istri saya. Saya panggil dan saya bilang, “Kita berdoa yuk”. Masalah tidak pergi setelah berdoa. Tetapi yang pertama jiwa anda tenang. Di dalam jiwa yang tenang hampir sebagian besar masalah bisa diselesaikan. Hutang itu adalah sebuah komitmen dan keberanian yang saya lakukan juga, itu akibat yang harus saya tanggung. Maka saya harus berani melunasi hutang itu.

       Langkah pertama yang harus saya lakukan adalah membayar semua hutang saya. Dan hal yang menyakitkan saat itu kami harus menjual salah satu aset kami yaitu rumah kami dijual. Setelah itu kami bayar hutang-hutang kami. Kami kencangkan ikat pinggang dan saya mulai lihat beberapa kegiatan saya di dunia ini yang tidak terlalu perlu saya hilangkan. Bila ada teman-teman saya yang bertanya,”Kok tidak pernah kumpul lagi dan lain sebagainya” saya sampaikan, bahwa saya punya cara dan kehidupan yang baru untuk bisa menghidupi keluarga saya. Dan so far, sampai hari ini, saya bersyukur Tuhan terus memperkuat saya . Saya mau jauh hidup dari hutang dan saya tidak mau bikin hutang lagi dalam hidup saya. Saya Charles Bonar Sirait . Ini aku dan sebuah cerita.