Yesus Gembala yang Baik.

Selasa, 23 April 2013

Muncullah Seorang Pemuda


(dari Buku : Kuingin Mendengar SuaraMu Tuhanku, Irwan Halim, Penerbit Andi)

Suatu hari, Smith Wigglesworth dan James Slater bertandang ke rumah pendeta George Miles di kota Leeds, Inggris. Tiba-tiba kepada kedua orang itu penginjil Wigglesworth berkata, “Allah sedang memberi tahu saya supaya pergi ke Ilkley Moor.” Ilkley Moor adalah sebuah kota indah yang sering dikunjungi oleh para turis. Letaknya kurang lebih 26 km. Karena waktu itu adalah zaman perang, bahan bakar untuk mobil terbatas. Tetapi, pendeta Miles menyatakan kesediaan untuk mengantarkan mereka.

Sewaktu tiba di kota itu, mereka berhenti di sebuah tempat indah yang dikenal dengan istilah “batu sapi dan anaknya”. Sejauh mata memandang, tidak seorang pun terlihat. Jadi, mereka duduk di sebuah tebing yang pemandangan di bawahnya sangat indah.  Untuk sesaat, tak sesuatu pun terjadi. Itu membuat pendeta Miles dan Slater berpikir bahwa pastilah kali ini penginjil Wigglesworth meleset, bukan mendengar suara Allah, tetapi sekedar dengar-dengaran. Namun Wigglesworth tidak ragu. Ternyata beliau benar. Muncullah seorang pemuda yang membawa ransel di punggungnya dan duduk untuk beristirahat di sebelah Wigglesworth.

Keduanya segera terlibat dalam percakapan. Pemuda itu mundur dari Tuhan, seperti anak yang hilang dalam cerita Injil. Ia dikalutkan dan dikecewakan oleh dosa. Beberapa saat, pemuda itu bertelut di atas tebing itu bersama Wigglesworth dan berbalik kepada Allah.

“Luar biasa kebaktian doa yang kami nikmati hari itu di Ilkley Moors,” tutur pendeta Miles belakangan. Kemudian, secara tiba-tiba seperti sebelumnya penginjil Wigglesworth berkata kepada pendeta Miles, “George , kini engkau boleh membawaku pulang. Aku telah melakukan apa yang diperintahkan Allah.”

Abdi Allah yang luar biasa. Beliau begitu menyatu dengan surge, menantikan perintah dari takhta mulia untuk setiap hal yang dikehendaki Allah supaya dilakukan. Sudah pasti Tuhan tahu siapa yang bakal diutusNya mengemban misi sepenting itu, sahabatNya yang setia dan terpercaya, Smith Wigglesworth. Bagi penginjil Wigglesworth, satu-satunya yang penting adalah mempertahankan kontak yang tetap dengan takhta mulia itu dan mendengarkan suara Roh Allah yang kudus. Itulah letak rahasia kesuksesannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar