(dari Buku : Kuingin Mendengar SuaraMu Tuhanku, Irwan Halim, Penerbit Andi)
Suatu hari, Smith Wigglesworth dan James Slater
bertandang ke rumah pendeta George Miles di kota Leeds, Inggris. Tiba-tiba
kepada kedua orang itu penginjil Wigglesworth berkata, “Allah sedang memberi
tahu saya supaya pergi ke Ilkley Moor.” Ilkley Moor adalah sebuah kota indah
yang sering dikunjungi oleh para turis. Letaknya kurang lebih 26 km. Karena
waktu itu adalah zaman perang, bahan bakar untuk mobil terbatas. Tetapi,
pendeta Miles menyatakan kesediaan untuk mengantarkan mereka.
Sewaktu tiba di kota itu, mereka berhenti di sebuah
tempat indah yang dikenal dengan istilah “batu sapi dan anaknya”. Sejauh mata
memandang, tidak seorang pun terlihat. Jadi, mereka duduk di sebuah tebing yang
pemandangan di bawahnya sangat indah. Untuk sesaat, tak sesuatu pun terjadi. Itu
membuat pendeta Miles dan Slater berpikir bahwa pastilah kali ini penginjil
Wigglesworth meleset, bukan mendengar suara Allah, tetapi sekedar
dengar-dengaran. Namun Wigglesworth tidak ragu. Ternyata beliau benar.
Muncullah seorang pemuda yang membawa ransel di punggungnya dan duduk untuk
beristirahat di sebelah Wigglesworth.
Keduanya segera terlibat dalam percakapan. Pemuda itu
mundur dari Tuhan, seperti anak yang hilang dalam cerita Injil. Ia dikalutkan
dan dikecewakan oleh dosa. Beberapa saat, pemuda itu bertelut di atas tebing
itu bersama Wigglesworth dan berbalik kepada Allah.
“Luar biasa kebaktian doa yang kami nikmati hari itu
di Ilkley Moors,” tutur pendeta Miles belakangan. Kemudian, secara tiba-tiba
seperti sebelumnya penginjil Wigglesworth berkata kepada pendeta Miles, “George
, kini engkau boleh membawaku pulang. Aku telah melakukan apa yang
diperintahkan Allah.”
Abdi Allah yang luar biasa. Beliau begitu menyatu
dengan surge, menantikan perintah dari takhta mulia untuk setiap hal yang
dikehendaki Allah supaya dilakukan. Sudah pasti Tuhan tahu siapa yang bakal
diutusNya mengemban misi sepenting itu, sahabatNya yang setia dan terpercaya,
Smith Wigglesworth. Bagi penginjil Wigglesworth, satu-satunya yang penting
adalah mempertahankan kontak yang tetap dengan takhta mulia itu dan
mendengarkan suara Roh Allah yang kudus. Itulah letak rahasia kesuksesannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar