Seorang direktur perusahaan, Harold Hill, mengisahkan
pengalamannya. Sesudah Yesus membaptis saya dalam Roh Kudus, saya mempunyai
kesempatan melihat bagaimana hal-hal luar biasa yang bekerja dalam dunia ilmu
pengetahuan.
Saya dipanggil dalam urusan perlengkapan pembangkit
listrik tegangan tinggi. Sebagian kontrak mengatur supaya memeriksanya sebelum
menyalurkannya ke kota. Suatu pagi, saya menerima telepon penting,”Kami dalam
kesulitan karena pukul 1 siang ini, akan ada serah terima pembangkit tenaga
listrik ini kepada walikota dan dewan kota. Tetapi mesin ini tidak bisa jalan!”
“Wah,” kata saya,”bagus sekali meneleponku jam segini.
Saya hanya punya waktu empat jam dari yang ditentukan supaya mesin itu harus
berjalan baik.” Mereka minta maaf. “Kami kira bisa menemukan letak masalahnya.
Kami sudah bekerja selama dua minggu. Tetapi kami kebingungan dan gagal. Apa
yang bisa Anda kerjakan untuk hal ini?”
Nah, puji Tuhan. Saya punya Penasehat yang paling baik
dalam perusahaan ini, yaitu Tuhan Yesus. Dia telah memimpin saya sehingga saya
percaya Dia bisa memberi nasihat melalui karunia Roh KudusNya, yaitu perkataan
marifat, hikmat, dan membedakan roh. Hikmat untuk mengetahui apa yang harus
dikerjakan selanjutnya. Marifat adalah cara menggunakannya. Dan membedakan roh
atau situasi adalah gambaran yang jelas atau penjelasannya.
Saya ingin memercayakan diri pada Roh Kudus yang
memberi saya karunia yang saya butuhkan. Karena itu, saya berkata kepada orang
yang menelepon saya. “Saya akan bersiap-siap ke sana dan menemukan
kesalahannya.”
“Tidak,” katanya,”jangan pergi. Anda tunggu saja di
sana. Saya akan menjemput Anda.” Dia takut saya akan meninggalkan kantor. Ia
tidak ingin kehilangan saya karena ratusan ribu dolar tergantung dari usaha
selama empat jam ini.
Saya mulai berdoa. Ketika sedang berdoa, saya langsung
mengetahui dengan pasti apa yang salah. Saya melihat itu sejelas di layar
televise. Ini adalah pengalaman pertama saya mencari masalah elektronik yang
rumit dan serius langsung dipimpin oleh Roh Kudus. Setan berkata,”Kamu tolol,
itu angan-anganmu saja. Itu terlalu menggelikan. “Tetapi, saya terlalu bodoh
untuk meragukan firman Allah. Saya berjalan masuk dalam pembangkit listrik itu
dengan pimpinan Roh Kudus.
Saya telah menggunakan karunia yang tersedia : bahasa
lidah, menterjemahkan bahasa roh dan nubuat, supaya bisa menerima pesan dari
Tuhan untuk mengetahui apa yang harus saya lakukan. Karena itu, saya langsung
menuju ke tempat yang telah saya lihat dalam Roh tadi. Di situlah sumber
kesalahannya. Lalu , memberi perintah kepada para teknisi tentang apa yang
harus merela lakukan untuk memperbaikinya.
Mereka berkata,”Pak Hill, kami sudah memeriksa tempat
ini semuanya.” Saya berkata lagi, “Kalian memanggil saya ke mari sebagai
konsultan. Apakah kalian mau menuruti perintah saya atau tidak? Kalau tidak,
saya akan kembali ke kantor saya lagi.”
Salah seoran gdari mereka berkata, “Baik , Pak.”
Meskipun apa yang saya usulkan seolah-olah gila, tidak ada kemungkin lain untuk
dicoba. Karena itu, mereka melakukan perintah saya : menekan tombol dan
membuang sakelar-sakelar. Dan alat itu berjalan seperti yang diharapkan!
Saya terheran-heran seperti mereka. Saya menarik napas
lega. Lutut saya sedikit gemetar karena memikirkan seandainya tidak terjadi
seperti ini. Saya tidak menyadari itu sampai beberapa waktu. Bagi saya, hal itu
menggelikan bisa terjadi. Di antara kira-kira 20 insinyur dan teknisi yang
terlatih dan telah gagal berminggu-minggu, saya dengan cepat bisa menunjukkan
kesalahannya.
Hal itu akan menimbulkan pertanyaan. Dan memang
terjadi. Waktu saya sedang berjalan ke luar, salah seorang teknisi General Electric
berkata, “Maafkan saya, Pak, bolehkah saya bertanya sekali saja?” “Tentu saja,”
kata saya. “Saya senang menjawabnya.” “Bagaimana Anda bisa berjalan ke sana,
sedangkan belum pernah ke mari sebelumnya? Kami telah mengerjakannya siang dan
malam tetapi gagal. Bagaimana Anda bisa menemukan kesalahan itu?”
Setan berkata,”Kalau kaukatakan bahwa kau telah berdoa
untuk itu, mereka akan mengira engkau sudah gila.” Karena itu , saya hanya
memperlihatkan wajah pintar saya dan berjalan keluar, menganggap semua kehormatan
yang Allah berikan itu milik saya.
Saya telah membuang kesempatan baik yang luar biasa
untuk bersaksi tentang kuasa Yesus di masa kini. Dan untuk limat hari, saya
benar-benar merasa tersiksa karenannya. Setan tetap menuduh dan mempersalahkan
saya. “Kalaulihat itu? Kau tidak akan pernah menjadi seorang saksi Kristus
lagi. Menyerah saja. Mau apa lagi?”
Kemudian, saya berdoa,”Tuhan , beri aku kesempatan
lagi dengan sistem komunikasi angkatan darat, instalasi gelombang pendek
(ultrashort) , alat-alatnya, dan itu semua barang yang canggih.” Lalu, suatu
hari datang telepon untuk pemeriksaan darurat dan perbaikan di salah satu
tempat sejenis di Virginia. Perusahaan tempat saya bekerja telah menjanjikan
kepala elektronik kamilah yang akan pergi ke sana. Karena itu, saya harus
menelepon ke Virginia di bagian persatuan para insinyur untuk membatalkan
perjanjian itu dan mempersiapkan yang baru.
Ketika saya sedang menunggu sambungan dari sana, Tuhan
berkata, “Kenapa bukan engkau saja yang ke sana, Hill?” Saya berkata, “Tuhan,
saya… bla blab la.” Saya mencoba mengelak dari tugas itu. Dia berkata lagi,
“Engkau telah melihat bagaimana Aku bisa menemukan dan memperbaiki tiap
kesulitan, bukan begitu?” Kata saya,”Benar.” “Nah, kalau begitu, kenapa engkau
tidak ke sana dan melihat apakah Aku benar-benar bisa?”
Sekarang saya sudah terpojok. Saya mulai gembira untuk
kejadian yang akan berlangsung ini. Karena itu, ketika telepon tersambung, saya
berkata,”Saya bermaksud menggantikan orang yang sudah direncanakan pergi ke
sana besok. Gantikanlah nama orang itu dengan nama saya karena teknisi kami
tidak bisa ke sana.”
Dia bertanya, “Anda siapa?” “Saya direkturnya.”
Jawaban seperti ini akan membuat Andi diterima di mana-mana. Tetapi, apakah
Anda mengerti letak persoalannya? Ia menjawab,”Oh, baiklah.” Kedengarannya ia
tidak begitu bersemangat, karena pada umumnya para direktur tidak mengerti
banyak tentang hal-hal teknis yang kecil-kecil. Saya pun demikian. Saya hanya
tahu sedikit tentang gangguan pada alat
gelombang ultrapendek. Tetapi, saya akan mengajukan persoalan itu kepada Ahli
teknik sejati yang memiliki segala hikmat dan pengetahuan. Akan sangat
menggembirakan melihat bagaimana Yesus melepaskan saya dari situasi ini.
Saya tiba di Alexandria Virginia di tempat para insinyur
itu. Lalu , mereka memberi saya tiga teknisi. Mereka berkata,”Mungkin ini akan
memakan waktu lama, belum termasuk prosesnya. Kami akan menunggumu kembali ke
sini pk 8 malam ini.” Mereka telah memperhitungkannya sebagai perjalanan
lengkap, perjalanan pulang pergi. Tambah waktu bekerja guna menentukan letak
kesalahan supaya bisa memperbaikinya.
Hal itu beralasan untuk ukuran manusia. Tetapi, mereka
tidak tahu bahwa saya berhubungan dengan Pengauasa alam semesta ini. Dalam
perjalanan ke stasiun itu dan berdoa dalam bahasa roh, saya melihat dalam roh
apa yang salah pada alat-alat itu. Cara semacam itu mengalahkan semua cara yang
biasa dalam mencari kesalahan apa pun.
Teknisi-teknisi itu berkata,”karena kita akan tinggal di sini beberapa jam,
mengapa kita tidak makan siang lebih dulu sebelum masuk dan memeriksanya?”
“Wah,” kata saya, “kalau bagi kalian begitu, marilah
kita pergi sekarang dan nanti kembali ke Alexandria. Tapi, tidak maukah kalian
cepat pulang?”
Jawab mereka,”Ya, mau. Tapi bagaimana engkau akan
melakukannya? Engkau harus menemukan kesalahannya terlebih dulu.”
“Oh,” saya berkata,”saya sudah tahu letak
kesalahannya. Kira-kira lima menit untuk memperbaikinya.”
“Lima menit? Apakah engkau tahu kami sudah
mendatangkan ahli-ahli dari Pentagon Kami mempunyai orang-orang yang membuat
alat-alat ini! Kami telah memeriksa barang ini semuanya. Tiap kali kami menekan
tombol untuk menyalakannya, tabung-tabung pemancar gelombang ultrapendek
berteganggan tinggi yang harganya 1.400 dolar itu meledak! Syaraf mereka telah
rusak karena harus memeriksa tabung-tabung yang baru dengan biaya sendiri.
Harga stasiun itu lebih tinggi daripada yang lain-lain di dunia karena sejumlah
tabung akan meledak tiap kali mereka menyalakannya. Tak heran mengapa mereka
menjadi sangat gugup.” Tak ada cara yang bisa meyakinkan mereka. Saya berkata
lagi,”Saya hanya perlu lima menit.”
Mereka memandang saya seolah-olah tidak yakin akan
kewarasan saya. “Apakah Anda yakin dengan apa yang akan Anda lakukan?”
Kata saya,”Apakah saya datang ke sini untuk main-main?”
“Tidak , Pak.”
“Kalau begitu, jika kalian melakukan perintah saya,
kita akan keluar lagi dalam waktu kurang dari 15 menit, dan semuanya selesai
dicoba.” Ya, kedengarannya terlalu muluk. Mereka memutuskan akan melihat orang
macam apa saya ini. Karena itu, mereka mengikuti dengan mulut tertutup.
Begitulah sikap mereka. Saling berpandangan. Salah seorang berkata,”Baiklah,
apa yang akan kita lakukan?”
“Bukalah pelat penutup alternator utama itu.”
“Pak Hill, kami sudah memeriksa seluruh bagian itu,
semuanya sudah.”
Kata saya,”Buka saja pelat itu. Apakah Anda mau
main-main atau menginginkan hasilnya?”
Lalu, mereka membuka pelat penutup itu. Kata saya
lagi,”Sekarang buka sekrup penyetelnya. Putarlah tali sikat itu 2,5 cm ke kiri.”
“Tetapi, Pak Hill, letak tali sikat itu sudah menurut
aturan pabriknya. Kami akan dihukum kalau berani menyentuhnya karena pabrik
telah-“
Saya berkata,”Putarlah 2,5 cm atau saya yang
melakukannya!” Jakun mereka naik turun karena menelan rasa cemas.
“Tidak, Pak. Tidak.” Mereka menjadi paduan suara. “Kami
teknisinya.”
“Kalau begitu, putarlah ke kiri.”
“Ya, Pak.”
“Kencangkan lagi sekrupnya.”
“Ya, Pak.”
“Pasang lagi pelat penutupnya.”
“Ya, Pak.”
“Sekarang tekan tombolnya.”
“Tidak, Pak. Kami tidak akan menekan tombolnya.
Tabung-tabung itu akan meledak kena muka kita.”
Kata saya lagi,”Kalau begitu, berdirilah di luar
pintu.”
Mereka keluar. Mereka senang begitu. Saya menekan
tombolnya. Semua mesin menyala dan stasiun itu berjalan lagi! Lalu, saya
berkata,”Mari kita ke Alexandria.”
Mereka hanya berdiri di situ sambil menyapukan bola mata ke atas.
Kami masuk ke mobil dan mereka menelan ludah. Lalu,
salah seorang menyentuh kawannya. Saya tahu mereka memberanikan diri untuk
bertanya bagaimana saya bisa melakukan hal itu. Saya sedang menunggu pertanyaan
itu. Akhirnya, salah seorang bertanya,”Apakah Anda keberatan jika kami mengajukan
sebuah pertanyaan?”
“Tidak, tentu tidak. Semoga saya bisa menjawabnya.”
Saya sudah tahu apa yang akan ditanyakan.
“Maukah Anda menceritakan kepada kami bagaimana bisa
datang ke mari, menunjukkan tempat yang salah, dan memperbaikinya? Padahal kami
telah bersusah paya selama berminggu-minggu. Kami telah mendapat perintah dari
panglima tertinggi untuk membuat dan memelihara alat-alat ini supaya selalu
berjalan baik dan melakukan siaran tetap. Tapi, kami tidak bisa. Itu di luar
kemampuan kami. Bagaimana Anda bisa melakukannya?”
Saya duduk baik-baik di kursi. “Saya senang Anda
menanyakan hal itu. Karena dalam perjalanan menuju ke mari, saya telah berdoa
untuk itu. Dan Tuhan telah memperlihatkan pada saya apa yang harus saya
lakukan.”