Mengenang Dr Richard Teo Keng Siang (1972 – 2012)
(Naskah asli : The memorial of Dr Teo Kek Siang (1972 – 2012) –
Singapore at HeavenAdrress Online Memorial)
Diterjemahkan secara bebas oleh Ong Po Han
————————————————————————————–
Mengenang
Dr. Teo Kek Siang (1972 – 18 Oktober 2012)
Tulisan ini merupakan transkrip dari rekaman saat Dr.
Richard Teo (seorang milioner dan dokter bedah kosmetik berumur 40 tahun) memberi
kesaksian pada persekutuan Dental Christian Fellowship, tanggal 24 November
2011, 8 bulan setelah dia didiagnosa menderita kanker paru-paru stadium 4. Dr.
Richard ingin membagikan kesaksian ini kepada setiap kita. Terjemahan ini juga dimaksudkan untuk
mendukung keinginannya tersebut.
LATAR
BELAKANG
Hai, Selamat pagi semua! Suara saya agak sedikit serak
karena pengaruh kemoterapi, jadi mohon bersabar. Saya bermaksud memperkenalkan
diri terlebih dahulu. Nama saya Richard, saya adalah teman Danny, yang
mengundang saya ke sini.
Saya adalah hasil produk masyarakat dewasa ini.
Sebelum ini, saya membicarakan bagaimana media mempengaruhi kita, dll. Jadi
saya gambaran dari hasil produk yang dikatakan media-media. Dari muda, saya
selalu terkesan dan terpengaruh oleh pandangan bahwa berbahagia artinya menjadi
sukses. Dan untuk menjadi sukses, caranya dengan menjadi kaya. Jadi saya menganut
paham ini dalam menentukan arah hidup saya.
Saya berasal dari keluarga miskin. Di masa lalu, saya
memiliki jiwa yang senang bersaing, baik dalam olahraga, pelajaran dan
kepemimpinan. Saya ingin menang pada semua bidang itu. Saya telah mengalaminya
dan sudah tamat. Namun akhirnya, semua berujung pada duit.
Jadi pada tahun-tahun terakhir ketika menjadi peserta
pelatihan di bagian ophthalmology (ilmu pengobatan mata,red), saya jadi tidak
sabaran ingin cepat-cepat seperti teman-teman yang punya timbunan uang karena sudah
melakukan praktek pribadi. Sedangkan saya masih mandeg sebagai seorang peserta
pelatihan.
Sehingga saya katakan, “Cukup! Sudah kelamaan!”. Saat
itu kebutuhan akan ahli kecantikan sedang mencapai puncaknya. Anda tentu masih
ingat, perawatan kecantikan sangat laris beberapa tahun lalu, dan saya mencium banyak
uang di sana. Sayapun kemudian memutuskan, “Lupakan ophthalmology, saya akan
melakukan perawatan kecantikan”. Dan sayapun kemudian pindah haluan.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang memandang
sebelah mata bila penghasilan kita hanya rata-rata. Bagi mereka yang hebat
adalah para selebriti, politikus, orang kaya dan terkenal, orang yang berhasil.
Jadi saya juga ingin seperti itu. Saya pun langsung mendalami bidang bedah
plastik ini.
Sebelumnya masyarakat tidak mau mengeluarkan uang
meskipun saya melakukan hal-hal luar biasa. Untuk biaya di atas $30, mereka
akan mengomel “Wah, dokter ini mahal sekali”. Mereka bersungut-sungut dan tidak
senang. Tetapi orang yang sama bersedia membayar $10,000 untuk keperluan sedot
lemak. Jadi saya pikir “Baiklah, berhenti menyembuhkan orang. Saya akan menjadi
ahli kecantikan; seorang ahli kecantikan dengan latar belakang medis”.
Maka itulah yang saya lakukan – sedot lemak,
pengencangan payudara, bedah alis mata, apa aja saya lakukan. Dan uangnya berjibun.
Masa tunggu pasien di klinik, ketika saya mulai, dimulai dengan 1 minggu, 1
bulan, lalu menjadi 2 bulan, kemudian 3 bulan untuk bisa dilayani. Kebutuhan
akan hal ini sedemikian besar sehingga menimbulkan antrian sedemikian itu.
Wanita-wanita malang – ingin hidup enak!
Jadi klinik saya berkembang. Saya bangga sekali, dari
1 dokter, saya memperkerjakan 2, kemudian 3, 4 dokter dan terus bertambah.
Tidak ada yang kata ‘cukup’. Saya ingin lebih dan lebih. Sehingga kemudian kami
juga membuka klinik di Indonesia untuk melayani ibu-ibu kaya di sana. Kami
membuka klinik, membentuk tim di Indonesia, supaya semakin banyak pasien dari Indonesia
yang datang.
Jadi semuanya berjalan sangat baik. Saya berhasil! Giliran
saya sudah tiba! Sekitar bulan February tahun lalu, saya berkata “Ok, tabungan saya
berlimpah, sekarang sudah saatnya memiliki Ferrari”. Saya siap untuk membelinya.
“Ok! Sayapun memiliki Ferrari”. Saya melakukan investasi dalam tanah,
bersama-sama dengan teman-teman. Saya memiliki teman seorang bankir yang
memiliki penghasilan $5 juta setahun. Jadi saya pikir “Yuk kita sama-sama membeli
tanah dan membangun rumah kita di situ”
Saya sedang berada di puncak, dan siap untuk
menikmatinya. Pada saat yang sama, teman saya Danny mengalami kebangunan rohani.
Ia bersama-sama dengan beberapa teman dekat saya mulai ke gereja. Mereka
mengatakan, “Richard, ayo ikut, kita kembali ke gereja”.
Saya telah menjadi Kristen selama 20 tahun, saya
dibaptis 20 tahun lalu, tetapi saya melakukannya karena saat itu menjadi
Kristen adalah tren, keren. Semua teman-teman saya juga menjadi Kristen. Hal
itu sangat bergaya. Keren! Saya ingin dibaptis karena kalau mengisi formulir,
saya bisa mengisi Kristen di formulir isian – rasanya keren. Pada kenyataannya,
saya bahkan tidak memiliki Alkitab, saya tidak tahu apa itu Alkitab.
Saya ke gereja sebentar. Setelah beberapa lama, saya jadi
bosan! Saya katakan saatnya ke NUS (red: National University of Singapore), berhenti
ke gereja. Banyak hal yang perlu saya kejar di Universitas itu – para pemudinya,
pelajaran, olah raga dll. Saya bisa mencapai semua itu tanpa bantuan Tuhan,
jadi siapa yang perlu Tuhan? Saya bisa mencapainya sendiri.
Dalam kesombongan saya. Saya mengatakan ke mereka,
“Kamu tahu apa? Kamu bilang ke pendeta mu untuk mengubah jam ibadah menjadi pk 14:00.
Saya akan mempertimbangkan untuk ke gereja”. Alangkah sombongnya!
Dan saya katakan satu kalimat tambahan – yang hingga
kini, saya tidak tahu apakah saya menyesali mengatakannya – saya katakan ke
Danny dan teman-teman saya, “Jika Tuhan benar-benar menginginkan saya kembali
ke gereja, IA akan memberikan tanda ke saya”. Dan benar, 3 minggu kemudian,
saya kembali ke gereja.
HASIL
DIAGNOSA
Pada bulan Maret 2011, ketika saya sedang berlari-larian
(karena saya ini penggila fitness dan
selalu pergi ke pusat kebugaran, berlari, berenang 6 hari seminggu ). Tiba-tiba
punggung saya terasa sakit. Itu saja yang saya rasakan, tetapi tidak hilang-hilang.
Sehingga kemudian saya pergi untuk memeriksakan diri dan melakukan MRI (red:
Magnetic Resonance Imaging). Dan sehari sebelumnya, saya masih ke pusat
kebugaran, melakukan angkat beban, dan lain-lain. Dan keesokan harinya, mereka
menemukan separuh tulang belakang saya mengalami pergantian tulang sumsum (bone
marrow replacement). Saya berteriak, “Hah, maaf, apa itu?”
Saya melakukan PET Scan keesokan harinya yang
mendiagnosa bahwa saya memiliki kanker paru-paru mematikan stadium 4B. Kanker
itu sudah menyebar ke otak, separuh tulang belakang, seluruh paru-paru saya
penuh dengan tumor, juga hati, ginjal…
Saya katakan, “Gak mungkin, saya baru saja ke pusat
kebugaran semalam, ada apa sih?” Saya yakian kalian bisa mengerti bagaimana
rasanya – meskipun saya tidak yakin kalian benar-benar memahami bagaimana
rasanya. Sesaat saya serasa berada di puncak, hari berikutnya, berita ini
datang, dan saya benar-benar tidak berdaya. Dunia saya serasa jungkir balik.
Saya tidak bisa menerimanya. Saya memiliki ratusan
sanak saudara dari kedua pihak baik dari ibu maupun ayah. Ratusan dari mereka
tidak ada seorangpun yang menderita kanker. Dalam pikiran, saya berasal dari keturunan
yang baik. Saya tidak seharusnya mengalami hal ini. Beberapa keluarga saya
perokok berat. Kenapa saya yang kena kanker paru-paru? Saya tidak terima.
PERTEMUANNYA
DENGAN TUHAN
Hingga keesokan hari, saya masih tidak bisa menerima
hal ini, tidak bisa mengakui apa yang terjadi. Saya berbaring di ruang operasi
rumah sakit, untuk melakukan biopsi (untuk histology). Saya masih terbaring di
ruang operasi ketika proses biopsi selesai. Perawat dan dokter sudah pergi dan
mengatakan kepada saya untuk menunggu 15 menit sebelum melakukan pengecekan sinar-X
untuk memastikan tidak ada gagal paru-paru (suatu komplikasi)
Di sana, saya berbaring di meja operasi, menatap
kosong ke langit-langit ruang operasi yang sepi dan dingin. Tiba-tiba saya
mendengar suara dari dalam diri saya, bukan dari luar. Dari dalam. Suara hati
yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Dan ia mengatakannya secara spesifik,
“Hal ini terjadi pada dirimu, pada saat puncak hidupmu, karena hanya dengan
begini kamu akan mengerti”
Saya katakan, “Hah, kok bisa begini?”. Kalian tahu
kan, kalau kalian berbicara dengan diri sendiri, kalian akan mengatakan, “OK,
jam berapa saya akan meninggalkan tempat ini? Kemana saya makan malam sesudah
ini?” Kalian akan berbicara dari sudut pandang orang pertama. Kalian tidak akan
mengatakan, “Mau kemana KAMU setelah ini?”
Sementara jika suara itu datang dari sudut pandang
orang ketiga. Ia akan mengatakan, “Hal ini terjadi pada diriMU, pada saat
puncak hidupMU, karena hanya dengan begini KAMU akan mengerti”.
Pada saat itu, emosi saya meluap dan saya luluh dan
menangis, sendiri disana. Dan kemudian saya tahu, secara bersamaan, apa maksud
dari: hanya inilah caranya.
Karena saya sudah sedemikian sombong akan diri
sendiri, selama hidup, saya tidak membutuhkan orang lain. Saya memiliki bakat,
mengapa saya perlu orang lain? Saya begitu merasa pasti tidak mungkin berpaling
ke Tuhan.
Bahkan, jika saja saya didiagnosa menderita kanker
stadium 1 atau 2, saya akan sibuk mencari ke sana ke mari ahli bedah jantung
dan dada (cardiothoracic) terbaik, membuang sebagian lobus di paru-paru
(melakukan lobectomy), melakukan pencegahan melalui kemoterapi… Kemungkinan
untuk sembuh sangat besar. Siapa perlu Tuhan? Tetapi kanker saya stadium 4B.
Tidak ada manusia yang bisa menolong, kecuali Tuhan.
Serangkaian peristiwa terjadi kemudian. Saya masih
juga belum percaya. Hanya karena suara hati itu, saya menjadi percaya, berdoa,
dll??. Tidak, saya tidak percaya!!. Bagi saya, itu mungkin saja memang ada suara-suara,
atau mungkin juga saya berbicara dengan diri saya sendiri. Omong kosong cerita
beginian.
Apa yang terjadi kemudian adalah ketika saya sedang
dalam taraf persiapan kemoterapi. Prosesnya dimulai dengan radiasi seluruh
otak, memerlukan waktu sekitar 2 – 3 minggu. Sementara itu mereka mempersiapkan
saya untuk menjalani kemoterapi, tambahan terapi lainnya dll
Salah satu hal yang mereka lakukan untuk kemo adalah
apa yang disebut dengan Zometa. Zometa – digunakan untuk memperkuat tulang, Begitu
sumsum tulang disembuhkan dari sel-sel kanker, dia menjadi kosong, jadi
diperlukan Zometa untuk memperkuat tulang untuk mencegah kerapuhan tulang
karena tekanan.
Salah satu efek samping Zometa adalah dia akan
menyebabkan osteonecrosis (kematian tulang) dari rahang, dan saya harus
mencabut gigi bungsu (geraham) saya. Dulu, gigi bungsu (geraham) bagian atas
saya sudah dibuang, karena mengganggu sekali. Sedangkan yang bagian bawah tidak
mengganggu sehinga saya katakan, “Lupakan saja, biarin”. Jadi, Danny mengajukan
diri untuk mencabutnya.
Jadilah saya, berbaring di kursi dokter gigi,
bertanya-tanya dalam hati, setelah mengalami semua efek dari radiotherapy,
sekarang masih harus mengalami operasi pencabutan gigi bungsu (geraham)??.
Seakan-akan sudah tidak sanggup lagi mengalami lebih banyak penderitaan,
sayapun bertanya ke Danny, “Eh bro, ada cara lain gak? Bisa gak saya tidak
menjalani hal ini?”.
Ia mengatakan, “Ya, kamu bisa berdoa.”
Saya katakan, “Apa ruginya? OK lah, berdoa lah!” Dan
kamipun berdoa. Setelah itu saya menjalani ronsen. Semua ada disana. Peralatan
dan semuanya. Dan alamakkk…, hasil ronsen menunjukkan tidak ada gigi bungsu
(geraham) di rahang bawah saya. Saya tahu sebagian besar memiliki 4 gigi bungsu
(geraham), mungkin beberapa tidak memilikinya, tetapi yang kehilangan 1 atau 2
gigi geraham, setahu saya tidak biasa.
Saya masih tidak bergeming, “Ah, bodo amat.” Bagi saya,
selama saya tidak perlu mengalami pencabutan gigi bungsu (geraham) , saya
bahagia. Hingga saat itu, saya masih belum percaya dengan doa. Mungkin hanya
kebetulan saja.
Saya masih tetap bertemu dokter spesialis kanker dan
bertanya “Berapa lama waktu yang saya miliki?”. Dia mengatakan tidak lebih dari
6 bulan. Saya katakan, “Kalo dengan kemoterapi?”
“Sekitar 3 – 4 bulan”, katanya.
Saya tidak bisa menerimanya. Terlalu sulit bagi saya.
Dan bahkan selama menjalani radiotherapy, saya masih berjuang setiap hari,
terutama ketika bangun tidur, berharap semua ini hanya mimpi buruk, dimana
ketika saya bangun, semua sudah berlalu.
Selama saya berjuang, hari demi hari, saya mengalami
depresi, yang merupakan salah satu bentuk pengingkaran, Tapi untuk satu alasan,
saya tidak tahu kenapa. Suatu waktu saya seharusnya menemui dokter spesialis
kanker. Pada pukul 14:00, tiba-tiba saya merasakan begitu nyaman. Perasaan itu
begitu meluap-luap. Tanpa alasan yang jelas. Hal ini terjadi ketika saya
bersiap-siap mengganti pakaian untuk menemui dokter spesialis kanker saya. Saya
pun menyampaikan pesan melalui whatsapp
(aplikasi instant messaging) ke semua teman “Bro, tiba-tiba saya merasa sangat nyaman.
Saya tidak tahu alasannya, terjadi begitu saja.”
Dan hanya beberapa hari, atau minggu setelah itu,
Danny mengatakan ke saya bahwa ia berpuasa 2 hari bagi saya dan dia melakukan
tawar-menawar dengan Tuhan. Dia menyelesaikan puasanya tepat, pukul 14:00 ketika sensasi luar biasa itu menghinggapi
saya. Dan saya tidak tahu dia berpuasa untuk saya. Dan ketika dia menyelesaikan
puasanya, saya mengalami sensasi itu. Wah, kok rasanya kebetulan sekali. Saya
mulai agak sedikit percaya, tetapi belum sepenuhnya. Hari demi hari berlalu,
saya menyelesaikan radioterapi saya sekitar 2 minggu lebih. Selanjutnya saya siap
untuk menjalani kemoterapi. Jadi mereka membiarkan saya untuk beristirahat
beberapa hari.
Coba perhatikan, kanker paru-paru memiliki tingkat
kematian tertinggi. Jika kita jumlahkan kematian akibat kanker payudara, kanker
usus dan kanker prostat (tiga dari sedikit kanker yang paling sering diderita oleh
penduduk Singapura), jumlahnya masih di bawah kanker paru-paru! Penyebabnya
sederhana, anda tahu sendiri, anda bisa membuang/mengoperasi prostat, usus,
payudara tapi tidak mungkin membuang paru-paru.
Tetapi ada sekitar 10% pasien penderita kanker paru-paru
yang mengatasinya dengan baik, karena mereka memiliki mutasi khusus. Kami
menyebutnya mutasi EGFR. Dan itu terjadi hanya pada para wanita Asia yang tidak
merokok selama hidupnya.
Saya, pertama, adalah pria. Kedua, saya perokok sosial.
Saya mengisap satu batang rokok sehari setelah makan malam; akhir pekan, ketika
teman-teman menawari saya, saya juga mengisapnya. Saya perokok ringan, bukan
perokok berat. Tetap saja, dokter spesialis kanker saya tidak berharap saya
akan memiliki mutasi itu.
Kemungkinan itu terjadi padai saya adalah hanya 3 –
4%. Oleh karena itulah saya diutamakan untuk menjalani kemo. Namun melalui
pendoa yang intensif, seperti Danny, orang-orang yang bahkan saya tidak kenal,
hal itu terjadi. Pada saat saya menunggu kemo, hasil dari pemeriksaan
menunjukkan EGFR saya positif. Saya berseru, “Hore, berita baik!” Karena saya
tidak perlu lagi menjalani kemo. Sekarang sudah ada tablet minum yang bisa
digunakan untuk mengendalikan penyakit ini. Hanya supaya bisa memberikan
gambaran, ini adalah hasil CT Scan paru-paru saya sebelum dilakukan perawatan.
SEBELUM DAN SESUDAH
Setiap titik di sana adalah tumor. Kalian bisa melihat
semua metastasis (penyebaran kanker) di sana. Ini hanya satu bagian. Ternyata saya
memilikinya di kedua paru-paru saya, dan secara nyata saya memiliki ribuan
tumor. Oleh karena itulah dokter spesialis kanker saya mengatakan, meskipun
dengan kemo, paling lama bertahan 3 – 4 bulan.
Tetapi, karena mutasi ini, saya bisa menggunakan obat
minum. Inilah apa yang terjadi setelah perawatan 2 bulan. Seperti yang kalian
lihat di bagian sana; ini yang Tuhan bisa lakukan. Dan karena itulah saya masih
di sini memungkinkan saya untuk memiliki kesempatan berbagi. Seperti yang anda
lihat di sini, perbedaan antara sebelum dan sesudah perawatan.
Pada titik itu, saya mengatakan, “Yah, sudah bisa
diduga kan? Obatnya memang bagus.”
Saya mash belum percaya. Yah, orang-orang itu berdoa
bagi saya dan angka penanda tumor mulai turun. 90% tumor dibersihkan, dan angka
penanda tumor turun lebih dari 90% beberapa bulan kemudian .
Tapi, kalian tahu, sekali kalian memiliki pengetahuan
klinis, memahami statistik. Selamat setahun, selamat dua tahun; mengetahui hal
ini bukan hal yang menyenangkan. Karena kalian hidup dengan pengetahuan bahwa
bahkan dengan semua ini, sel-sel kanker sangat tidak stabil, mereka terus
bermutasi. Mereka akan mengatasi dan menjadi kebal terhadap obat-obatan, dan
kemudian anda akan kehabisan obat.
Jadi hidup dengan pengetahuan seperti ini adalah
perjuangan mental yang luar biasa, penyiksaan mental yang hebat. Kanker bukan
hanya perjuangan fisik, namun siksaan mental yang luar biasa. Bagaimana kalian
bisa hidup tanpa memiliki harapan? Bagaimana kalian bisa hidup tanpa bisa
merencanakan hidup beberapa tahun ke depan? Dokter spesialis kanker mengatakan
untuk tegar menghadapi 1 – 2 bulan ke depan. Jadi begitu banyak perjuangan yang
saya lalui: Maret, kemudian April. April adalah titik terendah saya, saya
mengalami depresi mendalam, berjuang bahkan ketika saya dalam tahap
penyembuhan.
PENERIMAAN DAN KEDAMAIANNYA
Pada suatu siang hari, saya terbaring di ranjang,
mempertanyakan Tuhan, “Mengapa? Mengapa saya harus mengalami penderitaan ini?
Mengapa saya harus mengalami kesusahan, perjuangan ini? Mengapa saya?”
Ketika saya tertidur, dalam keadaan mimpi, muncul
visi, yang mengatakan Ibrani 12:7-8
Coba kalian bayangkan, pada saat itu, saya tidak
membaca Kitab Suci. Saya tidak punya bayangan apa itu Ibrani. Saya bahkan tidak
tahu ada berapa bab disana. Benar-benar buta. Tetapi secara khusus dikatakannya
Ibrani 12:7-8.
Saya tidak terlalu banyak memikirkannya. Saya
melanjutkan tidur saya. Kemudian saya bangun dan saya mengatakan, “Apa ruginya?
Coba lihat!”. Danny sudah membelikan saya Alkitab; masih cukup baru.Saya
katakan, “Ok, coba saja.” Jadi saya balik-balik Perjanjian Lama. Ibrani
terdengar seperti kuno bagi saya, jadi mestinya di Perjanjian Lama kan? Jadi
saya balik-balik Perjanjian Lama. Tidak ada Ibrani disana. Saya sangat kecewa.
Kemudian saya berkata, “Mungkin di Perjanjian Baru,
coba lihat!”. WOW – Perjanjian Baru, ada Ibrani disana! Disitu, Ibrani 12:7,
mengatakan, “Jika kamu harus menanggung
ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang
tidak dihajar oleh ayahnya?.”
Saya berkata, “WAH! Datang dari mana ini?” Saya merasa
bulu kuduk saya berdiri semua. Saya katakan, “Gak mungkin!”. Maksud saya,
bagaimana mungkin, seseorang yang tidak pernah membaca Kitab Suci, mengalami
visi dari satu ayat Alkitab, yang langsung menjawab pertanyaan saya?
Saya merasa Tuhan memanggil saya secara langsung
ketika saya tertidur, berjuang, mempertanyakan Tuhan, “Mengapa saya harus
menderita? Mengapa saya harus menderita seperti ini?” Dan Tuhan menjawab.
Pada titik ini, kemungkinan hal ini terjadi bahkan
lebih kecil dari kejadian EGFR saya yang menjadi positif. Tidak mungkin, dari
puluhan ribu ayat di Alkitab, hanya muncul satu ayat ini?
Sehingga pada saat ini, saya menyerah dan percaya,
“KAMU MENANG! KAMU MENANG!”
OK, saya yakin sekarang. Dan sejak saat itu, saya
mulai percaya akan Tuhan. Dan saat terakhir saya mendengar suara hati itu
adalah akhir April. Dan suara hati itu, hal yang sama, terjadi pada siang hari,
ketika saya tertidur (kali ini saya tidak berjuang, hanya jatuh tertidur).
Dalam kondisi setengah tidur, saya mendengar IA berkata, “Bantu orang lain
dalam penderitaan.”
Hal ini lebih mirip perintah, daripada pernyataan. Dan
itulah ketika saya melakukan perjalanan ini, saya membantu orang lain dalam
penderitaan. Dan saya menyadari penderitaan bukan hanya mengenai menjadi
miskin. Bahkan mungkin banyak orang miskin yang mungkin lebih berbahagia
daripada kita di sini. Mereka lebih mudah gembira dengan apapun yang mereka
miliki, mungkin mereka lebih berbahagia.
Penderitaan bisa terjadi pada orang kaya; bisa
penderitaan fisik, penderitaan mental, sosial dll. Dan juga setelah beberapa
bulan terakhir, saya mulai memahami apa artinya kegembiraan sejati. Dulu, saya
mengganti hal ini dengan mengejar kekayaan. Saya pikir kesenangan sejati adalah
mengejar kekayaan. Mengapa? Coba bayangkan, ketika berbaring di ranjang
kematian, saya tidak menemukan kesenangan sedikitpun dari barang apapun yang
saya mliki – Ferrari saya, bayangan membeli tanah untuk membangun vila,
memiliki bisnis yang sukses dll.
Semua membawa saya ke kehampaan, ZERO comfort, ketidaksenangan, ZERO
joy, tidak ada apa-apa. Apakah menurut anda saya bisa memeluk Ferrari saya
dan memberikan kesenangan sejati? Tidak, tidak akan terjadi!
Kegembiraan sejati datang dari interaksi dengan orang
lain. Dan seringkali, itu hanya kebanggaan sesaat, pada masa lalu. Ketika
kalian mengejar kekayaan, Tahun Baru Imlek adalah waktu yang paling tepat untuk
itu. Mengendarai Ferrari, memamerkan ke sanak saudara, ke teman-teman,
berkeliling-keliling, dan menurut anda itukah kegembiraan sejati?
Menurut anda orang yang menjual Ferrari kepadamu
berbagi kesenangan dengan anda?
Dan sanak saudara kalian, wooww, mereka berbagi
kegembiraan denganmu?
Pada kenyataannya, apa yang anda lakukan adalah
membangkitkan iri hati, kecemburuan dan bahkan benci.
Mereka sedang tidak berbagi kesenangan dengan anda,
dan yang saya rasakan adalah kebanggan sesaat yang WOW, Saya punya sesuatu yang
tidak anda miliki!
Dan saya pikir itulah kesenangan, kegembiraan, JOY!
Jadi apa yang kita miliki pada dasarnya adalah
kebanggaan sesaat melalui kesengsaraan orang lain. Dan itu bukan kesenangan
sejati. Dan saya tidak merasakan kesenangan sama sekali di ranjang kematian
saya, memikirkan Ferrari saya – memeluknya, menyayanginya ????
Kesenangan sejati saya temukan dari interaksi dengan
orang lain. Beberapa bulan terakhir saya begitu terpuruk. Interaksi dengan
orang yang saya cintai, teman-teman, saudara-saudara (i) saya dalam Kristus,
saudari2 dan hanya dengan itu saya termotivasi, terangkat. Berbagi
penderitaanmu, berbagi kebahagiaanmu – itulah Kebahagian Sejati.
Dan tahukah kalian apa yang membuatmu tersenyum? Kebahagiaan
sejati datang dari menolong orang lain dalam penderitaannya, dan karena saya
telah mengalaminya, saya tahu apa artinya penderitaan. Bahkan, ada beberapa
pasien penderita kanker yang mengatakan ke saya berkali-kali, orang-orang
datang dan mengatakan ke mereka, “Tetap positif, tetap positif” Ya, betul.
Kalian mencoba menjadi seperti saya dan berusaha positif! Kalian tidak tahu apa
yang kalian katakan. Tetapi saya memilikinya, saya mengalaminya. Menemui sesame
penderita kanker, berbagi dengan mereka, memberi mereka semangat. Dan saya
tahu, karena saya mengalaminya, akan lebih mudah mengatakannya ke mereka.
Dan yang paling penting, saya rasa kegembiraan sejati datang
dari mengenal Tuhan. Bukan mengetahui tentang Tuhan – maksud saya, anda bisa
membaca Alkitab dan mengetahui tentang Tuhan –mengenal Tuhan secara pribadi,
memiliki hubungan dengan Tuhan. Saya rasa itu yang paling penting. Itu yang harus
dipelajari.
Jadi kalau saya simpulkan, semakin cepat kita
memprioritaskan tujuan hidup kita, semakin baik. Jangan seperti saya – saya
tidak punya pilihan lain. Saya harus belajar dengan cara yang menyakitkan. Saya
harus kembali ke Tuhan, berterima kasih kepadaNYA untuk kesempatan ini karena
saya telah 3 kali mengalami kecelakaan berat sebelumnya – kecelakaan mobil.
Anda tahu, kecelakaan-kecelakaan mobil sport itu –
saya selalu mengebut, tetapi tidak tahu bagaimana saya selalu selamat, bahkan
dengan kondisi mobil jungkir balik. Dan saya seharusnya tidak memiliki
kesempatan. Siapa tahu, saya tidak tahu kemana lagi akan pergi! Meskipun saya
sudah dibaptis, itu hanya untuk pamer, tetapi kenyataannya semua ini terjadi
untuk memberikan saya kesempatan kembali kepada Tuhan.
Beberapa hal yang saya pelajari:
1 Percayalah Tuhan Allah kita dengan sepenuh hati –
ini sangat penting
2. Mencintai dan melayani sesama, bukan hanya diri
sendiri
Tidak ada salahnya menjadi kaya atau makmur. Saya rasa
sangat tidak apa-apa, karena Tuhan maha pemberkat. Banyak orang yang diberkati
dengan kemakmuran, tetapi masalahnya banyak dari kita tidak bisa mengendalikannya.
Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita mau.
Saya telah mengalaminya, semakin dalam lubang kita
gali, semakin terbenam kita di dalamnya, semakin hebat pula kita memuja
kekayaan dan kehilangan fokus. Bukannya memuja Tuhan, kita malah memuja
kekayaan. Itulah naluri manusia. Sangat sulit menghindarinya.
Kita semua professional, dan ketika kita memasuki
praktek pribadi, kita mulai membangun kekayaan – tentunya. Jadi menurut saya,
ketika kalian mulai membangun kekayaan dan kesempatan datang, ingatlah bahwa
semua itu bukan milik kita. Kita tidak benar-benar memilikinya atau berhak atas
kekayaan ini. Itu sebenarnya pemberian Tuhan ke kita. Ingatlah, jauh lebih
penting mencari Kerajaan Surga daripada mengejar kekayaan.
Lagipula, saya rasa saya sudah mengalami hal itu, dan
saya tahu bahwa kekayaan tanpa Tuhan adalah kosong. Lebih penting dari saat anda
mengisi kekayaan, kemudian sebagai professional, anda juga perlu mengisinya
dengan kekayaan Tuhan.
———————————————————————————————-
Dr Richard Teo Keng Siang sudah meninggalkan kita pada
tanggal 18 Oktober 2012 lalu, dengan sebuah kesaksian yang telah membukakan
banyak hati umat manusia yang tertutup oleh keduniawian.