Mengampuni Sehingga Dipulihkan
Apakah Anda yang mengenal orang pada foto di atas? Ibu ini bernama Kim Phuc. Dia
lahir di Trang Brang, Vietnam Selatan. Ibu ini adalah orang yang sama dalam
foto hitam putih yang menjadi latar belakang foto pertama. Foto itu diabadikan
pada tahun 1972 dan memenangkan hadiah pulitzer, sebuah penghargaan karya foto
jurnalistik yang diberikan Amerika Serikat kepada koran, junalisme, sastra atau
musik. Namun, apa yang terjadi pada saat itu? Ketika itu ia berumur
sembilan tahun, ia hidup dalam masa
peperangan di Vietnam dan pada saat itu, pasukan Vietnam Utara berhasil
menduduki desa Trang Brang, yang merupakan wilayah selatan itu.
.
Pada tanggal 8 Juni 1972 terjadilah suatu tragedi yang
menjadi sejarah penting dalam hidup Kim Phuch. Pada waktu itu pasukan Vietnam
selatan mengira bahwa penduduk sipil desa Trang Brang sudah dievakuasi dari
desanya. Mereka mengira desa tersebut hanya dihuni oleh pasukan militer Vietnam
Utara, sehingga mereka dengan gencar menjatuhkan bom-bom di desa tersebut untuk
menyerang pasukan Vietnam utara. Ternyata tanpa mereka ketahui ada beberapa
warga sipil yang masih bersembunyi di desa itu, salah satunya adalah Kim Puch.
Tepat di dekat tempat persembunyian mereka bom jatuh dan mengenai mereka.
Karena ledakan bom serta panasnya api akibat bom mereka semua berhamburan
keluar dari persembunyian mereka dan berlari ke tengah jalan. Di tengah
kekacauan itu Kim puch berlari telanjang, dan berteriak, “Panas, panas, panas
sekali.” Ia terkena luka bakar yang mengerikan di selurh punggungnya, sehingga ia
harus dirawat di Rumah sakit selama 14 bulan dan harus mengalami operasi
sebanyak 17 kali.
.Ternyata di balik tragedi menyedihkan ini, ada
seorang yang merasa sangat bersalah, dia adalah Pdt. John Plummer. Pada saat
serangan ke desa Kim Puch itu dilakukan, John Plummer adalah salah seorang yang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada rakyat sipil di daerah itu.
Dia berkata bahwa dia telah benar-benar memastikan bahwa tidak ada rakyat sipil
di daerah itu. Namun ternyata ia memberikan informasi yang kurang memadai dan
terjadilah kesalahan yang besar. Dia tidak mengetahui kalau masih ada rakyat
sipil yang bersembunyi di dalam kuil. Serangan itu menyebabkan luka bakar yang
sangat serius pada punggung Kim Puch, selain itu ia juga kehilangan dua orang
saudaranya. Plummer merasa sangat bersalah atas peristiwa yang terjadi dan ia
sangat menyesal melihat keadaan Kim Puch dan inginsekali meminta maaf
kepadanya.
.
Dua puluh lima tahun kemudian, dalam pertemuan Vietnam
Veterans Memorial di Washington DC, ternyata secara tak terduga Plummer melihat
Kim Phuc berbicara di depan podium. Pada saat itu Kim Puch memberikan
pernyataan pengampunan secara publik atas tragedi yang menimpa dia di Vietnam
di waktu lampau. Pada saat itu ia berkata,
“Jika saya bertemu dengan pilot pesawat yang menyerang desa saya, saya
akan berkata kepadanya, “Saya memaafkannya. Kita tidak dapat mengubah masa
lalu, namun saya berharap kita bisa bekerja sama untuk masa depan.” Pernyataan
Kim Puch sangat menyentuh hati Plummer, kemudian dia menulis artikel dalam
sebuah majalah tentang kisah ini, dia mengatakan: “She saw my grief, my pain,
my sorrow, she held out her arms to me and embraced me, all i could say was:
“I’m Sorry; I’m sorry” over and over again. At the time she was saying, “it’s alright,it’s
alright: I forgive, I forgive.”
Bertapa mengharukan ketika kita membaca kisah ini, dan
hal itu membuat kita bertanya-tanya, apa yang sebenarnya menyebabkan Kim Puch
dapat mengampuni orang yang menyebabkan tragedi buruk itu terjadi?” Dalam satu
wawancara di sebuah stasiun radio tahun 1950, ia menceritakan tragedi buruk
yang tidak akan pernah ia lupakan itu. Ia mengucapkan beberapa kalimat yang ia
ucapkan: “Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi saya ketika saya pulang dari
rumah sakit. Rumah kami hancur, kami kehilangan segalanya dan kami hanya
bertahan dari hari ke hari. Kemarahan di dalam diriku seperti kebencian
setinggi gunung. Aku membenci hidupku. Aku benar-benar ingin mati berkali-kali.
Kemudian aku menghabiskan siang hariku di perpustakaan untuk membaca banyak
buku-buku agama untuk menemukan tujuan hidup saya. Salah satu buku yang saya
baca adalah Alkitab. Pada Natal 1982, saya menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat pribadi saya. Itu adalah titik balik luar biasa dalam hidup saya. Allah
membantu saya untuk belajar mengampuni – pelajaran yang paling sulit dari semua
pelajaran. Ini tidaklah terjadi dalam sehari dan itu tidak mudah.. Tapi
akhirnya saya berhasil. Pengampunan membuat saya bebas dari kebencian. Saya
masih memiliki bekas luka yang banyak di tubuh saya dan menyisakan hari-hari
yang menyedihkan tetapi paling tidak hati saya telah dibersihkan. Bom kimia itu
memang sangat kuat, tetapi iman, pengampunan dan kasih jauh lebih kuat saya
rasakan dalam hidup saya. Tidak akan ada perang sama sekali jika semua orang
bisa belajar bagaimana hidup dengan cinta, pengharapan, dan pengampunan
sejati.”
Jika terjadi sebuah tragedi antar sesama manusia dan
telah memberkan luka-luka fisik atau batin, tidak akan pernah terselesaikan
jika tidak ada pengampunan diantara mereka. Hanya orang yang sudah pernah
menerima pengampunan yang dapat memberi pengampunan. Hanya orang yang sudah
pernah mendapatkan kemurahan yang dapat memberikan kemurahan kepada orang lain.
Kim Puch telah menerima pengampunan dari Tuhan, itulah yang memberikan
kemampuan kepadanya untuk mengampuni semua orang yang mengakibatkan penderitaan
dalam hidupnya dan negaranya. Ketika seseorang tidak mau melepaskan pengampunan
atas kesalahan orang lain, selama itu juga persaaan benci dan dendam akan
menguasainya bahkan membelenggunya. Mengampuni bukanlah hal yang mudah, namun
sesungguhnya jauh lebih sulit dan lebih berat jika seseorang tetap menyimpan
kesalahan orang lain dalam hidupnya. Sampai kapankah seseorang sanggup terus
menyimpan kepahitan itu, bukankah hal itu justru akan semakin menggerogoti
hidup orang yang menyimpannya? Kesembuhan dan pemulihan hanya akan terjadi jika
kita saling mengampuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar