http://id-id.facebook.com/notes/sinar-viktori-gemilang/kesaksian-john-newton-anugerah-allah-bagi-kelasi-yang-tidak-baik/149851068373016?ref=nf
Kesaksian John Newton: "Anugerah ALLAH bagi
Kelasi yang Tidak Baik"
oleh Sinar Viktori Gemilang pada 26 Agustus 2010 pukul
23:30 ·
Sambil bergumul melawan ombak-ombak yang kuat dan
puing-puing yang terapung-apung, John Newton berusaha berjalan sampai ke
geladak "Greyhound", kapalnya. Di sana ia membantu agar pompa-pompa
bekerja dan ikut serta membantu kelasi lainnya yang menimba air dengan
kebingungan serta menyumbat bagian-bagian yang bocor.
Pada jam sembilan pagi semua bagian yang bocor itu
telah dijejali selimut, sprei, serta kain-kain yang ditahan oleh papan-papan
yang dipaku di atasnya. Laut itu sedang mengganas dan kapal yang bocor itu
terombang-ambing dengan hebat. Kelasi-kelasi harus mengikatkan diri ke geladak
agar jangan terhempas keluar kapal.
Badan John
Newton sakit karena kepayahan. Hampir tanpa berpikir lagi ia memohon,
"Tuhan, kasihanilah kami." Tiba-tiba otaknya yang dingin karena takut
tersentak menjadi sadar. Ia tidak pernah berdoa sejak masa kanak-kanaknya.
Apakah Allah -- seandainya Allah itu ada, dan John Newton merasa ragu-ragu
bahwa Ia memang ada -- berbelas kasihan kepada seorang pengumpat Tuhan?
Walaupun para
pelaut kapal-kapal dagang Inggris dikenal dengan ketidaksalehannya, nakhoda
kapal itu baru saja beberapa hari sebelumnya meminta agar Newton menghentikan
sumpah serapahnya yang mengerikan. Kata-kata yang diucapkan Newton bukan
sumpah-sumpah biasa yang diucapkan oleh seorang pelaut sungguh-sungguh.
Kutukan- kutukannya menyatakan reaksinya yang serentak melawan paham tentang
Allah.
Setelah
ucapannya yang mengherankan itu, si pengumpat di kapal itu meninggalkan bagian
pompa untuk menggantikan nakhoda pada kemudi. Setiap kali kapal itu bergerak
masuk ke dalam pusaran air, Newton takut bahwa mereka mungkin tidak dapat
melepaskan diri dari maut. Tetapi, laut Atlantik yang mengganas itu akhirnya
tenang kembali. Setelah itu, ia pergi ke kamar dan menjatuhan diri ke tempat
tidurnya.
Pada saat ia
mengambil alih tugas di kemudi lagi, Newton memperhatikan bahwa hampir semua
layar kapal itu robek dihembus angin. Angin bertiup melalui tiang-tiang kapal
yang rapuh, yang menyebabkan kapal itu hampir tidak mungkin dapat berlayar.
Tujuh hari
berlalu dan tidak ada daratan yang tampak. Persediaan makanan menyusut sampai
hanya tinggal beberapa ekor ikan yang diasinkan saja. Lalu, ada seorang pria
meninggal. Nakhoda kapal yang cemas itu memanggil kelasi-kelasi berkumpul.
Sambil memandang kepada Newton, ia berkata, "Kamu semua tahu aku membawa
pemuda ini dari pantai Afrika untuk dibawa pulang kepada ayahnya. Aku anggap ia
tahu cara-cara berlayar karena ia pernah mengemudikan kapal budaknya sendiri.
Tetapi, sejak ia menjadi pembantuku, yang kita hadapi tak lain hanya kesukaran,
kesukaran, dan kesukaran."
"Ya, Kapten, benar!" teriak seorang awak
kapal yang ada bekas luka di wajahnya.
"Ia berkata bahwa ia seorang yang tidak mengakui
ajaran agama. Aku tahu ayahnya tidak pernah mengajarkannya seperti itu. Sumpah
serapahnya cukup membuat laut itu mengamuk. Seperti Yunus di dalam Alkitab,
saya kira ia merupakan laknat bagi kita."
John Newton mengendurkan otot-ototnya yang tegang dan
mundur ke belakang pada saat para kelasi itu membelalak kepadanya dengan cara
yang menuduh. Mereka tidak akan melemparkannya ke laut. Atau, apakah mereka
akan melemparkannya ke laut? Ia membalas membelalak kepada nakhoda itu.
"Kita akan
tunggu," kata nakhoda tua itu akhirnya. "Tetapi John Newton, kamu
lebih baik ikut dengan kami dalam doa jika kamu ingin selamat."
Newton dengan diam-diam melangkah kembali ke tempat
tugasnya. Sebuah ayat Kitab Suci yang telah didengarnya pada waktu ia masih
anak-anak timbul dalam pikirannya. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Lukas 11:13)
"Ya Allah, jika Engkau benar," ia berdoa
dengan giginya yang terkatup, "Engkau pasti menepati janji-Mu. Sucikanlah
hatiku yang kotor ini."
Empat minggu kemudian dalam bulan April tahun 1748,
Greyhound memasuki sebuah pelabuhan di Irlandia dengan susah payah. Newton
pergi ke gereja dan di sana ia mengakui dan menerima Kristus sebagai
Juruselamatnya.
Orang yang
semula tidak mau mengakui ajaran agama dan selalu mengumpat itu menjadi seorang
pengkhotbah Injil Tuhan yang penuh kuasa. Kesaksiannya diungkapkan dalam puisi
religi. Sajak terbaik yang mengungkapkan keselamatannya sebagai sebuah lagu
pujian kesayangan orang-orang Kristen yang masih dinyanyikan sampai sekarang. -
"Amazing Grace" yang berarti
"Sangat Besar Anugerah-NYA!"
"Amazing grace how great Thou Art that save a
wretch like me. I once was lost but now I`m found. Was blind but now I
see." ~ "Sangat besar anugerah-Nya, yang tlah kuterima Dahulu aku
tersesat, kini kuselamat."
(Sumber: Buku "Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen
Bertemu dengan Kristus" - James C. Hafley/Yayasan Kalam Hidup, Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar