Manna Surgawi 300812
Pada suatu hari , Malcolm mengajak tunangannya
berjalan-jalan melewati hutan. Entah bagaimana mereka terjebak di antara seekor
induk beruang dan anak-anaknya. Induk beruang itu, karena ingin melindungi
anak-anaknya, mencengkeram tunangan Malcolm.Namun, Malcolm mempunyai keberanian
dan berhasil membebaskan tunangannya. Kemudian, induk beruang menangkap Malcom
dan meremukkan tulang di tubuhnya. Induk beruang mengakhiri serangan dengan
menancapkan cakarnya pada wajah Malcolm dan mencakar lurus hingga ke kepala
bagian belakang.
Ternyata Malcolm tetap hidup, selama delapan tahun ia
berulang-ulang menjalani operasi pemulihan. Namun, semua itu tidak cukup
menolongnya. Ia memandang dirinya sebagai si buruk rupa, dan tidak ingin lagi
tampil di hadapan umum. Hingga suatu kali Malcolm naik dengan kursi rodanya ke
atasp lantai sepuluh gedung pusat rehabilitasi. Ketika sedang bersiap-siap
untuk mendorong tubuhnya, ayahnya muncul dan berkata, “Malcolm, tunggu
sebentar.” Mendengar suara itu, Malcolm membalikkan badannya. Ayahnya berkata, “
Malcolm, setiap manusia memiliki bekas luka di suatu tempat yang
tersembunyi dalam dirinya. Rata-rata
mereka menyembunyikannya dengan senyuman, kosmetik, dan pakaian indah.
Kebetulan kau harus memakai bekas luka itu di bagian luar. Namun, kita semua
sama anakku. Kita sama-sama punya luka.”
Malcolm tidak mampu melompat. Tidak lama kemudian,
seorang teman membawakan beberapa rekaman kaset mengenai motivasi. Pada salah
sat kaset, dia menyimak kisah Paul Jeffers, yang kehilangan pendengaran pada
usia empat puluh dua tahun dan berhasil menjadi salah satu wiraniaga terkenal
di dunia. Pada saat Paul berkata, “Halangan diberikan kepada orang-orang biasa
agar mereka menjadi luar biasa,” Malcom berkata pada dirinya, “Itu kan saya.
Saya luar biasa!” Sejak saat itu, Malcolm memutuskan bekerja sebagai wiraniaga
asuransi, suatu pekerjaan yang menghadapkan dia pada penolakan berkali-kali.
Dia memutuskan untuk menjadikan kekurangannya yang utama sebagai modal. Setahun
kemudian, ia menjadi agen asuransi nomor satu di Vancouver.
Setiap orang memang memiliki keterbatasan, kelemahan,
dan pengalaman pahit yang bisa menghalanginya untuk maju. Rasul Paulus pun pernah mengalami hal tersebut, di mana ia
menyatakan ada duri dalam dagingnya. Namun ia tidak menjadikan kelemahan itu
sebagai penghalang baginya utnuk menjadi alat Tuhan. Saat ini, hal apa yang
menjadi penghalang dalam hidup kita untuk maju? Jangan menyerah, menyalahkan
Tuhan, atau menyalahkan orang lain. Sebab kasih karunia Tuhan cukup memberi
kemampuan bagi kita untuk menghadapi tantangan hidup ini. Tuhan dapat memakai
setiap penghalang untuk menjadikan kita pribadi yang tangguh, sebab di dalam
kelemahanlah kuasaNya akan nyata. Ucapkanlah syukur untuk segala hal yang terjadi
di dalam hidup kita!