Manna Surgawi 241211
Hampir tiap hari yang dijalani Amy Hagadorn tanpa menerima
cela dari teman-teman sekolahnya. Kalau tidak kata-kata celaan, teman-temannya
akan meniru Amy yang berjalan pincang karena ia mengidap celebral palsy. Setiap
hari Amy bergumul dengan intimidasi dari teman-temannya. Walaupun di dalam
kelas penuh dengan anak-anak, tapi ejekan-ejekan itu selalu membuat Amy merasa sendirian.
Waktu makan malam, ayahnya yang melihat Amy tertekan
mencoba menghangatkan suasana hati putrinya yang dingin dengan sebuah berita, “Di
sebuah stasiun radio ada perlombaan membuat permohonan di hari Natal. Amy,
cobalah menulis surat ke sana, siapa tahu kau memenangkannya.” Amy terlihat
bersukacita ketika mendengar hal itu.
Usai makan malam ia segera menulis keinginannya. Semua anggota keluarga mencoba
menebak permohonan Amy, beberapa mengira bahwa yang paling diinginkan Amy
adalah boneka Barbie setinggi satu meter. Namun, Amy merahasiakan permohonan
Natalnya.
Ribuan surat masuk ke radio WJLT, stasiun yang
mengadakan lomba permohonan Natal. Para karyawan stasiun radio itu bekerja
keras memaca permohonan-permohonan yang diinginkan oleh anak laki-laki dan perempuan dari
seluruh kota. Manajer Lee Tobin terharu saat membaca surat Amy yang berbunyi, “Nama
saya Amy. Saya berusia Sembilan tahun Saya mempunyai masalah di sekolah, dapatkah
Anda menolong saya? Anak-anak menertawakan saya karena cara saya berjalan,
berlari dan bicara. Saya menderita cerebral palsy. Saya hanya meminta satu hari
untuk dilewati tanpa ada orang yang menertawakan atau mengejek saya. Sayang selalu, Amy.” Hati
Manajer Lee Tobin tersentuh oleh keinginan Amy, ia tahu cerebral palsy adalah
kelainan otot yang tampak aneh bagi teman-teman sekolah Amy
Manajer Lee Tobin kemudian menelpon redaksi Koran local
yang keesokan harinya memuat foto Amy dan permohonannya. Suatu siang, tukang
pos singgah membawa amplop berbagai
ukuran yang dialamatkan kepada Amy. Surat itu datang dari anak-anak dan orang
dewasa dari seluruh negeri. Lebih dari 2.000 orang mengirimkan surat
persahabatan dan dukungan kepada Amy, tiap penulis mempunyai sebuah pesan
khusus baginya. Di sekolahnya, para guru dan murid berdiskusi tentang bagaimana
perasaan orang yang diejek. Bahkan, Walikota Fort Wayne menyatakan 21 Desember
sebagai Hari Amy Jo Hagadorn. Permohonan Amy “sehari tanpa celaan” kini
terpenuhi! Penerimaan adalah hadiah terindah bagi Amy.
Natal selalu berbicara tentang hadiah Bapa yang
memberikan Yesus sebagai hadiah terindah bagi manusia yang berdosa. Yesus yang
mulia lahir dalam kesederhanaan di kandang domba dan mati dipermalukan di atas
kayu salib, supaya kelak setiap umat tebusanNya tidak akan dipermalukan tetapi
dipermuliakan. Maknailah Natal sebagai momendi mata kita kembali mensyukuri
betapa lebar dan dalamnya kasih Bapa sorgawi bagi kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar