Manna Surgawi 291212
Brown adalah pria yang baik. Dia memiliki tiga anak,
Merry, John dan Peter. “Anak-anak, nenek kalian berencana akan datang
mengunjungi kita!” teriak Brown di tengah-tengah makan pagi mereka. “O ya,
kapan Pa?” tanya mereka. Mereka belum pernah sekalipun melihat nenek mereka. “Tidak
tahu kapan nenek datang. Di suratnya hanya dikatakan bahwa dia mau datang.
Begitu saja,” jawab Brown.
Musim dingin tiba dan seperti biasanya sekolah-sekolah
di Amerika libur pada musim dingin. Ini kesempatan bagi Merry, John dan Peter
untuk belajar bermain ski di bukit yang tidak terlalu tinggi yang letaknya
tidak jauh dari rumah mereka. “Merry, John sudah hampir siang nih, cepat bawa
perlengkapanmu, kita ke bukit itu!” teriak Peter I suatu pagi. Setelah siap,
mereka pun berlari kecil menuju bukit itu. Di tengah jalan, mereka melihat
seorang perempuan tua yang duduk di pinggir jalan. Sepertinya dia kepayahan
berjalan di atas salju yang mulai menebal dan dia kelihatannya lapar. “Ayo
cepat, tidak perlu diurusi perempuan tua itu!” teriak Peter ketika melihat
Merry dan John mulai mendekati perempuan tersebut. John terdiam sejenak dan
kelihatan ragu-ragu. Tetapi Merry tetap berlari kecil mendekati perempuan tua
itu. Berkali-kali Peter berteriak mengajak Merry dan John untuk melanjutkan
perjalanan ke bukit. John pun akhirnya mengikuti ajakan Peter. Sementara itu,
Merry bersikeras untuk menolong perempuan tua itu. “Ada yang bisa saya bantu?
Ibu mau ke mana” tanya Merry. “Tolong papah saya dan bawa saya ke rumah yang di
pojok itu,” jawabnya. Merry heran, sebab rumah yang dimaksud adalah rumahnya. Namun, dia tetap menuruti
permintaan perempuan itu. “Oh, kenapa berpakaian seperti ini?: kata Brown
sesaat setelah Merry dan perempuan itu sampai di rumah. “Memangnya siapa ibu
ini, Pa?” tanya Merry keheranan. “Ini nenek kalian,” kata Brown. Belum sempat
Merry bercerita, perempuan itu sudah menyahutnya, “Ya, saya sengaja tampil
seperti ini. Saya hanya ingin tahu tanggapan anak-anakmu” Perempuan tua itu
kelihatan senang ketika memandang Merry. Tetapi, dia menjadi sedih ketika
mengetahui tanggapan John dan Peter yang seper itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar