Yesus Gembala yang Baik.

Sabtu, 04 Juni 2016

Kesepian


Oleh : Anonim
(Buku : Kisah Kasih Allah, Alice Gray)

Bocah lelaki itu duduk berdempetan begitu rapat dengan seorang wanita bergaun abu-abu, sehingga setiap orang yakin ia anak wanita itu. Tak heran jika ketika anak itu tanpa sengaja menggerakkan sepatunya yang berlumpur ke rok berbahan halus yang dipakai seorang wanita di sebelah kirinya, wanita itu mencondongkan badannya dan berkata,”Maafkan saya, Ibu, tolong awasi putra kecil Anda. Ia mengotori rok saya dengan lumpur di sepatunya.”
            Wanita yang bergaun abu-abu itu agak tersipu-sipu dan mendorong anak itu menjauh.
            “Anak saya?”katanya. “Astaga, ia bukan anak saya.”
            Anak itu menggeliat dengan gelisah. Anak itu begitu kecil sehingga tidak bisa menjejakkan kakinya ke lantai, maka ia menjulurkan kakinya harus ke depan seperti gantungan, dan memandangi kakinya dengan malu.
            “Maaf, saya mengotori gaun Ibu,” katanya kepada wanita di sebelah kirinya. “Semoga bisa disikat bersih.”
            “Oh, tidak apa-apa,” jawab wanita itu. Kemudian, karena mata bocah itu masih menatapnya, ia menambahkan,”Apakah kamu pergi ke kota sendirian?”
            “Ya,Bu,” katanya. “Saya selalu bepergian sendiri. Tak ada yang bisa menemani saya. Ayah dan ibu saya sudah meninggal. Saya tinggal bersama Bibi Clara di Brooklyn, tapi katanya Bibi Anna juga punya kewajiban merawat saya, maka satu atau dua kali seminggu, kalau Bibi Clara capai dan ingin pergi ke suatu tempat untuk beristirahat, ia menyuruh saya tinggal bersama Bibi Anna. Sekarang saya akan ke sana. Kadang-kadang saya tidak menjumpainya di rumah, tapi kali ini saya harap ia ada di rumah, karena tampaknya hari akan hujan, dan saya tak ingin keluyuran di jalan pada saat hujan.”
            Wanita itu merasakan sesuatu menyekat di tenggorokkannya, dan berkata dengan suara gementar,”Engkau terlalu kecil untuk pergi sendiriain.”
            “Oh, itu tidak menjadi masalah buat saya,” kata bocah itu. “Saya tidak pernah tersesat. Hanya, kadang-kadang saya merasa kesepian waktu melakukan perjalanan jauh, sehingga ketika melihat seseorang yang saya suka dan saya rasa cocok menjadi anaknya, saya akan merapat kepadanya sehingga saya dapat berpura-pura seperti anakny. Pagi ini saya pura-pura menjadi anak ibu ini, sampai-sampai saya lupa menjaga kaki saya. Karena itulah, saya mengotori gaun Ibu.”

            Wanita itu merangkul bocah itu erat-erat sampai-sampai hampir menyakitinya. Ddan setiap wanita lain yang telah mendengar perkataan bocah yang begitu naif itu melihat bahwa tampak wanita itu tidak hanya akan membiarkan bocah itu mengusapkan sepatunya ke gaun terbaiknya, ia bahkan mengharapkan itu terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar