Dr. Gary & Barbara Rosberg
Pernikahan Anti cerai, Mengorbarkan Api Cinta untuk Membangun Pernikahan
yang Kokoh.
Mike, 17 tahun, adalah pemuda yang berorientasi pada tujuan. Di sekolah ,
ia menaruh perhatian kepada Cheryl, dan ia memutuskan untuk berkenalan
dengannya walaupun gadis ini sudah memiliki kekasih. Jadi, ketika ia mendapati
Cheryl sedang bekerja di gerai McDonald pada musim panas itu, Mike
mendatanginya dan bertanya apakah ia bersedia berkencan dengan seseorang selain
kekasihnya yang sekarang. Cheryl menjawab,”Tentu, mengapa tidak.”
Selama pertandingan
football sekolah musim gugur tahun itu, Mike melihat kesempatan untuk mengambil
langkah. Sementara kekasih Cheryl sedang bertanding di lapangan, Mike menemui
gadis itu di tempat duduk penonton. Cheryl tidak menolak ajakan Mike untuk
berkencan.
Pada musim panas
berikutnya, Mike berumur 18 tahun dan telah lulus. Cheryl, 17 tahun,
bersiap-siap untuk naik ke kelas 3 SMA. Cheryl hamil dengan bayi Mike.
Keluarga Cheryl dan
keluarga Mike maupun sahabat-sahabat dari keluarga kedua belah pihak mengatakan
bahwa sinting jika keduanya ingin menikah. Mika dan Cheryl ditekan untuk
menggugurkan janin yang ada di dalam kandungan. Namun, mereka saling mencintai
dan ingin membesarkan bayi mereka bersama. Jadi, mereka menikah pada musim
panas itu. Mereka masih belia dan kini bersiap unutuk memiliki anak mereka
sendiri.
Mike menghadapi
situasinya sebagai sebuah tantangan. Ia berasal dari keluarga yang sukses dan
ia tahu bahwa sangat mungkin bagi dirinya untukmenjadi bagian dari bisnis
keluarga kelak. Pada musim gugur, ia mulai kuliah purna waktu sambil bekerja 65
jam seminggu, yaitu menjadi pengantar susu dari perusahaan susu milik keluarga.
Cheryl, yang baru
menjadi ibu, tinggal di rumah mungil mereka setiap hari sementara Mike larut
dalam urusan sekolah dan pekerjaan. “Betul, sudah sulit sejak awal,” katanya. “Saya
tidak tahu peran saya dan komitmen saya yang dibutuhkan Mike. Saya banyak
membuat kesalahan dan membuat pilihan yang buruk. Sudah ada bayi, tetapi kami
berdua sama sekali belum membangun hubungan.”
Karena Mike dan Cheryl
menikah dan mempunyai bayi, mereka memandang diri sebagai orang dewasa. Karena
usia mereka di atas 18 tahun, yaitu usia yang sah menurut undang-undang untuk
mengkonsumsi minuman keras, mereka juga mulai hidup sebagaimana mereka pikir,
layaknya orang dewasa. Setiap malam dan akhir pekan, mereka lewatkan dengan
minum-minum dan berpesta bersama teman-teman mereka. Cheryl tahu bahwa dirinya
tidak merasakan adana ikatan batin dengan putranya, Michael, ataupun dengan
suaminya sebagaimana mestinya. “Saya hanya gadis kecil yang mencari cinta dan
bersenang-senang. Tidak tahu bagaimana menjadi seorang ibu.”
“saat itu saya belum
menjadi pecandu minuman keras,”Mike menegaskan,”tetapi saya memang peminum
berat. Ketika saya mabuk, sikap agresif dan kemarahan saya meledak. Saya
meninju dinding sampai berlubang, dan saya pernah membanting kursi dapur ke
atas lantai. Saya juga menyerang Cheryl , bukan secara fisik, tetapi secara
verbal. Kami berdiri di tangga depan rumah sambil saling meneriakkan kata-kata
yang tidak senonoh. Dalam waktu singkat, kami telah bermusuhan.”
Perilakuk Mike sudah
tidak asing bagi Cheryl. Bertumbuh di tengah-tengah keluarga pecandu minuman
keras, Cheryl pernah menyaksikan hal semacam itu sebelumnya. Apa yang ia lihat
pada Mike membuat ia takut dan bertanya apakahia rela untuk menghadapi
kebiasaan Mike minum-minum dan marah-marah sepanjang sisa hidupnya. “Mike tidak
pernah menganiaya saya”, ujar Cheryl, “tetapi saya tidak merasa aman ketika
berada di dekatnya.”
Sementara hubungannya
dengan Mike terus memburuk, Cheryl menderita karena kisah romantis mereka yang
seperti cerita dongen bberakhir,”Kami benar-benar menderita, maka saya
memutuskan untuk meninggalkan Mike. Perceraian kami diputuskan beberapa bulan
kemudian.”
****
Sesudah Mike dan Cheryl bercerai,
hubungan mereka tetap buruk. “Saya tidak mau berhubungan dengan Mike untuk hal
apapun,” ujar Cheryl. “Ia yang bersalah untuk segala hal yang salah di antara
kami. Kami benar-benar tidak berbicara sama sekali. Kontak kami terbatas pada
waktu kami bertemu untuk menyerahkan putera kami yang masih kecil, Michael.”
Sementara itu, Mike
telah menjadi orang beriman, dan Cheryl sedang perjalanan kembali kepada Tuhan.
Ketika Tuhan mulai mengubah hati Mike, ia teringat akan hakikat keluarga muda
yang telah hilang dari hidupnya. Ia memutuskan untuk berusaha mendapatkan
Cheryl kembali – dan melakukannya dengan benar kali ini.
Cheryl masih ingat
ketika suatu hari ia berada di dalam mobil bersama Michal kecil yang
terisak-isak. “Kenapa kita tidak bisa bersama Ayah?” Tidak lama kemudian , Mike
menelepon dan bertanya apakah Cheryl mau melakukan sesuatu bersamanya. Ia
setuju. “Sesudah berbicara dengan Mike sejenak, saya tahu saya akan aman
bersamanya,” ujar Cheryl. “Ia memiliki damai sejahtera yang dulu tidak ada
sebelumnya. Ia bahkan terdengar berbeda. Ia pasti telah melihat bahwa Tuhan
juga sudah membuat perbedaan dalam hidup saya.”
Sesudah menikmati
kebersamaan dengan putera mereka malam itu, Mike dan Cheryl mulai membangun
hubungan kembali di bawah bimbingan seorang pemimpin rohni yang bijaksana.
Mereka kembali ke awal. Mike mengencani mantan istrinya. Mereka tidak
mengadakan hubungan fisik selama masa ini. Mereka ingin membangun cinta yang
kekal, cinta yang rohani dan emosional, bukan sekedar jasmani.
Satu setengah tahun
sesudah perceraian resmi mereka, Mike dan Cheryl menikah kembali di hadapan
keluarga dan sahabat. Banyak di antaranya telah menunjukkan keberpihakan ketika
pasangan tersebut berpisah. Proses pemulihan untuk perselisihan keluarga ini
dimulai hari itu juga ketika Michael yang beusia 3 tahun berdiri dalam upacara
itu dan kemudian berteriak lantang,”Itu Ayah dan Ibuku!” Semua hati yang keras
menjadi luluh. Air mata mengalir. Setiap orang yang hadir sadar bahwa mereka
tengah menyaksikan sebuah mujizat dalam bentuk lahir kembalinya pernikahan Mike
dan Cheryl.
Namun, kisahnya tidak
berakhir di sana. Mika dan Cheryl baru-baru ini merayakan ulang tahun ke 21
pernikahan mereka. Barb tidak dapat hadir , tetapi saya berada di sana.
Pemimpin rohani mereka memimpin ibadah perayaan untuk pernikahan yang tidak
akan mati. Saya merasa bersukacita ketika memimpin pasangan tersebut
mengucapkan janji komitmen pernikahan mereka dan menandatangani perjanjian
nikah kembali. Ketika Mike dan Cheryl mengenal kebenaran tentang mimpi Tuhan
bagi pernikahan , kebenaran pun memerdekakan mereka, dan mereka mempunyai kisah
rekonsiliasi yang luar biasa untuk diceritakan. Mike dan Cheryl adalah saksi
hidup bahwa tidak ada pernikahan yang tak dapat diselamatkan.
****
Ketika Mike dan Cheryl merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-20,
orang-orang di sekeliling mereka tahu bahwa pasangan suami istri ini telah
menjalani lingkaran penuh. Ketika mereka bercerai 23 tahun yang lalu, pasangan
yang waktu itu masih muda ini tidak melihat peluang untuk rekonsiliasi.
Kemarahan dan kata-kata kasar yang saling dilontarkan, dan keyakinan bahwa pola
yang menyakitkan ini tidak akan pernah berubah mendorong mereka untuk berpisah.
Kebencian dan kepedihan begitu besar sehingga selama 7 bulan setelah
perceraian, mereka bahkan tidak mau berbicara satu sama lain kecuali dalam
pertemuan singkat ketika mereka masing-masing harus mengambil dan mengantar
putra mereka yang masih kecil dari dan ke rumah mantan pasangan.
Namun, 20 tahun kemudian,
Mike dan Cheryl berdiri bersama-sama di hadapan ratusan orang dalam gedung
bundar DPRD negara bagian Iowa. Ulang tahun istimewa pernikahan mereka
kebetulan jatuh pada Hari Pernikahan dan Keluarga yang diproklamirkan oleh
gubernur Iowa. Ratusan mata menatap Mike dan Cheryl ketika keduanya
menyampaikan kisah mereka dan kemudian menandatangani perjanjian pernikahan –
suatu pernyataan ulang bahwa mereka berjanji dan mengakui kepermanenan ikatan
pernikahan yang Tuhan rancang.
Mike dan Cheryl Wells
benar-benar telah menjalani satu lingkaran penuh. Bukannya menjadi pengantar
susu, Mike sekarang menjadi eksekutif dalam bisnis keluarga, Wells Blue Bunny
Corporation yang bernilai 700 juta dolar, pembuat Wells Blue Bunny Ice Cream.
Masa lalu yang menyakitkan dari pasangan ini sudah lenyap, digantikan dengan
pengampunan, sikap yang tidak egois, dan komitmen yang tidak tergoyahkan.
Sekarang Mike dan Cheryl mempunyai 4
orang anak, dan mereka tidak dapat percaya betapa menakjubkan pernikahan mereka
sekarang. Mereka melihat setiap hari sebagai awal, satu langkah lagi dalam
perjalanan. Kisah mereka tentang membangun kembali sebuah pernikahan dari
reruntuhan yang sudah hangus akibat perceraian membuat perubahan dalam
pernikahan di seantero Amerika.
Semenjak bercerai,
Mike dan Cheryl dengan jujur mengira bahwa mereka dapat melepaskan diri dari
satu sama lain. Kemudian mereka berhadapan dengan kenyataan yang mengubah
kehidupan. Pernikahan mereka – yang pertama – telah menjalin mereka menjadi
satu dalam ikatan yang sakral. “Sejak hari perceraian itu, saya menjadi orang
yang paling menderita di dunia,” Mike berkata. “Malam hari setelah perceraian
tersebut sudah tuntas, saya pergi minum-minum bersama teman-teman pria. Ada
orang yang menghampiri saya sambil berkata,’Wow! Kamu pasti merasa lega.
Akhirnya, kamu bercerai’ Saya katakan kepadanya bahwa saya belum pernah merasa
hampa seperti itu selama hidup saya. Sebagian dari diri saya telah tercabut.
Sebagian dari diri saya telah hilang.”
Mike berpikir bahwa
melepaskan diri dari Cheryl akan membuat segalanya beres. Walaupun akte
perceraian mengatakan bahwa mereka tidak lagi satu, pada hakikatnya mereka
tidak pernah bisa memutus ikatan emosional yang sudah terbentuk. Bagi keduanya,
perceraian membuat mereka seakan-akan kehilangan sebelah tangan atau,
seolah-olah kaki mereka ditarik hingga terlepas.
Saat itu Mike dan
Cheryl tidak mengerti bahwa ketika mengucapkan,”Aku bersedia”, itu adalah
sebuah janji seumur hidup. Tuhan telah mengikat keduanya satu sama lain berdasarkan
komitmen mereka, dan Dia ingin keduanya bersama-sama kembali. Tuhan tidak akan
membiarkan mereka pergi tanpa perjuangan, bahkan sesudah perceraian!
Tidak jadi soal posisi
pernikahan Anda pada peta pernikahan – walaupuan Anda mengalami perceraian
emosional, walaupun Anda telah memprakarsai perpisahan dan perceraian resmi –
segala sesuatu yang baik masih mungkin diwujudkan oleh karena ikatan antara
Anda berdua, dan Tuhan tidak akan membiarkan Anda mengabaikannya. Dia
menciptakan suatu ikatan pernikahan – perjanjian yang serius – agar tidak
terputuskan. Cinta yang memperbarui membuatnya demikian, membantu Anda dan
pasangan untuk merasa yakin dan teguh dalam mencintai satu sama lain.