Yesus Gembala yang Baik.

Minggu, 10 Juli 2016

Belajar Menghargai


Suatu kali ada seorang pria yang suka membantu, baik, dan murah hati. Dia adalah jenis orang yang akan menolong orang lain tanpa meminta imbalan jasa. Dia melakukannya karena benar-benar ingin dan suka menolong. Suatu hari ketika sedang melangkah di jalan berdebu, pria ini melihat sebuah tas wanita, jadi dia mengambil dan melihat isi tas itu sudah kosong. Tiba-tiba seorang wanita muncul dengan seorang polisi yang kemudian menangkapnya.

Wanita itu terus bertanya di mana sang pria menyembunyikan uangnya, namun pria itu menjawab, "Tasnya kosong ketika saya menemukannya, Bu" Wanita itu berteriak, "Tolong kembalikan, uang itu untuk biaya sekolah anak saya." Melihat wanita itu begitu sedih, ia pun menyerahkan semua uangnya. Pria itu mengira sang wanita adalah orang tua tunggal. Pria itu berkata, "Ambillah. Maaf atas ketidaknyamanannya." Wanita itu pergi dan sang polisi menahan pria itu untuk interogasi lebih lanjut.

Wanita itu sangat gembira namun ketika ia menghitung uangnya, jumlahnya ternyata dua kali lipat sehingga dia terkejut. Suatu hari ketika wanita ini mau membayar uang sekolah anaknya, dia memperhatikan ada pria kurus sedang berjalan di belakangnya. Dia mengira pria itu ingin merampoknya, jadi dia mendekati seorang polisi yang ada di sana. Ternyata dialah polisi yang diajaknya dulu untuk mencari tasnya. Wanita itu melaporkan pria yang tengah mengikutinya, namun tiba-tiba mereka melihat pria itu jatuh. Mereka berlari ke arahnya, dan ternyata dialah pria yang ditahan beberapa hari lalu karena ‘mencuri’ tasnya.

Pria ini tampaknya sangat lemah sehingga sang wanita merasa bingung. Polisi itu kemudian berkata kepada sang wanita, "Dia tidak mengembalikan uangmu, tapi kemarin itu dia memberikan uangnya. Ia bukan seorang pencuri namun mendengar uang sekolah anakmu, ia merasa sedih sehingga memberimu uang miliknya. "Kemudian mereka berdua membantu sang pria berdiri, dan pria itu berkata kepada sang wanita," Lanjutkan perjalananmu dan bayarlah uang sekolah anakmu. Tadi saya melihatmu dan saya pun mengikutimu untuk memastikan bahwa tidak ada yang mencuri uang sekolah anakmu." Wanita itu hanya bisa terpana , tak mampu berbicara.

Moral: Hidup terkadang memberikan kita pengalaman yang unik yang mengherankan bahkan mengguncangkan. Kita kadang  salah menilai dan membuat kekeliruan dalam kemarahan, putus asa dan frustrasi. Namun, saat engkau memperoleh kesempatan kedua, perbaikilah kesalahanmu dan balaslah budinya. Berbaik dan bermurah hatilah. Belajarlah menghargai apa yang engkau peroleh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar