Charlie W. Shedd
(Letters to My Grandchildren)
Sore itu, Philip
bergegas masuk ke rumah dengan suara yang ribut, gusar. Kau benar. “Marah”
adalah kata yang tepat. Tetapi anak lelaki ini sedang “gusar, gusar, gusar”
Sudah pasti , itu
karena kesalahan Ronnie lagi. Ronnie tinngal di seberang jalan dan ia adalah
kawan Philip. Tetapi, tidak kali ini. Apa pun yang dia lakukan, Ronnie tidak
akan pernah datang ke rumah kami lagi. Tidak akan. Tidak akan.
Jadi kami makan
malam dengan agak menahan marah. Agak sedih. Kami menyukai Ronnie. Malah, kami
mengasihinya.
Kemudian,
tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Philip, seperti biasa berlari untuk membuka
pintu dan ia masuk…. Bersama siapa? Coba kau tebak.
“Ibu, dapatkah
Ronnie menikmati es krim juga?”
“Tentu. Tetapi
Philip, bagaimana dengan hal-hal yang telah kau katakana? Apakah kau tidak
bersungguh-sungguh?”
“Oh, pasti,” ia menjawab,
“Aku bersungguh-sungguh. Tetapi aku dan Ronnie, kami adalah para pemaaf yang
baik.”
Bukankah akan
sangat menyenangkan bila setiap dari kita dapat mengatakan hal itu? Dan
bersungguh-sungguh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar