360 Reflections of Life (Kisah-Kisah Kehidupan yang
Meneduhkan Hati)
Sidik Nugroho
Suatu hari di bulan Juli 1942, Jerman dan Inggris
sedang berperang merebut El Alamien yang ada di Afrika Utara. El Alamien adalah
pintu masuk menuju Iskandariah. Itulah sebabnya, mengapa Inggris berusaha
mempertahankannya mati-matian. Jika El Alamien dikuasai Jerman, maka
Iskandariah juga akan dikuasai oleh Jerman, dan itu berarti segenap Afrika akan
berada di bawah kekuasaan Jerman.
Pada
hari yang ditentukan, kedua pasukan berperang. Namun, ada yang aneh dengan
perang itu : entah mengapa, pasukan Jerman berhenti menyerang secara tiba-tiba,
dan mundur! Padahal ketika itu Jerman memiliki senjata yang canggih – yang mungkin
hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mengalahkan pasukan Inggris. Namun,
mereka memilih untuk mundur. Mengapa mereka melakukan hal itu?
Ternyata,
sehari sebelum berperang, pasukan Jerman telah berjalan mendekati batas
pertahanan Inggris. Ketika itu, mereka yang kehausan – karena tidak minum
selama lebih dari sehari – meminum air asin. ALhasil, tubuh mereka melemah
ketika perang sedang berlangsung.
Air
asin itu ibarat nasihat, saran , atau apa pun yang berawal dari hikmat manusia
yang diselubungi kepalsuan. Kesegarannya hanya berlangsung singkat, tidak tahan
lama. Sekilas, ketika meminum air asin dahaga kita akan terpuaskan, tetapi tak
lama kemudian, kita akan kembali kehausan.
Jika
kita mau berpaling kepada Tuhan, kita akan mendapatkan air yang akan memuaskan
dahaga kita di sepanjang hidup kita. Mari kita menyambut air kehidupan yang
diberikan Tuhan kepada kita dengan membuka hati kita kepadaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar