360 Reflections of Life (Kisah-Kisah Kehidupan yang
Meneduhkan Hati)
Sidik Nugroho
Ibu ini adalah seorang janda miskin penjual kue. Suatu
ketika, keranjangnya rusak. Ia berkata pada putrinya untuk tinggal di rumah
sembari ia mencari keranjang yang baru. Ketika pulang, putrinya tidak ada di
rumah. Sontak, ibu itu marah, karena mengira anaknya sedang main. Dan, sebagai
hukumannya, ia mengunci pintu rumahnya, lalu kembali berjualan kue.
Sepulangnya
berjualan, ia terkejut karena melihat anaknya tertidur di depan rumah. Dan
ketika dicek, seluruh tubuhnya beku, dan sudah tidak bernyawa. Memang, ketika
itu sedang musim dingin. Ia meratapi kematian anaknya dengan pilu, apalagi
setelah melihat sebuah kertas bertulisan tangan yang menutupi sebuah biscuit :
“Hi.hihi… Mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat
mama. Aku membelikan biscuit kecil ini sebagai hadiah. Uangku tidak cukup untuk
membeli biscuit ukuran besar. Hihihi…. Mama, selamat ulang tahun.”
Jika
saja waktu dapat diputar, beberapa dari kita mungkin berkata bahwa tak
seharusnya ibu itu menghukum anaknya tanpa pertimbangan. Namun, selidikilah
diri kita sendiri saat ini : Apakah kita mudah menjatuhkan penilaian terhadap
seseorang hanya dari apa yang dilakukannya, bukan mengapa ia melakukannya?
Kisah
nyata ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang ibu pun bisa salah memahami
maksud anaknya. Bahkan, hal ini kerap kita jumpai dalam kehidupan di sekitar
kita. Karenanya, sebelum kita melakukan hal-hal yang fatal dalam kehidupan ini,
biasakanlah diri untuk menjadi orang yang mau peduli pada beragam kemungkinan
yang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar