Yesus Gembala yang Baik.

Kamis, 29 November 2012

Salah Paham yang Fatal

360 Reflections of Life (Kisah-Kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati)
Sidik Nugroho

Ibu ini adalah seorang janda miskin penjual kue. Suatu ketika, keranjangnya rusak. Ia berkata pada putrinya untuk tinggal di rumah sembari ia mencari keranjang yang baru. Ketika pulang, putrinya tidak ada di rumah. Sontak, ibu itu marah, karena mengira anaknya sedang main. Dan, sebagai hukumannya, ia mengunci pintu rumahnya, lalu kembali berjualan kue.
                Sepulangnya berjualan, ia terkejut karena melihat anaknya tertidur di depan rumah. Dan ketika dicek, seluruh tubuhnya beku, dan sudah tidak bernyawa. Memang, ketika itu sedang musim dingin. Ia meratapi kematian anaknya dengan pilu, apalagi setelah melihat sebuah kertas bertulisan tangan yang menutupi sebuah biscuit :
“Hi.hihi… Mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biscuit kecil ini sebagai hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biscuit ukuran besar. Hihihi…. Mama, selamat ulang tahun.”
                Jika saja waktu dapat diputar, beberapa dari kita mungkin berkata bahwa tak seharusnya ibu itu menghukum anaknya tanpa pertimbangan. Namun, selidikilah diri kita sendiri saat ini : Apakah kita mudah menjatuhkan penilaian terhadap seseorang hanya dari apa yang dilakukannya, bukan mengapa ia melakukannya?
                Kisah nyata ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang ibu pun bisa salah memahami maksud anaknya. Bahkan, hal ini kerap kita jumpai dalam kehidupan di sekitar kita. Karenanya, sebelum kita melakukan hal-hal yang fatal dalam kehidupan ini, biasakanlah diri untuk menjadi orang yang mau peduli pada beragam kemungkinan yang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar