Yesus Gembala yang Baik.

Kamis, 29 November 2012

Tamu Setia nan Istimewa

360 Reflections of Life (Kisah-Kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati)
Sidik Nugroho

Suatu ketika, John Wesley diundang makan malam di rumah seorang terpandang di suatu kota. Ketika waktu menunjukkan pukul 10 malam, ia meminta diri untuk pulang, meskipun acara belum selesai.
“Mengapa?: tanya si empunya acara.
“Karena esok, jam 4 pagi, saya kedatangan tamu saya,” jawab John Wesley.
Selian terkenal dengan julukan Pendeta Berkuda, karena ia memang kerap berkhotbah dari atas kudanya kepada kerumunan orang yang menemuinya, John Wesley juga terkenal karena ketekunannya berdoa setiap pukul 4 pagi. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa yang menjadi tamunya pada pukul 4 pagi adalah Tuhan.
John Wesley telah memperlakukan Tuhan sebagai tamu yang setia nan istimewa melalui keteraturannya berdoa. Berbeda dengan John Wesley, kita umumnya terjebak dengan pemahaman bahwa berdoa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja layaknya sebuah minuman kaleng : diminum bila haus, dicari bila diperukan. Tentu saja, hal ini menyesatkan. Mengapa? Karena asumsi umum tersebut berarti dua hal, yaitu : di satu sisi, kita seolah-olah merasa seemikian dekat dengan Tuhan, sehingga kita bisa menghubungiNya kapan pun dan di mana pun kita membutuhkannya. Namun, di sisi lain, asumsi bahwa kita bisa berdoa kapan pun dan di mana pun kepada Tuhan adalah kedok kemalasan, karena kita enggan berkomitmen untuk berdoa secara teratur. Alhasil, tidaklah mengherankan jika pada akhirnya kita menjadi sosok yang tidak peduli, tidak setia, dan malas berdoa.
Sadarlah, Tuhan bukanlah minuman kaleng, Dan, kita harus memperlakukanNya dengan special.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar