Yesus Gembala yang Baik.

Jumat, 26 Oktober 2012

Pencuri Impian




Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari  sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali menjadi  juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang  dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menja di  penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika,  Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.

Suatu hari, di kotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari  luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya telah  banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali  menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan  jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu  datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang  panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si gadis muda bertanya "Pak, saya  ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak,  untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian  saya".
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu  berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan  sepatah katapun.
 Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung  berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia  menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia  bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia  ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia  bersumpah tidak pernah akan menari lagi.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga  orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia  bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak  sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang  pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan  tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini  membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan  memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali  ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya,  "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang  penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi  meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat  tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi  penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari  dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini tidak  adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua impian saya. Kalau  memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika  saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya memuji saya, dan bukan  mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa menjadi penari kelas  dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"
Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya  telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL UNTUK  MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya. Saya tidak harus menonton  anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga  sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk  mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi  keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang  perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA  UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang  bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA MEMOTIVASIMU,  BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar  PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN  MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA  MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. TIDAK  PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG LAIN".
"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada  waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin  hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia." "MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN CEPAT  HILANG BEGITU ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA PENYESALAN ANDA  HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA ...".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar