Mike Marino, Jr
Standard Oktober 2012
“Jangan berhenti terlalu dekat dengan pohon! Anda
tidak akan dapat menikmati pemandangan hutan yang indah”
Beberapa tahun sebelum badai Katrina menghantam New
Orleans, Amerika Serikat, sebuah mobil baru yang sangat mahal berhenti di atas
jembatan sungai Mississippi dan seorang pria, mengenakan pakaian yang sangat
mahal, melangkah keluar dari mobil itu. Kemudian ia memanjat pagar, merangkak
ke bagian bawah jembatan dan bersiap-siap untuk melompat ke bawah.
Mobil-mobil
mulai berhenti dan lalu lintas tidak
bergerak hingga beberapa mil. Polisi,pemadam kebakaran, pendeta dan ahli
kejiwaan datang ke lokasi itu. Mereka mulai berbicara dengan pria itu dan
menyarankan kepadanya untuk tidak nekat melompat. Mereka mengatakan kepadanya
bahwa mungkin ia tidak akan tewas; tetapi semua tulang belulangnya akan patah
dan seumur hidup akan lumpuh.
Sekitar
setengah mil di belakang lokasi itu, ada sebuah truk tua yang berisi mesin
pemotong rumput, penggaruk besi, dan sekop. Seorang tukang kebun tua keluar
dari mobil truknya dan berjalan ke lokasi orang-orang berkumpul. Dia menembus jalan
melalui orang-orang tersebut, menoleh ke samping dan berteriak kepada pria yang
berada di tepi jembatan itu, “Hei, saya harus pergi untuk bekerja. Entah Anda
akan melompat atau turun dari jembatan itu. Jika Anda memutuskan untuk tidak
melompat, besok akan menjadi lebih baik!”
Mendengar
itu, pria tersebut memanjat menaiki jembatan. Kemudian polisi dengan sigap
memborgol dan kemudian menempatkan dia di kursi belakang mobil polisi. Si tukang kebun berjalan
kembali ke truknya menunggu lalu lintas mencair. Sang pendeta bertanya pada
petugas pemadam kebakaran, “Siapa pria tua itu?” Petugas pemadam kebakaran
hanya berkata,”Dia bilang dia harus pergi bekerja!”
Polisi
memberikan laporan kepada pers bahwa dalam sepanjang perjalanan menuju ke rumah
sakit, pria kaya raya itu mengulangi kata-katanya dan terus-menerus berkata,”Besok
akan menjadi lebih baik.” Seseorang harus memiliki sebuah masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar