Yesus Gembala yang Baik.

Senin, 19 November 2012

Sparky

Earl Nightingale (More of The Best of Bits and Pieces)

Untuk Sparky sekolah merupakan sesuatu yang mustahil. Ia gagal di setiap pelajaran di kelas delapan. Bahkan untuk pelajaran fisika SMA ia mendapat nilai nol. Sparky juga gagal di pelajaran Latin, Aljabar, dan bahasa Inggris. Ia juga tidak lebih baik di pelajaran olahraga. Walau ia sudah berusaha sedemikian rupa dalam latihan golf, ternyata ia kalah dengan mudah di pertandingan. Ia pun gagal dalam kelas tambahan matematika.
                Di sepanjang masa remajanya, Sparky memiliki pergaulan sosial yang sangat terbatas. Teman-teman bukannya tidak menyukainya; mereka hanya tidak peduli. Oleh sebab itu, ia akan tertegun bila ada teman sekelas yang memberi salam padanya di  luar jam sekolah.
                Rasanya mustahil menanyakan acara pacaran dengannya, karena Sparky tidak pernah mengajak teman perempuan seSMAnya bepergian. Dia terlalu takut dikecewakan. Sparky adalah seorang yang gagal. Dia, teman-teman sekelas… bahkan setiap orang mengetahuinya. Sparky hanya menerima pendapat orang lain tentang dirinya tersebut. Tapi belakangan ini Sparky telah mengubah sikapnya.                Kalau tidak ia hanya akan menerima keberadaan diri yang tak terelakkan.
                Ada satu hal yang penting untuk Sparky – melukis. Dia sangat bangga dengan hasil karyanya. Tentu tidak ada seorang pun yang menghargainya. Pada saat ia di SMA, ia berusaha memasukkan hasil karyanya ke editor buku tahunan. Ternyata gambar kartun tersebut ditolak. Anehnya walau ditolak, ia tetap yakin bahwa ia mempunyai talenta melukis, oleh sebab itu, ia memutuskan untuk menjadi seorang pelukis professional.
                Setelah lulus SMA, ia menulis surat ke studio Walt Disney. Ia pun diminta mengirimkan karyanya sesuai permintaan Sparky melukis kartun yang dipesan dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan. AKhirnya, jawaban dari Studio Disney pun tiba. Ternyata ia ditolak lagi. Satu lagi kegagalan bagi orang gagal.
                Lalu Sparky memutuskan untuk membuat autobiografi tentang dirinya lewat kartun. Ia menggambarkan masa kanak-kanaknya sebagai anak yang selalu gagal dan tidak pernah mencapai target. Di luar dugaan ternyata dalam sekejap kartun tersebut menjadi terkenal di seluruh dunia.
                Sparky menggambarkan anak kecil yang tidak pernah berhasil di sekolah dan selalu ditolak dan ditolak lagi sebagai Charles Schulz. Dan dalam buku komiknya Sparky menggambarkan sebuah “kacang” yang layangannya tidak pernah bisa naik dan yang tidak pernah sukses menendang bola sebagai Charlie Brown!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar