Yesus Gembala yang Baik.

Rabu, 21 November 2012

Istri yang Baik




Carla Muir

Seorang gadis muda duduk bersama temannya di gereja pada hari Minggu pagi yang cerah. Setelah memimpin khotbah tentang “Hati yang bersyukur”, pendeta mempersilahkan bila ada di antara jemaat yang hendak berbagi cerita tentang sesuatu yang disyukurinya. Gadis tamu tadai mendengarkan dengan serius saat beberapa jemaat menceritakan berkat yang mereka miliki. Seorang bapak berusia kurang lebih lima puluhan maju ke muka sebagai pembicara terakhir. Ia terus-menerus menceritakan tentang istrinya yang baik. Ia berbicara dengan kalimat yang bersemangat dan penuh iman kepada Allah.
                Sebagai penutup, ia menyampaikan rasa terima kasih pada istrinya yang telah bersedia menikahinya tiga puluh tahun yang lalu. Kesaksiannya disambut dengan “amin” oleh para jemaat sebagai tanda setuju bahwa ia sangat beruntung menikahdengan wanita yang menjadi istrinya saat ini. Gadis tahu yang baru pertama kali mengunjungi gereja tersebut mulai melihat sekelilingnya, mencari wanita luhur yang diceritakan oleh bapak tersebut. Karena gereja tersebut besar, akhirnya ia pun menyerah dan mulai bertanya pada temannya siapakah wanita yang dimaksud.
“Oh itu, semua orang telah mengenalnya dan aku akan menunjukkan padamu bila aku melihatnya.” Setelah menyanyikan ua lagu dan doa penutup, kebaktian pun selesai. Ketika mereka berjalan perlahan di antara dua barisan bangku, temannya menunjuk dan berkata, “Itu dia, di sudut sana.” Di sana berdiri seorang wanita yang  menarik dengan baju biru, tertawa dan berbincang-bincang dengan wanita berkursi roda. Wanita berbaju biru menundukkan kepalanya sambil tersenyum memeluk sang wanita berkursi roda.
“Jadi ia adalah istri baik yang diceritakan oleh bapak tersebut,” kata sang gadis tamu sambil memperhatikan wanita berbaju bir. “Ya, ialah orangnya! Jawab sang teman mengagumi wanita yang duduk di kursi roda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar