Bermain Air Basah, Bermain Api......
Sebagai anak tertua dari keluarga tidak harmonis, Stacey tidak memiliki pelabuhan untuk mengutarakan pergumulan-pergumulannya. Kedua orangtuanya hanya fokus ke masalah mereka sendiri. Jadilah Stacey sebagai pelindung bagi adik-adiknya dan meraka adalah satu-satunya harta baginya. Meskipun ia mengikuti persekutuan remaja di gereja, namun sayangnya ia tidak bertumbuh di sana. Saat berusia 12 tahun , ketika masalah menghampiri ia pun berpaling ke rokok dan minuman keras. Godaan lainpun pun datang. Ia ditawari pil narkoba secara gratis. Karena tahu barang berbahaya, ia menolak menerimanya. Langkah benar yang sudah diambilnya ternyata menimbulkan tantangan bagi si pengedar. Sang pengedar menjadi penasaran , mengincarnya dan mencoba cara-cara rayuan. Sayangnya, Stacey yang masih lugu mengira bahwa ia mendapat perhatian dan merasa senang karena selama ini tidak ada yang memperhatikannya. Walau tahu berbahaya, ia seakan memberi harapan dengan bermain “tarik-ulur, jinak-jinak merpati”. Sepulang merayakan Halloween, Stacey pulang ke rumahnya. Rupanya ia sudah diincar dan ditunggu oleh sang pengedar. Saat naik ke ranjangnya, Stacey disergap oleh sang pengedar yang memanjat masuk ke kamarnya. Akhirnya Stacey berhasil diperkosa oleh sang pengedar! Cara halus tidak berhasil, sang pengedar rupanya bosan dikalahkan Stacey sehingga ia pun menggunakan cara kekerasan. Setelah itu Stacey diancam untuk tidak menceritakan perkosaan itu kepada siapa pun dengan ancaman keselamatan adik-adiknya dan kehormatan keluarganya.
Sang pengedar pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkali-kali memperkosa Stacey selama 9 bulan berikutnya. Bahkan sebagai hadiah ulang tahun Stacey yang ke-13, Stacey diperkosa di belakang gereja! Tujuannya : agar Satcey hamil! Saat haidnya tidak datang, ia tidak bisa membagi kisahnya pada siapa pun. Ia merasa hampa, putus asa ,dilupakan, bertanya-tanya di mana Yesus? Apakah Ia tidak mengasihinya atau Ia tidak ada? Ternyata Stacey tidak hamil. Namun karena merasa terlanjur basah, sekarang ia “bermain-main” dengan cowok.
Menghadapi “Panggilan”
Satu-satunya tempat yang masih dikunjunginya adalah kelompok remaja di gereja. Suatu kali pemimpin kelompok remaja mengajaknya keluar dan mengatakan bahwa Tuhan sangat mengasihinya dan ingin dekat dengannya. Segera saja dibantahnya. “Anda tidak mengerti. Ia tidak menginginkan aku.” Namun sang pemimpin membisikkannya ,”Stacey, tidak peduli apa yang sudah kau lakukan atau yang dilakukan orang kepadamu, Tuhan dapat menjadikanmu bersih.” Sang pemimpin segera meminta Stacey agar membiarkan Tuhan mengendalikan hidupnya. Stacey pun masih mengulur waktu.”Mungkin... kalau sudah siap.” Namun sang pemimpin kelompok kembali mengingatkannya untuk tidak menundanya karena Alkitab mengatakan 2 hal yakni hari ini adalah hari keselamatan dan iblis selalu membuat kita berpikir bahwa kita belum siap.
Di rumah Stacey menerungkannya. Namun saat berada sendirian, kembali Stacey goyah. Ia pun mengambil beberapa pil dan pisau silet dari kotak obat sambil berkata ia tidak ingin hidup lagi kalau 12 tahun mendatang hidupnya seperti 12 tahun terakhir yang dijalaninya. Merasa putus harapan, ia akhirnya berseru kepada Tuhan. Dampaknya luar biasa, ia merasa seperti sedang berdiri di tengah-tengah awan seakan dipeluk selimut raksasa. Jiwanya menjadi lebih kuat dan rasa hilang asa mulai memudar. Tubuh yang membungkuk pun mulai menjadi tegak, bahu menjadi tegap. Ia merasakan kehadiran Tuhan. Ia pun kembali berseru kepada Tuhan utnuk membersihkan, mengasihi dan mengubahnya.
Malam itu, Stacey tidur dengan damai luar biasa yang belum pernah dirasakannya. Saat bangun esok harinya, damai itu masih ada. Setelah itu kehidupannya menjadi normal kembali . Teman sekelompok di gereja membelikan Alkitab. Stacey pun membacanya siang malam. Setelah ia menerimaNya, Yesus sudah mengampuni semua dosa-dosanya sehingga ia pun mau memaafkan sang pengedar. Stacey pun berdoa untuk mengenal Tuhan , kasihNya dan kekuatan untuk melawan si pengedar.
Tuhan itu nyata!
Suatu kali saat menuju ke rumah, si pengedar sudah menunggunya. Ia meminta Stacey untuk mendekat atau Stacey akan dikejarnya. Tiba-tiba kekuatan muncul dan Stacey pun berteriak “Saya tidak akan mendekatimu, tidak sekarang dan tidak pernah lagi. Kau akan berhenti menggangguku. Tuhan menjagaku dan kau tidak bisa menggangguku.” Sejak itu sang pengedar tidak terlihat batang hidungnya lagi. Sekarang kehidupannya berubah. Tak terasa, tidak pernah ada lagi kata-kata kotor terucap. Bahkan ia sekarang berdoa untuk keselamatan orangtua, adik-adiknya, teman dan kerabatnya. Dan akhirnya mereka berkata “ya” .
Sekarang Stacey tahu, pada saat semua hal buruk terjadi, Tuhan ada di sana bahkan ketika kita tidak tahu Ia ada. Melalui hal-hal yang kelihatannya buruk, Tuhan membantunya menyadari kebutuhan akan Dia. Tuhan mendengar doa dan Tuhan itu nyata!
Disusun ulang OPH dari Buku
TRUE Vol. 1 (Irene Dunlap)
Sebagai anak tertua dari keluarga tidak harmonis, Stacey tidak memiliki pelabuhan untuk mengutarakan pergumulan-pergumulannya. Kedua orangtuanya hanya fokus ke masalah mereka sendiri. Jadilah Stacey sebagai pelindung bagi adik-adiknya dan meraka adalah satu-satunya harta baginya. Meskipun ia mengikuti persekutuan remaja di gereja, namun sayangnya ia tidak bertumbuh di sana. Saat berusia 12 tahun , ketika masalah menghampiri ia pun berpaling ke rokok dan minuman keras. Godaan lainpun pun datang. Ia ditawari pil narkoba secara gratis. Karena tahu barang berbahaya, ia menolak menerimanya. Langkah benar yang sudah diambilnya ternyata menimbulkan tantangan bagi si pengedar. Sang pengedar menjadi penasaran , mengincarnya dan mencoba cara-cara rayuan. Sayangnya, Stacey yang masih lugu mengira bahwa ia mendapat perhatian dan merasa senang karena selama ini tidak ada yang memperhatikannya. Walau tahu berbahaya, ia seakan memberi harapan dengan bermain “tarik-ulur, jinak-jinak merpati”. Sepulang merayakan Halloween, Stacey pulang ke rumahnya. Rupanya ia sudah diincar dan ditunggu oleh sang pengedar. Saat naik ke ranjangnya, Stacey disergap oleh sang pengedar yang memanjat masuk ke kamarnya. Akhirnya Stacey berhasil diperkosa oleh sang pengedar! Cara halus tidak berhasil, sang pengedar rupanya bosan dikalahkan Stacey sehingga ia pun menggunakan cara kekerasan. Setelah itu Stacey diancam untuk tidak menceritakan perkosaan itu kepada siapa pun dengan ancaman keselamatan adik-adiknya dan kehormatan keluarganya.
Sang pengedar pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkali-kali memperkosa Stacey selama 9 bulan berikutnya. Bahkan sebagai hadiah ulang tahun Stacey yang ke-13, Stacey diperkosa di belakang gereja! Tujuannya : agar Satcey hamil! Saat haidnya tidak datang, ia tidak bisa membagi kisahnya pada siapa pun. Ia merasa hampa, putus asa ,dilupakan, bertanya-tanya di mana Yesus? Apakah Ia tidak mengasihinya atau Ia tidak ada? Ternyata Stacey tidak hamil. Namun karena merasa terlanjur basah, sekarang ia “bermain-main” dengan cowok.
Menghadapi “Panggilan”
Satu-satunya tempat yang masih dikunjunginya adalah kelompok remaja di gereja. Suatu kali pemimpin kelompok remaja mengajaknya keluar dan mengatakan bahwa Tuhan sangat mengasihinya dan ingin dekat dengannya. Segera saja dibantahnya. “Anda tidak mengerti. Ia tidak menginginkan aku.” Namun sang pemimpin membisikkannya ,”Stacey, tidak peduli apa yang sudah kau lakukan atau yang dilakukan orang kepadamu, Tuhan dapat menjadikanmu bersih.” Sang pemimpin segera meminta Stacey agar membiarkan Tuhan mengendalikan hidupnya. Stacey pun masih mengulur waktu.”Mungkin... kalau sudah siap.” Namun sang pemimpin kelompok kembali mengingatkannya untuk tidak menundanya karena Alkitab mengatakan 2 hal yakni hari ini adalah hari keselamatan dan iblis selalu membuat kita berpikir bahwa kita belum siap.
Di rumah Stacey menerungkannya. Namun saat berada sendirian, kembali Stacey goyah. Ia pun mengambil beberapa pil dan pisau silet dari kotak obat sambil berkata ia tidak ingin hidup lagi kalau 12 tahun mendatang hidupnya seperti 12 tahun terakhir yang dijalaninya. Merasa putus harapan, ia akhirnya berseru kepada Tuhan. Dampaknya luar biasa, ia merasa seperti sedang berdiri di tengah-tengah awan seakan dipeluk selimut raksasa. Jiwanya menjadi lebih kuat dan rasa hilang asa mulai memudar. Tubuh yang membungkuk pun mulai menjadi tegak, bahu menjadi tegap. Ia merasakan kehadiran Tuhan. Ia pun kembali berseru kepada Tuhan utnuk membersihkan, mengasihi dan mengubahnya.
Malam itu, Stacey tidur dengan damai luar biasa yang belum pernah dirasakannya. Saat bangun esok harinya, damai itu masih ada. Setelah itu kehidupannya menjadi normal kembali . Teman sekelompok di gereja membelikan Alkitab. Stacey pun membacanya siang malam. Setelah ia menerimaNya, Yesus sudah mengampuni semua dosa-dosanya sehingga ia pun mau memaafkan sang pengedar. Stacey pun berdoa untuk mengenal Tuhan , kasihNya dan kekuatan untuk melawan si pengedar.
Tuhan itu nyata!
Suatu kali saat menuju ke rumah, si pengedar sudah menunggunya. Ia meminta Stacey untuk mendekat atau Stacey akan dikejarnya. Tiba-tiba kekuatan muncul dan Stacey pun berteriak “Saya tidak akan mendekatimu, tidak sekarang dan tidak pernah lagi. Kau akan berhenti menggangguku. Tuhan menjagaku dan kau tidak bisa menggangguku.” Sejak itu sang pengedar tidak terlihat batang hidungnya lagi. Sekarang kehidupannya berubah. Tak terasa, tidak pernah ada lagi kata-kata kotor terucap. Bahkan ia sekarang berdoa untuk keselamatan orangtua, adik-adiknya, teman dan kerabatnya. Dan akhirnya mereka berkata “ya” .
Sekarang Stacey tahu, pada saat semua hal buruk terjadi, Tuhan ada di sana bahkan ketika kita tidak tahu Ia ada. Melalui hal-hal yang kelihatannya buruk, Tuhan membantunya menyadari kebutuhan akan Dia. Tuhan mendengar doa dan Tuhan itu nyata!
Disusun ulang OPH dari Buku
TRUE Vol. 1 (Irene Dunlap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar