Para murid sekolah di Inggris dilarang menyalakan nada dering telepon genggam di kelas. Namun, mereka tidak habis akal. Mereka memasang ringtone yang disebut ”suara nyamuk”, yaitu nada dengan frekuensi tinggi yang tidak bisa didengar oleh telinga orang dewasa. Para guru pun tak bisa mendengar suaranya. Namun, para murid dapat mendengarnya, sehingga bisa berkirim SMS dengan leluasa. Rupanya setelah berusia 25 tahun ke atas, ada bulu-bulu halus di dalam telinga manusia yang menua atau rusak. Itu sebabnya telinga orang dewasa tak lagi dapat mendengar suara dengan frekuensi tinggi (di atas 16 KHz) seperti telinga anak-anak.Yesus menggambarkan diriNya sebagai gembala yang baik dan para murid adalah domba milikNya. Ada ikatan batin antara gembala dan domba. Gembala di Israel biasanya memberi nama tiap dombanya dan memanggil nama mereka dengan nada khas. Jika malam tiba, setelah semua domba masuk kandang, sang gembala tidur di pintu masuk. Ia menjadi pintu – tameng untuk melindungi domba dari serangan musuh. Kedekatan ini membuahkan kepekaan. Domba-domba mampu mengenali dan membedakan suara gembalanya. Jika gembala asing memanggil, mereka tak bereaksi.Di sekitar kita ada banyak suara. Kadang sulit membedakan mana suara yang benar dan mana yang sesat; mana kehendak Tuhan, mana bukan kehendak Tuhan. Untuk melatih kepekaan, kita perlu membangun persekutuan dengan Tuhan melalui disiplin doa dan firman. Kalau kita ingin terus mengenali suaraNya, jangan mengabaikan disiplin rohani ini.
Dipungut OPH dari
Warta GKKK Mabes 29 Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar