Pertandingan Sepakbola Anak-Anak
Sepakbola telah menjadi permainan yang sangat popular. Tidak saja disukai oleh pria, namun sekarang banyak perempuan yang menyukainya. Juga anak kecil. Suatu kali diadakan pertandingan sepabola anak-anak usia 5-6 tahun. Pertandingan ini diatur seperti sebenarnya dengan melibatkan wasit, seragam dan orangtua. Terdapat dua tim yang bertanding yakni tim A dan tim B.
Scotty Frustasi
Setelah imbang tanpa gol di babak pertama, pelatih Tim A menarik semua pemain andalnya dan hanya menyisakan pemain terbaiknya yang menjadi penjaga gawang. Sedangkan pelatih Tim B tetap mempertahankan para pemain terbaiknya. Dengan demikian, permainan menjadi tidak berimbang. Dengan segera penjaga gawang tim (Scotty) menjadi bulan-bulanan serangan Tim B. Scotty bermain luar biasa, namun sulit mengatasi serangan tiga atau empat pemain lawan sekaligus. Walau ia sudah berusaha sekuat tenaga dan melemparkan tubuhnya mencegat bola, segera saja gawangnya kebobolan. Dua gol sudah disarangkan ke gawangnya!Gol-gol yang menghujam membuatnya marah. Ia tidak rela gawangnya kebobolan. Ia berteriak-teriak, berlari-lari, melompat ke sana ke mari. Namun apa daya, sepakbola adalah permainan kelompok. Satu orang lawan dihadang, bola segera dioper ke pemain lainnya yang kemudian mencetak gol yang ketiga!Rupanya pertandingan ini disaksikan oleh kedua orang tua Scotty. Sang ayah sangat bersemangat memberikan dukungan buat anaknya terkasih. Tanpa melepas dasinya selepas kerja di kantor , ia dan istrinya segera berteriak-teriak menyemangati sang anak. Sang anak yang menyadari tak mungkin upayanya sendiri mencegah gol, awalnya tidak pantang menyerah namun segera ia menjadi putus asa. Ia merasa sangat gagal. Jim, sang ayah, menjadi gelisah. Dari pinggir lapangan, ia berteriak-teriak, ”Tidak apa-apa, tidak apa-apa!” Jim merasakan kesedihan anaknya.Setelah gol keempat, Scotty memungut bola dari gawangnya , memberikannya kepada wasit ---- dan kemudian ia menangis tanpa suara! Hanya air mata besar-besar menetes dari mata turun ke pipinya. Scotty berlutut dan menutup matanya, menangis karena putus asa dan sedih.
Papa Bangga!
Jim walau dilarang istrinya karena takut membuat Scotty malu, tetap memasuki lapangan. Ia tahu seharusnya tidak boleh melakukan hal itu karena pertandingan masih berlangsung. Dengan segala asesoris baju kantornya, ia berlari masuk ke lapangan. Kemudian ia angkat sang anak hingga semua orang tahu Scotty adalah anaknya. Dipeluknya sang anak dan iapun menangis bersamanya. Digendongnya Scotty menuju luar lapangan sambil berkata,”Scotty, papa bangga padamu. Kamu hebat sekali tadi. Saya ingin semua orang tahu kalau kamu adalah anakku.” Sambil menangis tersedu, sang anak menjawab,”Papa, saya tidak bisa menghentikan mereka. Saya sudah mencobanya, pa. Saya terus berusaha, namun mereka terus mencetak gol.””Scotty, tidak masalah seberapa banyak mereka mencetak gol, kamu tetaplah anak papa dan papa bangga padamu. Papa ingin kamu kembali ke lapangan dan menyelesaikan pertandingan. Walau papa tahu kamu ingin berhenti bermain, kamu tidak boleh berhenti sekarang. Nak, kamu akan dikalahkan lagi, tetapi tidak penting. Ayo, masuklah sekarang.” Kata-kata sang ayah membawa perubahan. Walau lawan mencetak dua gol lagi, itu tidak penting.
Renungan
Saat”dikalahkan” setiap kali, kita terus berusaha keras. Kita mungkin menggerutu dan marah. Godaan dan dosa terus menarik kedagingan kita dan membuat Setan tertawa. Saat Iblis mencetak ”angka kemenangan” , air mata kita menetes dan kita jatuh berlutut – merasa berdosa, terhukum dan tak berdaya. Kemudian Bapaku – Bapaku bergegas masuk lapangan dan di hadapan cemoohan dan ejekan semua orang, Ia mengangkat dan memeluk kita dan berkata, ”Aku sangat bangga padamu. Kau hebat sekali tadi. Aku ingin semua orang tahu kalau kamu adalah anakKu..”
Disusun ulang oleh OPHDari Buku
It’s your time to Shine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar