Yesus Gembala yang Baik.

Senin, 29 Oktober 2012

Kesaksian Ari Wibowo

http://groups.yahoo.com/group/dewasamuda_ministry/message/111


Jarum jam sudah merangkak ke angka setengah dua belas malam. BAHANA sudah terkantuk-kantuk di lobby hotel Plaza Jogja. Untuk mengusir kantuk dan rasa bosan, kami bertiga-Wawan, Xavier, dan Bintang-bercanda. Lalu masuklah mobil van di pelataran parkir. Di antara rombongan tamu itu, tampak sosok pria yang menonjol karena ganteng, berkulit putih, sedikit kemerah-merahan. Dialah yang ditunggu-tunggu BAHANA.
"Wah, maaf. Lama sekali ya nunggunya?" kata pria ini dengan lafal yang agak cadel. Ari baru saja memberi kesaksian dalam acara KKR di kabu-paten Klaten, Jawa Tengah.
Ari yang sekarang, berbeda dengan Ari yang dulu. Pria penggemar warna hitam ini telah mengalami perubahan hidup yang drastis semenjak dia mengenal Kristus. Dia tinggalkan sama sekali kehidupan lamanya yang bergelimang dengan dosa seksual dan penyalahgunaan obat. Kini, dia memiliki kerinduan yang menyala-nyala untuk membagikan pengalaman rohaninya kepada kaum muda.
Ari bercerita, ketika di Klaten ada beberapa remaja non-Kristen yang menghadiri KKR karena mengagumi Ari. "Mungkin awalnya mereka datang ke acara itu karena tertarik pada saya. Tidak apa-apa. Yang penting, setelah pulang mereka sudah mengenal Kristus," kata penggemar surfing di internet ini.
Pria yang dulunya pemalu ini, berubah menjadi bergairah ketika mendapat kesempatan berbicara tentang Kristus. Hal ini tampak ketika Ari diundang Christ Mission Ministry dalam acara talk show di Jogja. Dia menjawab pertanyaan dari pemandu acara secara blak-blakan. Dia tidak segan-segan membeberkan perilaku berdosanya sebelum mengenal Kristus, supaya tidak ditiru anak muda. Bahkan ketika pemandu acara akan mengakhiri talk show itu, dia menyela, "Kita menyewa tempat ini sampai jam berapa?" "Sampai jam 12 siang," jawab panitia. Ari melirik arlojinya. "Lho, ini masih jam sepuluh. Ayo, kita lanjutkan lagi," ajak Ari yang disambut dengan tepuk meriah dua ratusan anak muda.

Tidak Sengaja Jadi Artis
Kariernya di dunia entertainment, dimu-lai de-ngan tidak sengaja. Waktu itu, dia hanya menjemput kakaknya, Ira Wibowo, dari latihan menari. Lalu ada seseorang yang melihat dia. Orang ini sedang mempersiapkan fashion show, tapi kekurangan model cowok. Dari situlah, pintu po-pularitas mulai terbuka bagi Arie. Bintangnya mulai bersinar terang ketika Ari remaja menyabet gelar "Cowok Cool dan Seksi" yang diadakan oleh Radio Prambors. Di dunia hiburan ini, Ari sebenarnya tidak hanya bermodal wajah ganteng. Dia juga berbekal ilmu bela diri yang prima. Buktinya, pemegang ban merah ini pernah menduduki pe-ingkat III, dalam kejuaraan Taekwondo seJakarta (1986). "Waktu itu sebenarnya saya agak curang ... soalnya sebenarnya saya masih ban putih, tapi saya 'paksa' memakai ban biru supaya bisa ngikutin kejuaraan itu!" ungkap Ari dengan tersenyum,"latihan saya saat itu memang sangat keras. Tapi setelah itu nggak pernah ikutan kejuaraan lagi."

Kombinasi antara tubuh atletis, ganteng dan kemampuan beladiri menjadikan dirinya salah satu bintang sinetron laga terdepan. Setidaknya penggemar novel fiksi karya Jeffrey Archer ini telah membintangi 13 judul sinetron, 5 film layar lebar, dan 2 album lagu bersama grup Cool Colors plus puluhan bintang produk iklan. Termasuk pula, sinetron yang melambungkan namanya, yaitu Tersanjung, Jacky dan Harga Diri. Tiga penghargaan pun disabetnya, yakni sebagai "Bintang Artis Terfavorit pilihan Pemirsa dan Pembaca Cek & Ricek (2000) dan "Pria favorit" Panasonic Awards (1998 & 2000).

Tiga Kali Kecelakaan Fatal
Ari Wibowo dilahirkan di Berlin, 26 Desember 1970 dari pasangan Wibowo Wirjodiprojo dan Sibylle Ollmann. Bersama kakaknya, Ira Wibowo, dia dibesarkan di negara Jerman. Ketika berumur 10 tahun, Ari Wibowo kecil mendapat pengalaman rohani yang menakjubkan. Ketika itu dia masih duduk di kelas 4 SD di Jerman. Setiap kali ada mata pelajaran agama, karena yang diajarkan agama Kristen, maka murid yang beragama non-Kristen boleh memilih: ikut pelajaran atau bermain-main di luar. Biasanya, Ari memilih keluar kelas dan bermain-main dengan tiga temannya. Suatu ketika, sekolahnya mengadakan kebaktian di gereja. Kali itu, Ari merasa jika bermain di luar, rasanya terlalu lama. Karena itu, dia memutuskan ikut kebaktian saja. Dia sengaja duduk di bangku paling belakang dan mengikuti ibadah itu sampai usai. Akan
tetapi saat dia hendak pulang melewati pintu gerbang gereja, dia merasakan suatu sukacita dan damai sejahtera yang luar biasa. "Saya tidak bisa melukiskan perasaan itu dengan kata-kata," ucap Ari dengan nada suara bergetar, "sebagai bocah berumur sepuluh tahun, baru kali itu saya merasakan bahwa Tuhan itu sayang pada saya."

Karena orangtuanya bercerai, Ari dan Ira mengikuti ayahnya pulang ke Indonesia. Di sini, Ari pernah mengalami kecelakaan fatal sampai tiga kali. Mengingat kembali peristiwa itu, Ari masih heran mengapa dia masih bisa selamat dari kecelakaan yang mengerikan itu. Belakangan, dia baru mengerti bahwa Tuhan memang sedang mencari dan memanggil dia. Pada saat Ari sedang berada di puncak kariernya sebagai selebritis, anehnya dia justru tidak bisa menikmatinya. Dia merasakan kekosongan jiwa. "Mengapa saya merasa begini-gini saja, ya," tanya Ari dalam hati. Dia lalu ingat pengalaman masa kecilnya dan tiga kali kecelakaan fatal itu. Ari berkata pada diri sendiri,"Pasti ada sesuatu yang Tuhan kehendaki pada saya."

Sejak saat itu, Ari menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Namun selama tiga tahun per-tama, Ari mengakui dia hanya menjadi Kristen suam-suam kuku dan tidak mengalami perubahan hidup. Dia mengakui masih melakukan dosa seksual bersama pacarnya dan memakai obat terlarang. Jika mobilnya dipepet orang lain, dia masih suka mengumpat. Hingga suatu malam, tepatnya pukul 3 pagi dia dibangunkan Tuhan. Dalam keadaan sadar, dia mendengar ada suara yang berkata: 'Amsal 1:7.' Begitu membaca ayat itu, Ari merasakan tamparan Tuhan. Dia merasa selama ini sudah beribadah secara rutin dan memakai simbol-simbol Kristen. Namun perilakunya memang masih seperti orang dunia. Semua itu ternyata dianggap sebagai kebodohan oleh Tuhan. Sejak saat itu, Ari bertobat. Secara ajaib, Ari lalu dipertemukan Tuhan dengan Pdt. Cimona Susilo, yang kemudian menjadi Bapa rohaninya. Dia juga diperkenalkan dengan Franky Sihombing, Pdt. Gilbert Lumoindong, Jimmy, dan Sisil, dan pastor Dave dari International English Service. Merekalah yang membangun dasar kerohanian Ari. Atas usul Pdt. Cimona, Ari lalu mengadakan Bible Study setiap hari Rabu di rumahnya. Perkumpulan ini sudah berlangsung selama dua tahun, dan diikuti oleh beberapa artis.

Sebelum bertobat, meski sudah Kristen, tetapi Ari masih berhubungan seksual dengan pacarnya. 'Toh, saya melakukannya dengan pacar saya,' pikirnya ketika itu. "Waktu itu saya memang masih bodoh," kenang Ari sambil tersenyum. Saat Ari bertekad meninggalkan dosa seksual, ternyata pacarnya belum bisa mengikuti langkahnya. Padahal dia orang Kristen. Lama-kelamaan, Ari mulai gelisah, lalu berdoa:"Tuhan, saya lebih sayang kepada Engkau daripada sayang sama dia. Saya ingin memutuskan hubungan kami, tapi tolong supaya saya bisa ngomong dengannya dan tidak menyakiti hatinya." Esok malamnya, Ari sudah siap ngomong, tetapi pacarnya menyela duluan. "Ari, sebaiknya hubungan kita diakhiri saja. Imanku belum sekuat, imanmu," kata pacarnya. Ari pura-pura terkejut, tetapi hatinya bersorak, "Yes. Thank You, Lord. You are the greatest!"

Setelah itu, Ari berpacaran dengan wanita Indo-jerman, cantik dan Kristen. Setelah ena  bulan pacaran, Ari berkunjung ke rumah orangtua pacarnya di Jerman. Di sana, Ari disuruh tidur sekamar dengan pacarnya. Tetapi Ari memilih tidur di kamar kakak pacarnya yang kosong. Sekembali mereka di Jakarta, pacarnya berkata kepada Ari, "You know what, Ari,you are only a half man". Ari terkesima mendengar kata-kata itu. "Benarkah aku ini bukan laki-laki sejati?" tanya Ari dalam hati. Kebimbangannya ini tidak bertahan lama setelah dia mendengar nasihat pendetanya: "It takes a real man to say 'no'" .

Menurut Ari, pemuda Kristen perlu menjaga integritas. Maksud integritas di sini, adalah orang Kristen yang tidak mau berbuat dosa meskipun orang lain tidak melihat. Integritas ini ditumbuhkan dengan membaca Alkitab secara teratur. "Setiap hari saya mendisiplinkan diri membaca Alkitab selama satu jam," kata Ari. Dari situ Ari bisa lebih mengenal Tuhan. Ari ingin banyak orang Kristen juga teratur baca Alkitab. Untuk itu, Ari rela merogoh koceknya guna mencetak buku panduan membaca Alkitab selama setahun. Buku yang ada foto dan tanda tangannya ini dibagikan secara gratis.

Tolak Laga, Iklan Rokok dan Miras
Ada harga yang harus dibayar ketika Ari melakukan perubahan hidup. Semenjak pertobatannya, dia memutuskan meninggalkan sinetron laga (action) dan menolak membintangi iklan rokok dan minuman keras. Dia punya beban moral terhadap anak- anak yang mudah terpengaruh dengan kekerasan yang disajikan di televisi. "Lebih baik saya berhenti dari action dan hanya menerima sinetron drama saja," ujar
Ari. Menurutnya, kekerasan di TV itu tidak mencerminkan ajaran kasih.

Keputusannya ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa kecilnya. Ari mengaku sangat takut pada laba-laba besar (arachnaphobia), gara-gara semasa kecil pernah menonton film "Arachnaphobia." Tayangan itu sangat membekas di ingatannya hingga kini. Demikian juga, keputusannya mempelajari Taekwondo dan bermain di laga sangat dipengaruhi oleh film Karate Kid yang pernah ditontonnya.

Ari sebenarnya sudah siap kehilangan penghasilan dan popularitas akibat keputusaannya itu. "Tetapi Tuhan itu baik. Semenjak saya menerima Yesus, semenjak hidup saya mulai berubah, semenjak saya memberi persembahan persepuluhan, yang namanya popularitas itu tidak menurun. Saya malah diberkati Tuhan dengan berlimpah-limpah. Saya tidak pernah kekurangan. Ikut Tuhan itu tidak pernah rugi," ujar Ari dengan berbinar-binar.

Malam sudah larut. Ari kelihatan sudah letih. Beberapa tamu di lobby hotel, berbisik-bisik sambil sesekali melirik ke arah Ari Wibowo, "Hey, itu 'kan Ari!" Mereka lalu menghambur menghampiri Ari. Seperti biasa, Ari melayani penggemarnya dengan ramah. Pria ini memang dikenal sangat rendah hati. Dia ingin menunjukkan kasih Kristus melalui perilaku hidupnya sehari-hari. Termasuk dalam melayani penggemar.




Ari Wibowo

Nama lahir             Arianto Wibowo
Lahir                       26 Desember 1970 (umur 41) Berlin, Jerman
Jenis Musik            Pop
Pekerjaan              aktor, penyanyi, model
Tahun aktif            1987 - sekarang
Perusahaan rekaman          HP Record
Terkait dengan     Cool Colours
Hubungan              Ira Wibowo (kakak)
Pasangan               Inge Anugrah
Anak                       Kenzo Wibowo, Marco Wibowo
Orang tua              Wibowo Wirjodiprojo dan Sibylle Ollmann
Agama                    Kristen Protestan

Arianto Wibowo atau lebih dikenal dengan Ari Wibowo (lahir di Berlin, Jerman, 26 Desember 1970; umur 41 tahun) adalah aktor yang mengawali kariernya sebagai peragawan dan foto model yang beragama Protestan. Adik Ira Wibowo dan paman dari Richard Kevin ini juga pernah bergabung dengan kelompok vokal Cool Colours yang anggotanya terdiri dari Ari Sihasale, Surya Saputra, dan Johandy Yahya, sekaligus menggantikan posisi Teuku Ryan dalam grup tersebut. Sempat menyandang sabuk merah taekwondo membawanya membintangi sinetron laga seperti Deru Debu dan Jacky.

Bungsu dua bersaudara pasangan Wibowo Wirjodiprojo dan Sibylle Ollmann ini lahir di Jerman dan baru tinggal di Indonesia sejak umur 10 tahun. Ari menikah dengan Inge Anugrah pada tanggal 7 Juli 2006 di hotel Four Season Jakarta. Dari perkawinan tersebut, keduanya dikaruniai seorang anak, Kenzo Wibowo yang lahir pada 2 Februari 2008.

Perkenalan pertama Ari dengan dunia hiburan adalah pada usia 17 tahun saat ditawari untuk memperagakan karya perancang dunia tersohor dari Prancis, Pierre Cardin, di Hotel Hilton Jakarta. Setelah itu, berbagai tawaran untuk pemotretan mengalir deras. Ari laris jadi peragawan, model foto, dan bintang iklan majalah. Tak lama kemudian datang tawaran untuk membintangi sebuah film layar lebar.

Dalam debut layar lebarnya, Ari langsung mendapat peran utama sebagai Valen dalam film karya Bobby Sandy berjudul Valentine (1989) dan dipasangkan dengan pemain-pemain yang sudah mendapat tempat di hati remaja saat itu, seperti Sophia Latjuba, Dian Nitami, Karina Suwandi, dan Thomas Djorghi. Empat tahun berikutnya, Ari membintangi empat film lagi, yaitu Pengantin (1990), Aku Rindu (1991), Pesta (1992), dan Si Manis Jembatan Ancol (1993).

Saat industri film nasional 'pingsan', Ari beralih ke produksi layar kaca. Sinetron pertamanya adalah Keluarga van Danoe Wiryo (1993). Tak puas dengan perannya sebagai anak manja dari orang tua Indo-Belanda yang kaya raya, Ari menerima tawaran bermain dalam sinetron laga Deru Debu. Baru sepuluh episode, Ari beralih ke sinetron laga Jacky sebagai Jacky. Beberapa sinetron laga yang kemudian dibintanginya seperti Perjalanan serta Darah dan Cinta menahbiskan Ari sebagai aktor laga. Ari yang tak puas dengan image-nya sebagai aktor laga kemudian bermain dalam berbagai sinetron drama seperti Cinta Berkalang Noda, Tersanjung, Terlanjur Sayang, dan Badai Pasti Berlalu.

Tak puas di jalur akting, Ari pun merambah dunia tarik suara dengan bergabung di kelompok vokal Cool Colours bersama dengan Ari Sihasale, Surya Saputra, dan Johandy Yahya. Album yang pernah dirilis bersama Cool Colours adalah Satu Yang Pasti (1999).

Ari menekuni karate sejak usia 7 tahun. Setelah beberapa tahun tinggal di Indonesia, Ari beralih ke taekwondo dan sempat meraih juara 3 pada Kejuaraan Tae Kwon Do se-Jakarta. Padahal saat itu ia yang masih sabuk putih, dihadapkan dengan pemegang sabuk merah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar