Yesus Gembala yang Baik.

Minggu, 28 Oktober 2012

Mental Positif dan Perkenanan Tuhan



Manna Surgawi 120811


Budaya instan sudah menjamur dan efek buruknya adalah orang tidak sabar lagi untuk menjalani sebuah proses yang dapat memberi dua dampak positif : hasil yang maksimal dan terbentuknya karakter yang gigih.

Seorang professor memasuki kelas untuk melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam kelas ia mengajukan suatu tawaran istimewa kepada  para mahasiswa yang mengikuti kelasnya. “Siapa yang mau mendapat nilai C dalam mata kuliah ini harap angkat tangan. Kamu tidak perlu mengikuti ujian, saya akan langsung memberikanmu nilai C,” katanya dengan wajah tersenyum tapi serius. Awalnya hanya satu tangan yang terangkat, tetapi tidak berapa lama kemudian cukup banyak tangan yang teracung. Kira-kira setengah dari mahasiswa memilih untuk tidak mengikuti ujian hari itu dan puas mendapat nilai C. Setelah para mahasiswa yang mendapat nilai C keluar dari ruangan, si professor membagikan lembaran kertas kepada mahasiswa yang masih tinggal di kelas. Ia meletakkannya di meja mereka dan meminta mereka tidak membaliknya sebelum ia memberi aba-aba. Kemudian professor itu memberi aba-aba untuk membalik kertas yang ada di meja mereka. Di lembaran ujian itu tertulis kalimat singkat,”Selamat, Anda baru saja mendapatkan  nilai A.” Profesor itu kemudian memberi selamat kepada mereka karena tidak mau menerima nilai rata-rata. Sikap yang tidak mau menerima sesuatu secara instan akan membawa kita melangkah untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dan bermakna dalam hidup ini.

Mengapa kebanyakan orang memilih untuk mendapatkan hasil yang biasa-biasa , yang bisa diperoleh tanpa perjuangan yang keras? Mungkin karena takut untuk memulai dan takut gagal. Seorang bijak berkata,”Jangan buang waktumu dengan menangisi susu yang tumpah, sementara si sapi masih hidup, kembalilah dan perah sapimu lagi.” Artinya, kegagalan adalah hal yang lumrah, kalau gagal maka kita harus terus mencoba dengan semangat yang baru. Mengambil jalan pintas yang mudah dan menerima keadaan biasa-biasa saja saat seharusnya berusaha membangun potensi diri, tidaklah bijak. Timothy L. Griffith berkata, “Mereka  yang berhasil tidak hanya tegar hati, mereka juga pekerja keras yang percaya kepada kemampuan dirinya.” Orang yang menanamkan dalam hatinya baghwa tidak ada kata-kata tidak bisa dalam hidupnya, terlebih karena Tuhan menyertai langkah-langkahnya, pasti akan terus mencoba meraih impian-impian dalam hidupnya.

Di atas semua sikap mental positif yang kita bangun, sertakanlah Tuhan Yesus dalam setiap rencana kita. Dengan doa yang tidak putus, iman yang teguh, dan perkenanan Tuhan atas langkah-langkah kita, apa pun yang kita kerjakan niscaya akan membuahkan hasil. “Ia seperti  pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar