Yesus Gembala yang Baik.

Selasa, 30 Oktober 2012

Mutiara yang tidak ternilai harganya

Ada seorang misionaris di India, David Morse, yang bersahabat dengan  seorang penyelam mutiara, Rambhau.

Setiap sore di pondok Rambhau, ia membacakan firman Tuhan, dan  menjelaskan kepadanya cara Tuhan membawa ke arah keselamatan. Rambhau  senang sekali mendengarkan firman Tuhan, tetapi setiap kali David  berusaha untuk mengajak Rambhau menerima Kristus sebagai penebusnya,  Rambhau menggelengkan kepalanya dan menjawab, "cara orang Kristen ke  surga sangat mudah untukku! Aku tak bisa menerimanya". Jika aku ingin masuk Surga dengan cara seperti itu, aku menjadi seperti  seorang pengemis yang memohon belas kasihan. Mungkin aku sombong, tapi aku ingin mendapatkan tempat di surga dengan usahaku sendiri.

Tidak ada yang bisa David katakan untuk mempengaruhinya. Waktu berjalan  dengan cepat. Suatu sore terdengan ketukan di pintu kamarnya. Ia menemukan Rambhau di sana. "Silahkan masuk sahabatku" kata David. "Tidak" kata Rambhau. "Aku ingin mengajakku pergi ke ru mahku, tuan,tidak lama kok, aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu. Tolong
jangan katakan tidak." "Tentu saja aku akan datang," jawab David. Sesampainya di rumah
Rambhau,ia berkata "beberapa minggu lagi aku akan mulai bekerja untuk  mendapatkan tempatku di surga; Aku akan pergi ke New Delhi, dan aku akan kesana dengan jalan kaki."
"Bung, apakah kami gila! Jarak dari sini ke Delhi adalah 900 mil, dan  di  dalam perjalanan kakimu akan lecet, keracunan, atau mungkin kena lepra sebelum kamu sampai ke Bombay. Kamu akan menderita!".
"Tidak, aku harus pergi ke Delhi," tegam Rambhau, "dan tidak ada mahluk hidup satupun yang bisa mencegahku pergi ke sana!. Penderitaan yang mungkin aku alami nanti, adalah penderitaan yang sangat manis, karena setelah itu aku pasti mendapatkan tempat di surga.
"Temanku Rambhau, kamu tidak bisa. Bagaimana aku bisa mencegahmu, kamu  tahu 'kan Yesus telah menderita dan wafat di kayu salib hanya untuk menyediakan tempat untukmu!". Tetapi keyakinan pria tua itu tidak  terpengaruh. "Kamu adalah sahabatku terbaik di dunia, tuan Morse. Sepanjang tahun ini, kamu telah menemai aku ketika aku sakit, bahkan
kau satu-satunya sahabatku. Meski demikian, kamu tidak bisa mencegah hasratku untuk mendapatkan tempat abadi... Aku harus pergi ke Delhi!!!.

Di dalam pondok itu, David  duduk di kursi yang dibuat Rambhau secara khusus untuknya, dimana  disitulah ia membacakan firman Tuhan untuk Rambhau. Rambhau masuk ke ruangan lainnya lalu kembali sambil membawa sebuah  kotak besi. "Aku telah memiliki kotak ini selama beberapa tahun", katanya, "dan aku hanya menyimpan suatu yang berharga di sini.Sekarang  aku akan menceritakan kepadamu, tuan Morse. Dulu aku memiliki seorang putra.." "Putra" Kenapa Rambhau, kenapa kamu tidak pernah mengatakan sesuatu  tentangnya!". "Tidak tuan, aku tidak bisa." ia berkata sambal menangis.  "Sekarang aku harus mengatakannya kepadamu, karena sebentar lagi aku  akan pergi dan siapa tahu kalau aku tidak kembali lagi? Putraku adalah  seorang penyelam juga. Ia adalah penyelam mutiara yang terbaik di  India. Ia penyelam yang tangkas, memiliki mata yang tajam, tangan yang kuat, dan nafas yang panjang ketika ia berada di dalam air untuk mencari mutiara. Ia adalah kebanggaanku! Semua mutiara, seperti yang kami ketahui,memiliki cacat dimana hanya seorang pakar yang bisa melihatnya, tetapi  putraku selalu bermimpi untuk menemukan 'mutiara yang sempurna' yang  belum pernah ditemukan. Suatu hari ia menemukannya! Tetapi ketika ia  melihatnya, ia telah berada di dalam air tertalu lama... Mutiara itu merengut nyawanya, ia meninggal tidak lama kemudian. Penyelam tua itu menundukkan kepalanya. Untuk beberapa saat, seluruh tubuhnya bergetar,tetapi tidak ada suara yang keluar.
"Beberapa tahun ini," ia melanjutkan, "aku telah menyimpan mutiara,  tetapi sekarang aku akan pergi, tidak akan kembali, dan untukmu, sahabatku, aku berikan mutiaraku ini."Orang tua itu membuka kunci kotak itu dan mengambil dari dalam dengan  hati-hati sebiuah bungkusan. Kemudian ia membuka kapas yang menyelimuti mutiara itu, mengambil mutiara besar dan meletakkan di tangan misionaris  itu. Itu adalah mutiara terbesar yang pernah ditemukan di pantai India,dan bersinar dengan cemerlang dan gemilang yang belum pernah ditemukan  oleh orang. Mutiara ini mungkin memiliki nilai yang sangat tinggi. Sejenak misionaris ini tdak bisa berbicara bapa-apa,, ia terpukau kagum, "Rambhai! Mutiara ini sangat indah".  "Mutiara itu tuan, adalah sempurna." Jawab orang india pelan. Misionari  itu berpikir : Apakah ini kesempatan daan saat yang ia tunggu, untuk  membuat Rambhau mengerti mengenai nilai pengorbanan Kristus? Maka ia berkata kepada Rambhau, "Rambhau, ini adalah mutiara yang luar biasa indahnya dan mengagumkan. Biarkan aku membayaarnya, aku akan membelinya seharga $ 10.000.  "Tuan apa maksudmu?" "Oke aku akan memberikan $ 15,000.oo dan njika masih kurang aku akan  berusaha untuk membayarnya."  "Tidak" jawab Rambhau dengan kaku, "mutiara ini tak ternilai haganya. Tidak ada seorangpun di dunai ini yang memilkiki uang yang cukup untuk  membayar mutiara yang berharga ini. Dipasaran, 1 juta dollarpun tidak  bisa untuk membayan mutiara yang berharga ini. Dipasaran, 1 juta dollarpun tidak bisa untuk membayarkan. Aku tidak menjualnya untukmu. Ini hadiah untuknya". "Tidak Rambhau, aku tidak bisa menerimanya. Meski aku sangat  menginginkan mutiara ini, aku tidak bisa menerimanya dengan cara itu.  Mungkin aku terlalu sombong, tetapi hal itu sangat mudah. Aku harus membayarnya, atau bekerja untuk membayarnya...". Penyelam mutiara itu  terdiam. Kamu tidak mengerti tuan. Tidakkah kamu mengerti putra tunggalku memberkan hidupnya untuk mendapatkan mutiara ini, dan aku  tidak akan menjualnya untuk uang sepeserpun. Mutiara ini seharga dengan  nyawa putraku. Aku tidak bisa menjualnya, tetapi aku bisa  memberikannya untukmu. Terimalah sebagai tanda terima kasihku kepadamu.

Misionari itu terkejut, untuk sesaat ia tidak bisa berkata apa-apa. Kemudia ia mengambil tangan Rambhau. "Rambhau," katanya pelan. "Kamu sadar? Kata-kata yang kamu kamu keluarkan barusan adalah yang ingin kusampaikan mengenai Tuhan selama ini.". Penyelam itu tertegun, setelah sekian lama berpikir akhirnya ia mengerti.  Tuhan menawarkan mu keselamatan sebagai hadiah yang gratis."  Hadiah ini sangat luar biasa dan tak ternilai harganya. Tidak ada orang  yang bisa membelinya. Jutaan dollarpun terlalu sedikit. Hadiah ini  seharga dengan pengorbanan Tuhan dengan menyerahkan putra tunggalnya  untuk menyediakan tempatmu di surga. Meski jutaan tahun, kamu tidak  akan  bisa ,masuk ke surga jika kamu tidak menerima hadiah ini.
"Yang harus kamu lakukan adalah menerima cinta Tiuhan."  "Rambhau, tentu saja aku akan menerima mutiara ini dengan rendah hati,  bersyukur kepada Tuhan bahwa aku lanyak untuk mendapatkannya. Rambhau,  apakah kamu bersedia menerima hadiah gratis dari surga, juga dengan  rendah hati?". Air mata dengan deras menetes di pipi penyelam tua itu. Tuan, aku  mengerti sekarang. Aku telah percaya ajaran Yesus 2 tahun ini, tetapi  aku  belum bisa mempercayai bahwa pengorbananNya tidak ternilai harganya.  Aku  mengerti sekarang, ada beberapa hal yang tidak bisa dinilai dengan  uang. Tuan, aku bersedia menerima keselamatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar