Yesus Gembala yang Baik.

Kamis, 09 April 2009

KASIH AGAPE MEMBERI TUJUAN UNTUK HIDUP


Pengantar
Sergei, sesuai dengan firasatnya, ditembak dan terbunuh di sebuah kamar hotel di California selatan. Kematiannya diselimuti awan misteri dan diberitakan sebagai bunuh diri yang kemudian diralat sebagai “mati mendadak”. Tidak banyak yang mengenal Sergei dan mengetahui siapa dia sebenarnya dan mengapa sampai ia ditembak mati! Kejadian ini akan terkubur begitu saja, bila tiga bulan sebelum meninggal ia tidak bertemu Pdt Joseph F Manning dan menceritakan kisahnya.

Pemuda Istimewa
Sergei adalah seorang pemuda istimewa di Rusia. Perawakannya tinggi hampir mencapai dua meter dengan lengan yang kekar. Ia bergabung dalam angkatan laut Rusia. Masa kecilnya sebenarnya sangat memprihatikan. Ia adalah seorang yatim piatu alias tidak pernah mengenal siapa ayah ibunya. Ia seorang yang penuh bakat, tidak saja secara akademis tetapi juga secara fisik. Saat remaja, ia terpilih sebagai salah seorang pemuda paling top di Rusia dalam hampir semua bidang yang berkaitan dengan pengembangan fisik dan intelektual! Ia pun mendapat penghargaan tertinggi yang pernah diterima pemuda-pemuda Rusia.
Sejak kecil ia diindoktrinasi bahwa Rusia adalah satu-satunya pemegang kekuasaan dan kebebasan yang mutlak. Agama hanya untuk orang-orang yang lemah. Keyakinan bahwa pemerintah Rusia berkata jujur tentang kehidupan, kebebasan dan Tuhan sangat berurat-akar dalam hatinya. Karena menunjukkan kemampuan memimpin di antara teman-temannya, ia dipilih pemerintah Rusia sebagai kepala Polisi Muda Rusia. Tugas utamanya adalah menyerang pertemuan-pertemuan keagamaan.

Penganiaya Orang Kristen
Sergei bekerja secara efisien. Bersama bawahannya ia merazia pertemuan-pertemuan di rumah-rumah, gereja-gereja bawah tanah maupun balai-balai pertemuan. Polisi Muda ini bertindak keras terhadap para hamba Tuhan, pendeta-pendeta dan orang-orang yang mengadakan pertemuan-pertemuan agama. Ia ikut melukai dan mengusir orang-orang “fanatik” yang menentang pemerintah secara brutal. Tidak patuh terhadap pemerintah dianggap dosa berat bagai penjahat. Pengikut-pengikut pertemuan untuk menyembah Kristus dianggap sebagai penentang. Darah mereka pun mengalir. Tulang yang patah dan tubuh-tubuh memar merupakan hal yang biasa bagi Sergei bila ia menyerang orang-orang Kristen bersama-sama dengan Polisi Muda.

Berkenalan dengan Kasih Ilahi
Suatu hari, seperti biasa Sergei menyerbu sebuah pertemuan di lantai bawah sebuah gedung. Ia dan pasukannya memukuli sekelompok orang Kristen yang sedang bersekutu, berdoa dan mengadakan Pertemuan Alkitab. Salah seorang korbannya adalah seorang gadis cantik dengan wajah tidak berdosa. Umurnya sekitar lima belas tahun. Ia pun segera menjadi mainan Sergei dan pasukannya yang masih muda-muda. Gadis itu pun dilukai seperti orang-orang Kristen lainnya. Kemudian gadis itu dan pengikut pertemuan lainnya diusir dan diancam bahwa bila mereka tertangkap lagi, maka harga yang jauh lebih mahal akan mereka terima!
Tidak lama sesudah itu, ternyata Sergei dan para anggota Polisi Muda kembali melihat gadis remaja yang belum sembuh benar dari luka-lukanya itu pada suatu pertemuan gelap lainnya. Akibat mengabaikan peringatan yang diberikan, gadis ini dilempar ke atas meja dan dipukuli tanpa belas kasihan. Sang gadis mengalami kesakitan luar biasa. Sergei sangat terbayang oleh pemandangan saat itu. Tatkala disiksa, sang gadis memancarkan kasih di matanya. Ia memandang ke arah Sergei dan wajahnya bercahaya seakan ingin mengatakan dengan bebas tentang pengampunan Yesus.
Sergei tidak mampu mengerti apa yang menyebabkan adanya kasih dan pengampunan dalam diri seorang gadis yang hampir mati sebagai martir. Sudah banyak orang Kristen yang dihukum bahkan dibunuh, tetapi Sergei tidak pernah melihat damai seperti yang dilihatnya pada mata gadis itu. Tidak pernah sebelumnya, ia melihat kasih Ilahi semacam itu yang dapat memperbarui hidup yang begitu dekat dengan maut. Kejadian ini sangat membebani pikirannya dan ia bertekad untuk mencari jawabannya.

Bebas!
.Tak lama kemudian, Sergei bergabung dengan Armada Angkatan Laut Rusia. Saat kapalnya berada di Lautan Pasifik di luar pantai British Columbia, ia merasa leah dan tidak bersemangat. Ia tidak bisa tidur di malam hari. Saat berguling ke kanan dan ke kiri, dalam benaknya terbayang wajah gadis remaja Kristen yang hampir dibunuhnya itu. Wajahnya yang cantik dan keputusannya untuk melayani Yesus terus menghantuinya. Inilah saat dalam hidupnya, perasaan Sergei terhadap Rusia mulai berubah. Rusia telah menipunya! Walau ia sudah patuh , tetapi tetap ia tidak bebas. Ia merasa jadi korban Rusia. Akhirnya ia menyadari orang-orang Kristen itulah yang memiliki kebebasan sejati. Ia melihat kebebasan itu dalam wajah sang gadis yang mengganggu tidurnya setiap malam. Pasti ada yang benar dalam keKristenan. Ada semangat yang menyala-nyala dalam diri pemeluknya. Siapakah Yesus ini, sehingga orang-orang Kristen rela mati untukNya?
Akhirnya ia membulatkan tekadnya. Ia mencari cara untuk lari dari Rusia. Ia terjun ke lautan Pasifik yang sangat dingin. Hanya sedikit yang bisa hidup dengan cara penyeberangan seperti ini. Kondisi fisiknya yang prima menolongnya bertahan hidup mengatasi dingin dan kram selama ia berenang. Ia terus berenang melampaui batas ketahanan fisiknya dan tidak akhirnya hilang kesadaran diri!
Kasih Tuhan sungguh luar biasa. Walau tidak sadar, ia tetap mengapung di atas air yang berombak, tangannya memegang puing-puing yang besar. Secara ajaib, Sergei sadar kembali sehingga akhirnya tiba di pantai Kanada di mana ia ditemukan.

Mati bagi Kristus
Polisi Kanada segera mengklarifikasi dan mengkonfirmasi siapa Sergei sebenarnya. Walau ia diminta kembali ke Rusia oleh pejabat Rusia di Kanada, ia menolak. Di Kanada ia berada dalam perlindungan sekelompok kecil simpatisan Kristen. Ia berlutut di altar gereja dan menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus. Ia meminta dan menerima ampun atas dosa dan kejahatannya, ancamannya terhadap orang-orang Kristen yang telah dihukumnya di Rusia. Kini, Sergei mulai memahami arti kebebasan dan kasih di wajah sang gadis remaja. Ia pun lahir baru dan bertumbuh. Ia rindu bersaksi kepada orang lain khususnya orang-orang muda, bagaimana Yesus menggantikan kebencian dengan kasih dan ketakutan dengan kedamaian. Ia bersaksi dengan penuh semangat kepada orang lain agar mereka tahu tentang penganiayaan orang Kristen di Rusia dan tentang keberanian mereka untuk mati demi iman mereka. Dalam keadaan paling berat sekalipun, semangat orang Kristen Rusia tetap menyala-nyala.
Pihak Rusia pun tidak tinggal diam. Putra terbaiknya menghilang karena Yesus. Ini dapat menjadi preseden buruk bagi pemuda lainnya di Rusia. Terlebih lagi, sang putra sekarang malah berbalik menceritakan kekejaman Rusia dalam menganiaya orang-orang Kristen. Sergei mengatakan bahwa ia ingin meninggal sebagai martir karena perbuatan dan kekejaman yang pernah dilakukannya dulu. Ia sudah mengerti kasih sempurna yang ada pada gadis remaja itu. Ia telah menerima kasih agape yang sama yang mengalahkan segala-galanya, bahkan maut sekali pun. Akhirnya, ia yakni bahwa tujuan hidup yang sejati hanya ada di dalam Kristus sendri.
Sergei sekarang sudah tiada. Walaupun hidupnya singkat, ia benar-benar mempunyai pengalaman berhubungan dengan penyerahan hidup total kepada Yesus Kristus. Akhirnya, ia juga tahu bahwa kasih yang sempurna dari takhta Allah itulah yang mendorong seseorang untuk mengasihi Yesus Kristus di atas segala-galanya, bahkan melebihi hidup itu sendiri.

Disusun ulang OPH dari Buku
Memulihkan Hubungan yang Retak
Joseph F. Manning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar