Yesus Gembala yang Baik.

Rabu, 08 April 2009

KASIH AGAPE MENYELAMATKAN


Peter telah menjadi pecandu heroin selama dua tahun dan hidup mengelana. Ibunya berdoa agar Peter kembali pulang. Namun setelah Peter kembali ada di rumah, sang Ibu khawatir anaknya akan kembali mengisap heroin lagi. Peter sendiri sudah merasa frustasi dengan kondisinya. Ia berada di ujung jalan. Bila tidak ada yang bisa membantunya, ia sudah tidak punya alasan untuk melanjutkan hidupnya lagi. Ibunya memintanya menemui seorang konselor bernama Joe.
Joe sendiri baru beberapa bulan memberikan pelayanan konseling dan dalam waktu singkat kehilangan minat karena merasa tidak berhasil menolong seorang pun. Dirinya merasakan hampa dan dahaga yang tak terpuaskan. Saat ibu Peter memintanya untuk membantu Peter, Joe merasa takut dan tak berdaya. Joe umat nasrani, namun tidak mengikutsertakan Yesus dalam pelayanannya.

Apa yang Harus Diperbuat?
Peter datang menemui Joe di kantornya. Ia muncul dengan rambut panjang, bercambang, bercelana jin dan memakai kaos olahraga. Matanya merah dan air mata mengalir turun ke lehernya. Ia terlihat sangat tersiksa dan menderita. Ia duduk di sofa mengerang dan menangis sambil memegang pinggangnya yang sakit selama setengah jam.
Joe merasa kecil hati saat Peter datang menemuinya. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, kata-kata apa yang harus diberikan ke manusia yang hancur ini? Namun ia merasa inilah waktu yang tepat untuk menolong Peter. Tangisan Peter menarik sesuatu di dalam dirinya, seakan-akan hanya ialah satu-satunya manusia di dunia yang dapat menolong Peter. Joe bertekad tidak akan memasang topeng pengaman seperti yang biasa dilakukan untuk menutupi kata-kata yang bijak namun hampa.
Menyadari kalau gagal - Peter akan bunuh diri - sungguh menakutkan Joe sehingga ia berusaha sungguh-sungguh meyakinkan Peter bahwa ia memperdulikannya dan bersedia menghabiskan waktu dengannya. Peter sedikit terhibur karena tahu Joe ingin menolongnya.
Setelah Peter pulang, Joe meminta nasihat temannya yang pernah menangani pecandu-pecandu berat. Temannya mengingatkan bahwa tak ada yang dapat dilakukan dan mengusulkan agar Peter dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan. Joe pun tidak bisa tidur.
Paginya Peter datang sesuai rencana dan minta Joe untuk mengajaknya pergi sejauh sejam perjalanan dari kantornya ke danau Crescent, tempat yang dimana Peter merasa dekat dengan Tuhan dan mengalami kedamaian saat masih kecil. Segera Joe mengambil kunci mobil walaupun ia tidak punya harapan untuk menyelesaikan masalah Peter.
Saat tiba di danau, Peter bernostalgia. Ia tumbuh di lingkungan kulit hitam di San Fransisco. Ia belajar musik blues yang pada umumnya disertai lagu-lagu yang menggambarkan kepedihan hidup orang kulit hitam. Ia belajar meniup harmonika dari mereka. Setelah itu ia pindah ke Seattle dan menjadi pelayan putra altar. Namun ia juga anak yang nakal dan banyak membuat masalah terhadap guru. Sejak SMA ia minum sirup obat batuk agar “fly”. Lalu merokok ganja dan saat kelas tiga, ia mencoba heroin. Setamat SMA, Peter melanjutkan ke Angkatan Laut. Namun di sini pun ia terikat heroin dan menyuntikannya diam-diam. Saat sakit keras, ia pun diberhentikan. Selepas itu ia menjadi pecandu berat dan dua kali kena hepatitis karena jarum suntik yang tidak steril. Teman-temannya ada yang sudah mati karena overdosis. Saat ini, ia berada di dasar jurang dan ragu apakah bisa keluar.

Diselamatkan
Kisah Peter mengerikan Joe, namun ia berusaha mempercayai Peter. Kisahnya benar-benar nyata walau seperti novel. Joe merasakan kebutuhan Peter yang mendesak akan kata-kata yang dapat memberi semangat dan harapan untuk hidup. Masalahnya Joe merasa tidak memiliki apapun. Uniknya, Peter yang meminta kepada Joe. Setelah berdiam diri, Peter bertanya,”Maukah Anda berdoa untuk saya?” Bahkan untuk berdoapun , Joe tidak terpikir. Setelah Joe berdoa biasa (bukan berdasarkan iman bahwa mujizat akan terjadi), Peter berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan menunjukkan diriNya. Herannya, wajah Peter berubah menjadi sukacita dan air matanya pun mengalir. “Saya merasakan perasaan damai yang aneh. Saya merasa seakan-akan Tuhan baru saja memberikan apa yang saya cari selama ini. Saya tahu bahwa sesungguhnya ada harapan bagi saya untuk bebas dari apa yang telah saya perbuat. Saya tahu bahwa Tuhan beserta saya.” “Saya belum pernah merasakan hal ini. Saya merasakan ada cahaya di dalam diri saya, begitu bebas.” Peter pun berlutut dan mengakui segala dosanya, mengeluarkan segenap isi hatinya dan menangis penuh sukacita!
Perjalanan pulang diwarnai sukacita. Namun Joe meragukan apa yang terjadi pada Peter. Berapa lama kegembiraan Peter bertahan? Esok paginya, ibu Peter menelpon mengucapkan terima kasih karena melihat perubahan dalam diri Peter. Joe merasa bersalah, karena merasa tidak berhak menerima ucapan tersebut, bahkan Joe tidak mengerti apa yang terjadi di danau itu.
Beberapa hari berikutnya, Peter mengunci diri di kamar sambil bergumul melepaskan diri dari ikatan herion. Setiap hari, Joe menelponnya. Peter menjawab,”Yesus sungguh nyata! Ia sedang menolong saya. Saya tahu bahwa kekuatanNya melalui doa telah mengangkat awan heroin dari kepala saya. Kini saya dapat berpikir jernih dan tangan saya tidak gemetar lagi. Saya juga telah membaca Alkitab, bacaan yang benar-benar berat bagi saya.” Jelaslah bagi Joe, bahwa Peter telah berjumpa dengan Yesus! Joe sebenarnya malu menyebut nama Yesus, berbeda dengan Peter yang sering menyebutnya. Bahkan Peter memimpin doa sederhana secara spontan saat berbicara ditelpon! Joe akhirnya menyadari bahwa Peter benar-benar telah dijamah oleh suatu kuasa yang lebih tinggi, suatu Sumber yang belum pernah ia sendiri dapatkan dalam hidupnya!
Saat Peter muncul lagi berminggu-minggu kemudian di kantornya dengan wajah berseri dan mata bening bercahaya mengucapkan kata-kata penuh sukacita dan merasakan kerinduan untuk bersaksi serta mengucapkan terima kasih kepadanya, Joe merasa tidak berdaya. Peter kemudian bersaksi dan menjangkau teman-temannya serta membawa mereka ke kantor Joe. Namun Joe hanya dapat memberikan dukungan separuh hati atas keberhasilan pelayanan Peter. Joe tidak dapat mengatakan “Yesus” dan “Puji Tuhan” dengan antusias seperti Peter. Pengetahuannya hanya sebatas otak saja. Saat Peter diundang bersaksi di sekolah, Joe diundang. Joe menyaksikan banyak siswa maju menerima Yesus sebagai Tuhan atas hidup mereka. Joe buru-buru meninggalkan sekolah dengan hati diliputi penyesalan bagai Yudas Iskariat yang menjadi murid Yesus dengan motivasi keliru.


Memulai Pelayanan "Baru"
Joe kembali ke pastori yang juga berfungsi sebagai kantornya. Ia merasa sedih dan luka karena kekurangannya. Ia merindukan damai yang hanya dapat diberikan Kristus. Ada rasa sakit di dalam dirinya yang tidak dapat dimengerti. Suatu minggu pagi, ia bangun pk 5, merenungkan keadaan kerohaniannya. Dari luar, ia seorang pelayan Tuhan yang taat, tetapi di dalamnya penuh kepura-puraan, kesombongan dan dosa. Akhirnya ia pun berdoa dengan cara yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. “Tuhan yang baik, saya ingin menjadi pelayan dan imamMu. Saya ingin berhenti dari kepura-puraan saya terhadapMu. Saya mohon agar Engkau masuk ke dalam hati saya hari ini dan mengambil alih hidup saya. Saya mengaku dosa saya dan perbuatan saya yang melawan Engkau, dan saya memohon pengampunanMu. Berikanlah saya damaiMu dan kasihMu yang luar biasa. Saya ingin Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat dan saya akan berjalan denganNya, tidak peduli apa pun yang terjadi, sepanjang hidup saya.”
Sejak itu hidup Joe tidak sama seperti sebelumnya. Ketika Joe mengundang Yesus masuk ke dalam hatinya, ia menjadi ciptaan baru, seperti janjiNya dalam Alkitab. Dan kini, ia tidak hanya berbicara tentang suplai kuasa, ia disetem ke dalam Sumbernya yaitu Yesus! Ia tidak lagi melakukan konseling orang-orang bermasalah, ia hanya memperkenalkan kepada mereka Yesus yang dapat menyembuhkan hati dan menyelesaikan masalah mereka!

Disusun ulang OPH dari buku
Mujizat Kasih Agape Memulihkan Hubungan yang Retak
Joseph F Manning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar