Yesus Gembala yang Baik.

Senin, 06 April 2009

KASIH AGAPE MENGATASI KEBENCIAN


Pendahuluan
Sebagai seorang pemuda ambisius dan materialistis, Tony berhasil mewujudkan mimpinya dalam hal duniawi pada usia tigapuluhan. Setelah gonta-ganti pekerjaan sebanyak delapan kali dalam sepuluh tahun, ia terus menapaki penghasilan yang semakin menggiurkan. Buahnya terlihat dari rumah mewah di pinggiran kota New York yang diperlengkapi dengan berbagai perabot dan karpet yang mahal sehingga rumahnya bak ruang pamer. Ia dikarunia seorang istri (Carla) yang memiliki cita rasa tinggi yang dapat membuat keserasian perabot rumahnya sehingga terlihat wah dan menjadi dambaan para dekorator dan yang juga memiliki seabreg pakaian mahal serta dua orang anak yang terawat baik. Sungguh keluarga yang ideal.Kesuksesan materi menimbulkan keangkuhan pasangan keturunan Itali ini. Mereka merasa semua kebutuhan sudah terpenuhi dengan upaya mereka sendiri. Urusan rohani mereka abaikan. Mereka tidak pernah ke gereja. Ajakan untuk mengikuti persekutuan doa ditampik oleh Tony yang alergi terhadap hal-hal yang berbau rohani.
Tony yang dulunya hidup dalam keluarga besar memiliki seorang kakak perempuan bernama Anna yang telah menikah dengan John. Suatu kali saat mengadakan pesta barbecue di rumahnya, Tony diajak oleh kakak iparnya (John) untuk terjun ke bisnis baru di bidang pengangkutan dengan truk. Memandang hubungannya yang sangat akrab sejak kecil dengan kakaknya, ia pun segera tertarik akan tawaran tersebut. Setelah berhasil diyakinkan John akan prospek bisnis tersebut yang menjanjikan hasil yang jauh lebih tinggi dari penghasilannya kini, akhirnya Tony memutuskan untuk bergabung dengan kakak iparnya mengurus bisnis ini. Ia pun berhenti dari pekerjaan yang ke sembilan!
Dengan kepiawaiannya, Tony berhasil memajukan perusahaan yang baru didirikan. Terbukti penghasilan yang diperolehnya memang lebih besar dari tempat kerja terakhir yang ditinggalkan. Anna sangat bangga dan memuji adiknya ini dan berkata bahwa ia sangat mengasihinya dan tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubahnya. Mereka pun merayakan keberhasilan yang sudah dicapai.

Awal Mula Kebencian

Suatu kali saat hujan lebat turun, John dan Tony sedang mengurus pengiriman kotak-kotak besar ke bagian pengiriman sebuah pabrik. Tanpa disadari saat berada di atas truk , Tony kehilangan pijakannya dan terperosok jatuh ke jalan yang basah. Segera ia dilarikan ambulans ke rumah sakit terdekat. Para dokter yang menangani segera mengoperasinya karena tulang belakangnya patah dan hampir seluruh urat syaraf tulang belakangnya cidera parah. Sembilan bulan dihabiskan Tony di rumah sakit untuk memulihkan cideranya. Perawatan dan pengobatan yang dibutuhkan menelan sangat banyak dana. Tony sangat berharap seluruh pengeluaran tersebut diganti oleh perusahaan pengangkutan, karena tagihnannya segera harus dibayar. Namun John dan Anna menolak menggantinya karena menurut mereka bila hal itu dilakukan akan membahayakan posisi keuangan perusahaan padahal Tony yakin bahwa perusahaantersebut mampu.
Tony sangat terpukul dengan penolakan ini. Ia tidak menduga kakak dan suaminya akan melakukannya. Hatinya sangat sakit. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Saat kemalangan menimpa diikuti oleh kemalangan lainnya. Akhirnya, Tony dan Carla istrinya berjuang mati-matian membayar tagihan rumah sakit setelah Tony memutuskan untuk meninggalkan perusahaan pengangkutan tersebut. Luka batin yang diderita Tony sangat mendalam terhadap keluarga kakaknya. Ia menolak semua hubungan dengan mereka. Juga Carla tidak mengerti mengapa Anna dan John begitu jahat.

Membangun Kembali Puing-Puing

Harta benda mewah yang telah mereka nikmati bertahun-tahun telah hilang. Tony dan Carla harus berjuang bahkan sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok. Mereka berdua bekerja banting tulang untuk melunasi hutanghutangnya. Kehidupan nyaman sebelumnya sirna sudah. Mereka berdua sangat lelah yang akhirnya dengan cepat menjadi bahan bakar yang menyulut pertengkaran. Kedua anaknya yang dulu sering diajak makan di luar, sekarang tidak lagi mendapat perhatian. Bangunan yang ditinggali tidak lagi menjadi rumah tempat bernaung yang sebenarnya.
Ketegangan yang terus memuncak di antara sepasang suami istri berakibat Carla menderita migrain yang semakin lama semakin berat. Dengan berlalunya waktu, penghasilan yang mereka terima bertambah besar sehingga kehidupan mereka membaik. Namun tembok pemisah hubungan antara keluarga Tony dan Anna tidak dapat dihancurkan. Tidak boleh ada nama “Anna “ di rumah Tony-Carla. Bahkan kebencian ini mempengaruhi hubungan suami istri juga. Rumah mereka seakan-akan menjadi rumah mati tanpa adanya kehangatan hubungan keluarga.
RancanganKu Bukanlah Rancanganmu Saudara sepupu Tony, Michael yang dulu pernah mengundang Tony untuk menghadiri persekutuan doa dan ditolak, kembali datang mengundang mereka menghadiri persekutuan doa. Michael yang penuh semangat (optimis) dan sukacita, menggugah Tony-Carla untuk mengcari tahu penyebabnya. Ditambah sedikit rayuan Michael akhirnya mereka datang memenuhi undangan tersebut. Di tengah kemalangan dan kesedihan, mereka akhirnya mengundang Yesus masuk ke dalam hati mereka dan mengambil alih hidup mereka karena mereka sadar bahwa Tuhan sanggup mengubah kemurungan menjadi sukacita. Malam itu mereka menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Secara rutin mereka akhirnya mengikuti persekutuan. Hati yang telah diubahkan membuat mereka rindu untuk merubuhkan tembok pemisah mereka dengan Anna-John. Akhirnya Pdt Joeseph F. Manning mengajari mereka tentang kasih Ilahi (agape) untuk memulihkan dan memperbaiki kehancuran hubungan dan menyembuhkan hati yang terluka. Dengan berlutut di hadapan Tuhan, Tony meminta dan menerima pengampunan bagi hubungannya dengan Anna-John . Ia pun meminta agar Tuhan memenuhinya dengan kasih agapeNya bagi Anna yang tidak pernahdijumpainya selama dua tahun.

Rubuhnya Tembok Pemisah
Tak lama berselang, anak perempuan Anna-John masuk rumah sakit karena bisul yang berdarah. Tony bertekad datang untuk memulihkan hubungannya dengan Anna. Saat ia memasuki kamar perawatan di rumah sakit, Anna tertegun dan kemudian bertanya, “Mengapa kamu datang kemari? Apakah karena anakku ini?” “Karena Yesus” jawab Tony dengan tersenyum malu-malu. “Dan karena aku mengasihimu, Anna...” Akhirnya hubungan persaudaraan pun dipulihkan dan kedua keluarga disatukan kembali setelah berpisah selama dua tahun. Saat Tony-Carla dipenuhi dengan kasih Yesus , rumah mereka pun memancarkan kepenuhan Roh Kudus dan akhirnya rumah mereka dikhususkan bagi pekerjaan Tuhan. Tidak peduli betapa pun dalamnya jurang pemisah atau betapa pun tingginya dinding pemisah itu, kasih Allah yang sempurna tidak pernah gagal!

Kesimpulan
Agape (dilafalkan : a gap pa) berarti kasih ilahi, kasih Allah yang luar biasa terhadap umat manusia. Hal ini bisa dilihat pada Yohanes 3:16 :
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Agape adalah kasih yang diberikan Allah, di mana Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihiNya kembali dan juga mengasihi sesama kita; kasih di mana tak seorang pun dapat memilikinya dengan kekuatan dan usahanya sendiri. Agape bukan mengalir dari manusia; melainkan pada kenyataannya asing bagi manusia. Kasih agape mengalir dari hati Allah, melalui kita, kepada sesama kita ketika kita menyediakan diri sebagai saluran-saluran.
Agape adalah kasih Allah kepada kita dan kasih Allah di dalam kita. Agape adalah kasih yang menanggung segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu dan menahan segala sesuatu.
Dengan adanya kasih agape Allah dalam setiap situasi, terjadilah mujizat. Kasih agape Allah berhasil ketika kasih kita gagal!

Disusun ulang oleh OPH dari Buku
Mujizat Kasih Agape , Memulihkan Hubungan yang Retak
oleh Joseph F. Manning



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar