Yesus Gembala yang Baik.

Senin, 06 April 2009

KASIH AGAPE MENGALAHKAN DEPRESI


Pengantar
Maria adalah seorang Kristen yang berkobar-kobar semangatnya memberitakan Injil bagi siapa pun juga. Ia telah melakukan hal ini sejak ia menerima Yesus sebagai JuruselamatNya dan membiarkan dirinya dipimpin Roh Kudus dalam setiap tingkah lakunya. Ia adalah gambaran orang Kristen yang ideal. Siapa pun yang bertemu dengannya merasakan sukacita, kehangatan dan keramahannya. Seorang wanita yang penuh senyum lebar yang indah. Sejak hidupnya diubahkan Yesus, ia benar-benar berkomitmen dan merasa bebas membagikan berita sukacita yang telah diterimanya kepada siapa pun juga. Bahkan kepada para pemuda yang berpotongan “mengerikan” seperti pemuda gondrong, pemabuk, penikmat narkoba. Ia tidak segan-segan memberi tumpangan pada mereka dan memberitakan Injil keselamatan. Kepribadiannya luar dan dalam sama baiknya. Sungguh orang Kristen yang menjadi berkat dimana pun ia berada. Ia dan suaminya (David Sr, seorang eksekutif yang terkenal.) juga rajin mengikuti persekutuan doa. Mereka dikaruniai 2 orang anak yang masih remaja.Yang sulung diberi nama sama dengan ayahnya, yakni David dan dikenal sebagai David Junior (DJ). Mereka tinggal di pinggiran kota di Long Island (New York, AS) bagian timur dengan lingkungan yang cukup nyaman dan hidup mereka penuh berkat dan kesaksian.

DJ mengalami kecelakaan
Suatu kali Maria dan suaminya menerima berita mengejutkan. DJ mengalami kecelakaan!. Rupanya saat mengendarai sepedanya , DJ ditabrak lari. Tubuhnya terpental beberapa meter dan jatuh menghujam semak. Tulang-tulangnya patah di beberapa tempat dan sepedanya ringsek tidak berbentuk. Seorang pengemudi sepeda motor yang melihatnya tergeletak menelpon ambulan dan kemudian DJ dibawa ke rumah sakit untuk dimasukkan ke Unit Perawatan Intensif. Begitu Maria dan suaminya sampai di rumah sakit, dikabarkan oleh dokter bahwa kemungkinan besar sang anak tidak dapat bertahan hidup.
Maria merasa sangat sedih. Rupanya ia sangat sayang putranya ini. Bahkan ia merasa tidak dapat hidup lagi, bila sang putra akhirnya berpulang. Malam itu berita kecelakaan DJ menyebar di rekan-rekan seimannya di gereja dan kelompok doa. Mereka berdoa bagi kesembuhan DJ. Malam itu menjadi malam yang menegangkan buat keluarga Maria walau Maria tahu saudara-saudara seimannya mendukung dengan doa-doa. Maria sendiri yang sudah memahami betapa pentingnya berdoa dan bersyukur kepada Tuhan pada setiap keadaan (baik dan buruk), namun saat itu ia sangat sulit berdoa. Keesokan harinya, dokter memberi kabar menggembirakan bahwa DJ sudah melewati masa krisis dan akan tetap hidup. Hanya untuk memulihkan DJ ke kondisi semula perlu terapi berbulan-bulan.

Kala Depresi Melanda
Maria yang mendengar berita tersebut tidak dapat menerima sepenuhnya mujijat ini. Anaknya yang awalnya divonis tidak dapat bertahan hidup ternyata bisa mengalahkan masa krisisnya. Yang dilihat Maria adalah kemalangan yang tertimpa pada sang anak. Ia membayangkan anaknya akan mengalami penderitaan dan kesulitan. Ia membayangkan hal-hal menjadi buruk. Ia tidak menerima kondisi seperti ini dan iapun menjadi depresi. Secara emosional ia hancur dan merasa putus asa. Sukacitanya pun lenyap.
Raut mukanya penuh kekalahan Dirinya diliputi kebencian dan kegeraman pada sang penabrak. Ia membayangkan sang penabrak adalah pemuda berambut gondrong yang mabuk-mabukan atau pemakai obat bius yang biasa menumpang mobilnya bila ia sedang berbelanja, yang biasa dilayani dan diberitakan Injil. Ia berharap sang penabrak ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Ia ingin melukai sang penabrak karena membiarkan anaknya terbaring dengan tubuh patah-patah dan mungkin juga akan mati!. Bahkan ia membayangkan sang penabrak itu mati saja. Ia juga tidak ingin berjumpa lagi dengan orang-orang berambut gondrong yang dulu dilayaninya dan dibayangkan sekarang sebagai penabrak anaknya.
Saudara-saudara seimannya sering datang menghibur dia. Namun semuanya itu hanya bisa sedikit membangkitkan semangatnya. Ia masih belum bisa menerima kemalangan DJ. Walaupun menyadari bahwa peristiwa baik dan buruk bisa melanda siapa pun termasuk orang percaya, ia tidak bisa menerima saat anaknya sendiri mengalami hal tersebut. Kekalahan dan kemarahan Maria semakin mendalam. Ia sangat geram dengan para dokter di rumah sakit itu dan merasa mereka tidak memperhatikan kebutuhan anaknya seperti yang diinginkannya. Sepertinya mereka tidak punya waktu untuk anaknya. Kepahitannya seperti kanker yang menyebar kemana-mana di dalam dirinya. Ia bahkan marah dengan Tuhan dan kepada rekan seimannya yang mendorongnya berdoa. Ia pun menutupi diri dari saudara-saudara seiman, menutup semua horden dan mematikan teleponnya agar tidak bisa diganggu. Masa perawatan anaknya dijadikan alasan untuk mengabaikan semua undangan dan persekutuan doa. Ia pun mengalami mimpi buruk dari hari ke hari.

Bagaikan Rajawali
Mengatasi depresi yang dialaminya tidak mudah. Seperti burung rajawali yang berganti bulu-bulunya yang rontok memerlukan banyak waktu. Dukungan doa sepenuhnya dari rekan-rekan seiman tak pernah sirna. Berbulan kemudian, secara perlahan DJ memperoleh kembali kesehatannya semula dan mulai bersekolah. Maria juga mulai berhasil mengatasi dirinya sendiri. Ia menyadari betapa waktunya yang sudah hilang. Ia pun kemudian belajar kembali untuk menjadi seperti dirinya dahulu. Setelah dilayani dan diberitakan tentang kasih Ilahi barulah ia menyadari bahwa sesungguhnya kesembuhan DJ adalah mujijat semata dan merekapun mengucap syukur. Akhirnya ia menyadari satu pelajaran penting bahwa Tuhan sedang mencoba mengajarkan kasih agapeNya kepadanya.
Ia juga telah meminta Tuhan mengampuni dan memulihkan keadaannya seperti dulu lagi. Tuhan telah memperlihatkan betapa kecilnya kasih yang ia miliki. Ia pun akhirnya menyadari bahwa satu-satunya cara mengasihi adalah dengan kasih Allah. Ia tidak mungkin mengasihi dengan kekuatannya sendiri. Ia merasa gagal dalam ujian yang dialaminya dan sangat ingin kembali menyukakan hati Tuhan. Ia benar-benar ingin mengasihi orang-orang dengan kasihNya dan bukannya dengan kasihnya sendiri.
Kini hidupnya merupakan kesaksian yang lebih kuat dari sebelum kasih Allah bekerja dalam dirinya melalui kecelakaan yang dialami anaknya itu. Bersama suaminya, ia kemudian merencanakan Pemahaman Alkitab bagi kaum muda di rumah mereka dan mengundang pecandu-pecandu obat bius berambut gondrong yang rindu mencari Yesus. Dengan penuh kemenangan, Maria telah menemukan bahwa hanya dengan kasih agape Allah sajalah ia dapat mengalahkan depresi dan benar-benar dapat mengasihi serta mengampuni.

Disusun ulang oleh OPH dari Buku
Memulihkan Hubungan yang Retak

Joseph F. Manning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar