Yesus Gembala yang Baik.

Kamis, 09 April 2009

KOTAK PERKAKAS - Joshua Harris


Saat Stephen berulang tahun yang ketiga belas, ayahnya ingin Stephen memasuki kedewasaan dengan sesuatu yang patut dikenang. Ayahnya ingin agar Stephen bukan sekedar mendapat hadiah, tapi yang terutama ingin menanamkan kebijaksanaan. Sang ayah, kemudian meminta para bapak mendampingi putra mereka ke pesta ulang tahun Stephen dengan membawa hadiah khusus – sebuah alat yang berguna bagi mereka dalam pekerjaan masing-masing.

Ada yang memberi pena dan menjelaskan bahwa sebuah pena tidak hanya membantu pekerjaannya ketika menuangkan ide, tetapi juga mencerminkan perkataannya ketika menandatangani suatu perjanjian.

Di samping itu , ada seorang ayah yang ahli bangunan memberi Stephen sebuah kotak kecil. ”Di dalam kotak itu ada alat yang paling sering kupakai,” katanya. Stephen membukanya dan mendapatkan sebuah tang pencabut paku.
”Tang pencabut pakuku, sesederhana penampilannya,” bapak itu menjelaskan, ”adalah alat terpenting yang kumiliki.” Bapak itu menceritakan sebuah kisah. Suatu ketika, di tengah kesibukannya membangun dinding, ternyata hasilnya tidak lurus. Bukannya menghentikan pekerjaan konstruksi dan membongkar sedikit untuk memperbaiki dinding itu, ia malah melanjutkan pekerjaannya dengan harapan masalah itu akan hilang dengan sendirinya. Namun, masalah makan bertambah parah. Jelaslah, dengan kehilangan banyak bahan dan waktu, ia harus merobohkan dinding yang hampir selesai itu dan membangun ulang.
”Stephen,” kata bapak itu dengan murung,” saatnya akan tiba dalam kehidupan manakala kau sadar telah melakukan kesalahan. Pada saat itu, hanya ada dua pilihan : buang harga dirimu dan ”cabut beberapa paku”, atau dengan bebal melanjutkan pekerjaanmu, dengan harapan masalah itu akan berlalu begitu saja. Biasanya masalah itu hanya akan bertambah parah. Aku memberikan perkakas ini untuk mengingatkanmu tentang prinsip ini : Ketika kau sadar telah melakukan kesalahan, hal terbaik yang bisa dilakukan ialah membongkar dan mengulanginya lagi dari permulaan.”

Disusun ulang OPH dari buku
Mengejar Pelangi
Alice Gray

Tidak ada komentar:

Posting Komentar