Masternya
Para Pemimpin
Selama
empat belas tahun menggembalakan Skyline Church, setidaknya sebulan sekali John
Maxwell menjumpai seseorang yang mengunjungi gerejanya untuk pertama kalinya.
“Kami akan saling mempenalkan diri. Lalu Tuhan akan berbicara pada saya,’John,
itu dia.’ Itu pengalaman yang paling merendahkan diri saya karena saya sama
sekali tidak berperan dalam membawa orang itu ke gereja,” tuturunya.
Saa
mengundurkan diri, ia bersama tujuh puluh lima pemimpin gerejanya mengadakan
acara makan malam sebagai perpisahan. Ia bangkit berdiri dan
berbicara,”Sepanjang hidup saya, saya terus berdoa untuk pemimpin-pemimpin.
Saya akan menceritakan bagaimana Allah menjawab doa-doa itu dengan saudara
sekalian.”
Ia
pun berkeliling ruangan, mendatangi pemimpin demi pemimpin dan menceritakan
pertemuan mereka masing-masing, ketika Allah menyatakan, “Itu dia.” Pada saat
ia selesai melakukannya, mereka semua menangis terharu.
Seseorang
bertanya,”Bagaimana Anda bisa mengingat pertemuan dengan setiap orang di gereja
sebesar ini?” Ia menjawab,”Saya tidak mengingat pertemuan dengan setiap orang.
Saya mengingat pertemuan dengan saudara karena saudara adalah salah satu dari
orang-orang yang saya minta kepada Tuhan, agar Dia bawa ke dalam hidup saya.”
Terpanggil
Sejak Kecil
Cerita
di atas memberikan gambaran sekilas tentang hasrat dan kerinduan John C.
Maxwell untuk memperlengkapi dan menginspirasi orang dalam berbagai taraf
kepemimpinan. Bukanlah suatu kebetulan kalau ia dikenal sebagai pemimpin bagi
para pemimpin dan mentor bagi ribuan orang. Jalan dan panggilan hidupnya sudah
terlihat lurus sejak masa kecil.
Masa
kecilnya di Ohio pada tahun 1950-an , dibarengi dengan teladan orang tuanya,
meletakkan dasar bagi kehidupan dan kariernya dalam melayani sesama. Pada umur
tiga tahun, ia sudah bercita-cita untuk mengikuti jejak ayahnya, menjadi
pendeta. Pada usia 17 tahun, ia mempersiapkan diri untuk pelayanan, kuliah di
Circleville (Ohio) Bible College dan meraih gelar bachelor pada tahun 1969.
Setelah lulus dan menikah dengan Margaet, tahun itu juga ia pindah ke Hillham,
Indiana. Di sana ia menjalankan pelayanan pertamanya, menggembalakan sebuah
gereja kecil.
Tidak
lama kemudian, John mulai menyadari karunianya dalam mempengaruhi kehidupan
orang – sekian banyak orang. Karena merasa mendapatkan panggilan ke dalam
pelayanan penginjilan, ia menerima undangan sebuah gereja lain tahun 1972. Ia
mencanangkan sasaran untuk memenangkan 200 orang kepada Kristus dalam satu
tahun di luar pelayanan mimbarnya. Dalam dua belas bulan berikutnya, 186 orang
mengalami perubahan hidup melalui pengaruhnya.
Memperlengkapi
Pemimpin
John
mulai mempelajari hubungan antara efektivitas kepemimpinan dan pelayanan yang efektif. Ia mengamati dampak dahsyat
kecakapan kepemimpinan yang kuat terhadap pelayanan seorang pendeta. Ia mulai
menguraikan dan memahami seni dan ilmu kepemimpinan Kristen yang tetap menjadi
fokus utamanya sampai pada hari ini.
Pada
tahun 1976, John memimpikan suatu pelayanan bagi pendeta-pendeta lainnya.
Kegiatan sambilan ini berkembang pesat seiring dengan pelayanan mimbarnya. Saat
melayani dalam kepemimpinan denominasi Wesleyan, ia berhasil membimbing
pertumbuhan 15 gereja. Pada tahun 1981, ia kembali menekuni pelayanan mimbar.
Dengan
dukungan jemaat barunya, Skyline Wesleyan Church di dekat San Diego, John
mengembangkan hubungannya sebagai mentor bagi pendeta-pendeta lain. Pada tahun
1985, ia mendirikan INJOY, dimulai dengan pembuatan kaset audio bulanan.
Pelayanan ini ternyata bertumbuh pesat melampaui perkiraan John, dan para
pendeta mulai meminta bahan-bahan kepemimpinan lainnya.
Ledakan
pertumbuhan INJOY ini akhirnya mendorong John untuk mengundurkan diri dari
Skyline pada tahun 1995, agar dapat memusatkan perhatian pada pelayanan yang
telah dirintisnya tersebut. Pelayanannya di Skyline sebenarnya sangat sukses;
anggota jemaat berlipat tiga selama ia menjadi pendeta. Namun, ia melihat
potensi yang jauh lebih besar dalam kehidupan ribuan orang yang dapat dijangkau
melalui INJOY.
Untuk
memperluas daya jangkaunya, John mendirikan EQUIP tahun 1996. Misinya adalah
untuk melihat pemimpin Kristen yang efektif memenuhi Amanat Agung di setiap
bangsa. Komponen EQUIP yang paling kuat adalah Million Leader Mandate, suatu
program pelatihan yang bermaksud memperlengkapi satu juta pemimpin di seluruh
dunia dalam kecakapan dasar kepemimpinan . Di Indonesia, program ini
diluncurkan pada 16 Januari 2003 di Jakarta, dan seminar lanjutannya diadakan
pula di Surabaya dan Medan.
Bisnis
Orang
Dan
Reiland, saat ini pendeta Crossroads Community Church di Lawrenceville,
Georgia, mengingat pengalamannya ketika melayani di bawah kepemimpinan John,
khususnya bagaimana John mengajarkan cara berhubungan dengan orang lain. “Ia
tegas, sangat teags, jelas, namun lembut,” kenangnya. “Dengan istilah yang
gamblang ia menunjukkan kelemahan saya dalam kepemimpinan. Begitu gamblangnya,
sehingga saya tahu, saya tidak akan berhasil melewati tahun pertama saya kalau
saya tidak berubah.”
John
mengatakan pada Dan, “Saya tahu kau mengasihi orang dan sangat rindu membangun
jemaat, namun kau tidak menunjukkannya dengan baik. Hal pertama yang perlu
kaupelajari adalah menyampaikan isi hatimu kepada orang lain secara bermakna.
Orang ingin melihat isi hatimu.”
Suatu
ketika ia melewati begitu saja sekelompok orang di lobi gereja, tanpa menyapa
mereka, karena terburu-buru akan masuk kerja. “Orang-orang ini adalah pekerjaan
kita, Dan,” tegur John kemudian. “Bisnis kita adalah jiwa-jiwa.”
“Bisnis
jiwa-jiwa” inilah yang sampai saat ini dijalankan John Maxwell dengan falsafah
“segala sesuatu bangkit dan jatuh karena kepemimpinan.” Hal ini memotivasi
setiap upayanya untuk menolong banyak orang mencapai potensi tertinggi mereka,
baik melalui konferensi, buku, kaset audio maupun video. Ia kerap diundang
untuk menyampaikan prinsip-prinsip kepemimpan di berbagai organisasi, seperti
Promise Keepers, Focus on the Family, perusahaan-perusahaan Fortune 500,
Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, dan badan-badan olah raga
seperti NCAA, NBA dan NFL>
Ia
juga telah menulis 30 judul buku yang
terjual lebih dari 7 juta eksemplar, dan banyak di antaranya tercantum dalam
buku laris di New York Times, Business Week, Wall Street Journal, USA Today dan
CBA Marketplace.
Saat
ini John dan isterinya menetap di Atlanta, Georgia. Ia terus mencari peluang
baru untuk memperlengakpi dan melayani para pemimpin. Namun, kerinduannya yang
paling besar adalah menunjukkan pengharapan dan sukacita yang hanya dapat
diperoleh di dalam keselamatan melalui Yesus Kristus. Mendengarkan panggilan Tuhan,
dan melayani sekian banyak pemimpin, John benar-benar menunjukkan daya kekuatan
dan efektivitas yang dapat dihasilkan ketika seseorang dibimbing dan
diinspirasi oleh Pemimpin yang Paling Agung.
Dimuat di Bahana, Juni 2004
Arie
Saptaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar