Anak Teraniaya Menjadi Hamba Tuhan Populer
Ketika Joyce berusia 12 atau 13 tahun, ayahnya
memutuskan untuk mengajarinya menyetir mobil. Namun itu diakukan bukan untuk
kepentingan putrinya. Ia melakukannya agar bisa membawa Joyce ke luar rumah,
jauh dari ibunya – untuk melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap putrinya
itu.
Kadang-kadang mereka pergi ke pemakaman, tempat yang
jauh dari keramaian. Pada musim panas, Joyce diajak minum sampai mabuk. Dan,
sang ayah berencana akan melampiaskan hasrat
seksualnya di kursi belakang mobil.
Joyce-Meyer berulang-ulang menuturkan kisah tadi di
tahun-tahun belakangan ini – dalam buku -
bukunya dan konferensi-konferensinya. Rangkaian kisah tentang perempuan
muda yang menjadi korban dari ayah yang
suka melecehkan dan menganiaya, ibu yang lemah serta suami pertama yang
manipulatif.
“Saya menceritakannya tidak untuk mengundang belas
kasihan Anda,”katanya di sebuah gereja di Tampa, Florida, September 2003. “Saya
menceritakannya untuk menunjukkan bahwa siapa pun bisa mempunyai pengalaman
yang buruk.” “Namun, “ ia menambahkan , “Saya tahu hidup saya jauh lebih kuat
karena apa yang terjadi itu, daripada seandainya hal itu tidak pernah terjadi.”
Merasakan Kuasa Allah
Joyce
Meter lahir dengan nama Pauline Joyce Hutchison pada tanggal 4 Juni 1943.
Ayahnya bergabung dengan tentara sehari setelah ia lahir. Tiga tahun kemudian,
sang ayah dipecat dan kembali sebagai pria yang kepahitan, pemarah dan pecandu
alkohol. Sejauh yang dapat diingatnya, sang ayah pun mulai melecehkannya secara seksual. Kondisi ini terus memburuk
sampai ia remaja. Ibunya tahu persoalan ini, namun memilih diam, bersikap
seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Pada usia 9
tahun, Meyer mengaku merasakan kuasa Allah untuk pertama kalinya. Suatu
malam, saat mengunjungi kerabat di luar
kota, ia menyelinap untuk mengikuti kebaktian di gereja setempat. Di situlah ia
mengalami kelahiran baru. “Saya merasa bersih, seperti baru saja mengalami
pemandian batin,” kenangan sekian tahun kemudian. Namun, saat pulang kembali ke
rumah, damai sejahtera yang dialaminya itu menghilang.
Sebagai gadis remaja, Meyer punya ketertarikan
terhadap hal-hal rohani : kisah-kisah persepsi ekstra-indrawi, fiksi ilmiah dan
film horor. Ia juga berminat pada hipnotis dan astrologi. Pada usia 13 tahun,
ia mulai bekerja di toko dan restoran setempat agar bisa mandiri.
Pernikahan Pertama yang Berantakan
Meyer
bersekolah di O’Fallon Technical High School. Segera setelah lulus pada tahun
1961, ia mengepak barang-barangnya ke dalam mobil Chevrolet 1949 hitam dan
meninggalkan rumah keluarganya. “Dalam pikiransaya, saya ingin mengurus hidup
saya sendiri sejak saat itu,’ katanya.
Pada tahun yang sama, ia menikah dengan pemuda
pertama yang menyukainya. Pemuda itu adalah pemuda yang putus sekolah saat
kelas lima dan kemudian menjadi penjaja mobil paruh waktu.
Sejak awal pernikahan itu memang kacau. Suaminya
bekerja asal-asalan dan mereka sering berpindah. Suaminya juga sering pergi
dari rumah, kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Saat ia bekerja sebagai
petugas tata buku di sebuah perusahaan, suaminya membujuknya mencuri uang
dengan menulis cek palsu. Mereka mencairkan uang itu, lalu melarikan diri ke
California.
Pada usia 21 tahun, Meyer mengalami keguguran. Tahun
berikutnya, ia kembali hamil. Pada suatu musim panas di St. Louis, ia nyaris
kehilangan akal sehatnya. Kondisi pernikahan dan keuangan mereka membuatnya
mengalami depresi berat. Ia susah makan, sulit tidur,dan lebih sering menelan
obat tidur.
Beberapa bulan setelah kelahiran anak laki-lakinya,
Meyer merasa tidak sanggup lagi hidup dengan suami yang tidak setia dan
bermasalah dengan hukum. Ia kembali ke rumah ayahnya, yang menerimanya dengan
senang hati. Dalam keadaan depresi dan kacau, ia mencari hiburan di bar-bar
setempat dan mulai tidur dengan pria-pria yang tidak dikenalnya.
Perjalanan Bertahap Menuju Pelayanan
Pada akhir tahun 1966, saat sedang mencuci
mobilibunya di depan rumah, ia bertemu dengan David Benjamin Meyer. Setelah
lima kali bertemu, mereka menikah di St. Louis pada tanggal 7 Januari 1967.
Dave pria yang baik hati, pekerja keras dan sangat mencintainya. Namun,
kebahagiaan belum juga merengkuhnya.
Saat berangkat bekerja di bulan Pebruari 1976, di
tengah rasa frustasi dan depresi, ia berseru kepada Tuhan. Ia mendengar Tuhan
memanggil namanya dan memintanya bersabar. Malamnya, ia merasa Tuhan
memenuhinya dengan “kasih yang melimpah-limpah.” Tidak lama kemudian, ia mulai
mengadakan kelas pemahaman Alkitab di sebuah kafetaria.
Semula aktif di Our Savior Lutheran Church, Meyer dan
suaminya meninggalkan gereja itu pada awal 1980-an. Mereka bergabung dengan
Life Christian Church, yang saat masih beranggota 30 orang. Gereja ini lalu
bertumbuh sampai sekitar 3.000 orang, sebagian karena popularitas Meyer.
Di gereja itu Meyer mulai mengadakan kelas pemahaman
Alkitab bagi kaum wanita di rumahnya. Kelas ini berkembang sampai diikuti oleh
sekitar 500 orang. Pada tahun 1983, ia diminta berkhotbah di gereja dan ikut
mengisi acara di radio.
Mendirikan Life in The World
Meyer
berada di Life Christian selama lima tahun. Ia pamit dari gereja itu ketika
Tuhan berkata kepadanya, “Bawalah pelayananmu dan pergilah ke Utara, Selatan,
Timur dan Barat.”
Pada bulan Agustus 1985, Meyer dan suaminya
mendaftarkan Life in the Word sebagai sebuah badan nirlaba. Pada awalnya
tidaklah mudah. Saat pergi ke konferensi , mereka sering harus tidur di dalam
mobil di tempat parkir MacDonald karena tidak mampu membayar sewa kamar motel.
Pada tahun 1993, Tuhan membukakan kepada Dave tentang arah pelayanan
tersebut. Dave pun membulatkan hati untuk mendukung pesan yang disampaikan
melalui Joyce, agar bisa go international melalui televisi.
Acara mereka semula disiarkan di WGN di Chicago dan
Black Entertainment Network. Dalam lima tahun, acara itu disiarkan di sekitar
600 stasiun radio dan televisi, tujuh
jaringan kabel dan tujuh jaringan satelit. Pada November 1988, Joyce
Meyer muncul dalam laporan utama Charisma & Christian Life sebagai
“America’s most popular woman minister”.
Meyer percaya panggilan hidupnya adalah meneguhkan
orang-orang percaya di dalam firman Allah. Dari pengalamannya, ia mendapati
bahwa kemerdekaan untuk hidup
berkemenangan diperoleh melalui penerapan firman Tuhan. Ia yakin, setiap orang
yang hidup dalam kemenangan dapat menuntun banyak orang lain menuju kemenangan
pula.
Ia mendapatkan gelar Honorary Doctorate of Divinity
dari Oral Roberts University di Tulsa, Oklahoma dan PhD. In Theology dari Life
Christian University di Tampa, Florida.
Memulihkan Masa Lalu
Di
tengah sukses pelayanan dan serangkaian kemenangan pribadi (Meyer sembuh dari
kanker payudara pada awal 1990-an dan
memperbaiki hubungan yang pada awal tahun 1990-an dan memperbaiki
hubungan yang retak dengan keempat anaknya), ia merasakan tantangan terbesarnya
bisa jadi adalah menghadapi masa lalunya sendiri.
Dua kali ia mendatangi ayahnya, menyataka bahwa ia
telah mengampuni apa yang telah terjadi dahulu. Namun, dua kali pula ayahnya
menolak mengakui apa yang telah terjadi.
Pada November 2000, Meyer dan suaminya membelikan
rumah seharga 130.000 dolar bagi orangtuanya. Pemulihan terjadi tiga tahun
kemudian ketika mereka berkunjung pada perayaan Thanksgiving.
Saat mereka memasuki pintu rumah, ayahnya mulai
menangis. “Aku ingin mengatakan betapa aku menyesal atas apa yang dahulu
kulakukan kepadamu.” Katanya. Joyce mengampuni ayahnya. Sepuluh hari kemudian,
ia membaptis ayahnya dalam sebuah upacara sederhana di St. Louis Dream Center.
Dimuat di Bahana,
Januari 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar