Maman
Kesaksian yang luar biasa dari seorang pelawak yang
bertobat dan diubahkan Tuhan Bersama ini saya kirimkan kesaksian dari seorang
Sunda yg jadi anggotagroup lawak dari Bandung dan pimpinannya adalah sdr Us-us
(D’Bodor -mantan bintang film di thn 60 an).
Kesaksian ini saya dengar sendiri waktu ada rubrik
kesaksian di Persekutuan doa yg dirumahnya Jendral (Purn) Pranowo, mantan
dirjen Imigrasi. Fisik dari orang tsb ialah pendek sekitar 150 cm tapi giginya
ada 4 buah yg copot karena dipukulin sama Ex teman2nya karena pindah agama. Kesaksian
yg dibawah ini saya ambil dari majalah Narwastu, Namanya ialah Kang Maman alias
Pak Elisa.
Dari Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan
Sebelumnya ia bernama Muhammad Shalat karena ia
dilahirkan pas jam sembayang, panggilan
akrabnya adalah Maman. Tapi, kata dia, karena sekarang sudah menyeberang dari
Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan, maka namanya diganti menjadi Elisa. jadi,
karena ia memang selalu gembira atau, mungkin lantaran ia seorang pelawak. Ditemui
NARWASTU, di sebuah gereja di bilangan Depok. Kang Maman atau Pak Elisa
memberikan kesaksiannya berikut ini :
Dulu saya bukan orang Kristen, karena saya pernah
juara membaca kitab suci agama saya yang dulu maka saya diangkat menjadi
pegawai di Kantor Kecamatan. Saya juga mantan pelawak Grup Sangkuriang Bandung.
Saya mengikut Kristus baru dua tahun ini. Ceritanya mula-mula ada orang datang
ke kantor untuk ngurus surat-surat. Setelah saya baca, dia orang Kristen, saya
nggak mau layanin. Saya benci orang Kristen. Lalu saya pulang padahal dia masih
nunggu terus. Di rumah saya sembahyang, saya memang tidak pernah ketinggalan sembahyang.
Waktu itu saya bersujud minta ampun kepada Tuhan. “Ampunilah perbuatan-perbuatan
saya yang salah tadi siang”. Tahu-tahu ada suara angin. Dan saya langsung
melek. Ternyata ada yang berdiri di situ. Dia menampakkan wajahnya dan badannya
dengan pakaian yang putih, pakai selendang merah bawa tongkat. Merahnya menyala
tidak ada bandingnya. Sendalnya seperti bakiak dan berwarna emas. Lalu dia
bilang begini, “Syalom, syalom.” Saya nggak mengerti apa syalom itu. Tapi,
seperti langit mau pecah itu suaranya. Waktu itu saya mengucap, “Astagafirullah
aladzin”. Saya didatangi itu kira-kira ada 5 menit.
Lalu, dia bilang begini, “Anakku, akulah Isa Almasih,
dan akulah Yesus Kristus. Akulah jalan yang lurus dan akulah yang terkemuka di
dunia dan di akhirat.
“Saya seperti nggak sadar, lalu bertanya, “Kau ini
siapa?” Lalu Dia menaruh tangan di kepala saya: “Aku menumpangi kepala kamu.
Aku akan memberkati kamu. Ikutlah aku. Jalan yang lurus.”
“Astagafirullah aladzin”. Waktu saya melek lagi Dia
sudah nggak ada.
Lalu, saya membangunkan istri. “Mah, bangun.”
Dia tanya, “Aya naon (Ada apa)?”.
Lalu saya ceritakan kejadian itu. Dia malah bilang,
“Itu teh jurig, setan, iblis.”
Dia suruh saya berdoa. Saya berdoa lagi. Istri saya
tidur, saya nggak bisa tidur.
Sampai satu minggu, saya nggak bisa tidur. Pikiran saya
nggak tenang. Saya merasa masih melihat wajahnya terus-menerus. Rumah tangga
saya jadi guncang, dan akhirnya saya keluar dari pekerjaaan.
Suatu sore, saya berjalan-jalan, sampai ke dekat
gereja. Waktu itu ada kebaktian, jemaatnya nggak banyak. Saya dengerin saja
dari luar. Tapi Pak Pendeta ngajak saya masuk. “Entar diberkati Tuhan” katanya.
Saya takut masuk, Nanti saya disalib, pikir saya
begitu. Saya pulang saja.
Minggu berikutnya saya ikut seminar di Gereja itu. Ada
pelepasan katanya.
Tapi saya nggak tahu apa artinya. Sampai saya ikut
pelepasan, lalu dikasih Alkitab sama Pak Pendeta. Tapi, nggak pernah saya bawa
ke rumah. Saya taruh saja di kebun singkong. Takut, Mertua saya kan ulama.
Tapi saya belajar terus di gereja itu. Selama tiga
bulan saya membohongi istri. Kalau ditanya, “Bapak dari mana?”
Saya jawab: “Kondangan, Mah”.
Istri saya nggak percaya. “Kok siang malam kondangan
terus. Punya pacar kali ?” Saya nggak mau begitu terus. Saya kan umat Kristus. Lama-lama,
saya mendoakan orang sakit, nggak dibawa ke dokter, tapi sembuh. Yang lumpuh,
saya doakan demi Nabi Isa Almasih, dia sembuh.
Tapi suatu hari ada yang datang ke mertua saya, dan
bilang, “Pak, sekarang mantunya jadi dukun Kristen lho..!”
Malam itu juga jam dua subuh saya dibangunin sama
mertua saya.
“Bangun setan, Anjing laknat lu..!” Saya dibilang
orang kafir, terus diusir. Saya pergi malam itu juga, ngajak istri dan anak
saya. Istri saya langsung minta dicerai, tapi saya nggak mau. Lalu, saya sujud
kepada-Nya “Tuhan sekarang saya hidup di dalam namaMu, Yesus Kristus. Jangan
sampai sia-sia. Berkati istri saya karena dia tidak mengenal Engkau.” Tuhan
memberkati saya. Saya bisa ngontrak rumah, sampai 2 hari.
Tapi kemudian saya dianiaya oleh penduduk di situ.
Waktu itu hari Jumat. Saya dipukuli. Gigi saya dimasuki kayu, sampai rontok. Waktu
itu saya sedang jalan ke rumah. Saya ditarik sepanjang jalan kerumah sampai
tangan saya habis. Di dalam rumah, tangan saya dijepit pakai meja, sampai patah.
Kira-kira 5 bulan, waktu itu saya sudah sembuh, terus dianiaya lagi. Dipukuli
lagi, kaki saya sampai cacat. Puji Tuhan, sampai sekarang saya bisa jalan.
Istri saya minta dicerai lagi, tapi saya
nggak menceraikan. Saya masih dianiaya terus, sampai akhirnya saya minta
cepat-cepat dibaptis. “Pak Pendeta, saya minta cepat dibaptis, takut umur saya pendek.”
Saya memang takut mati karena setiap hari berdarah terus.
Setelah dibaptis itu, saya masih juga dianiaya.
Suatu hari, saya dipanggil oleh saudara-saudara saya
di daerah Ciapus, Bogor. Saya disuruh minum kopi. Yang lain, empat orang, pada
minum teh. jadi saya curiga apa lagi mereka kelihatan bisik-bisik. Saya belum berani
minum. Tapi, Roh Kudus bilang, “Anakku, minumlah kopi itu.
Karena sudah dikuduskan oleh namaKu. Yesus Kristus.
Hormatilah saudaramu.”
Lalu saya minum kopi itu. Waktu itu mereka
bisik-bisik.
Tapi, Puji Tuhan. Sampai pulang ke rumah, saya nggak
apa-apa. Kemudian, saya dipanggil oleh kakak saya. Disuruh betulin kandang kambing.
Saya tidak tahu kalau di belakang saya waktu itu ada minyak tanah dalam ember.
Tiba-tiba saya diguyur dan sempat dibakar. Katanya sih
apinya sudah nyala, tapi saya nggak merasa apa-apa Terus pernah juga kuku saya
dicabut, copot satu. Tapi dua hari lagi sudah sembuh. Saya berdoa, agar Tuhan
memberkati mereka yang menganiaya saya. Tapi kemudian, mertua saya meninggal.
Sebelumnya dia pernah paksa saya supaya pindah lagi ke agama dulu. Jadi saya
ini kenyang dianiaya.
Saya dibenci masyarakat. Dibilang setan, kafir,
anjing, dan segala macam. Tapi, Puji Tuhan. Saya selalu merasakan berkat dan
pertolonganNya. Kalau agama saya diejek orang, saya bilang, “Lho, kenapa. Ini
kan untuk keselamatan saya sendiri.” Saya dulu belum bisa menerangkan firman,
buta rohani. Tapi, saya kemudian belajar. Saya mulai bertumbuh, sampai
sekarang. Saya mulai bersaksi di mana-mana. Lama-lama makin banyak yang kenal.
Saya sering diundang ke sana-sini. Saya juga dikenalkan sama pendeta ini
pendeta itu. Saya selalu bertanya kepada istri saya “Setelah jadi Kristen, saya
jahat nggak?” Puji Tuhan, istri saya nggak mau diceraikan sekarang.
Sedikit-demi sedikit, istri saya dikasih tahu Injil. Dia mulai berubah,
walaupun masih sedikit. Saya percaya, Tuhan akan memberkati dan memperlihatkan kuasa-Nya
seperti kesaya. Sekarang, di dalam rumahtangga saya ada damai sejahtera dan
tidak kekurangan apa-apa.
Saya sering diminta berdoa untuk orang sakit. Puji
Tuhan, mereka sembuh setelah saya doakan. Ada adik saya dari Bandung, dulu
benci saya. Suatu hari dia datang. Katanya, “Kang saya disantet dukun dari Cirebon.”
Matanya sampai keluar. Dioperasi habis dua juta juga
nggak sembuh-sembuh.
Terus saya bilang sama dia. “Mau nggak kamu didoain?”
Lalu dia menginap di rumah saya.
Saya pakai minyak urapan, karena kemana-mana saya
selalu bawa minyak zaitun.
Saya tumpangi tangan ke dia. “Tuhan Yesus, sembuhkan
adik saya.
Kalau ada roh-roh jahat, roh-roh santet, roh-roh apa
saja dalam tubuh adik saya, kau hancurkan.” Saat itu, keluar dari hidungnya
mimisan. Malam harinya dia mimpi begini: “Yesus yang menyembuhkan. Yesus yang mengeluarkan
roh-roh jahat dari tubuhku. Dia rambutnya panjang.” Saya bilang, “Makanya
percaya pada Gusti Yesus Kristus. Karena kalau percaya kepada Gusti Yesus, akan
sembuh”. Setelah pulang ke Bandung, dia bilang mau ngikut Gusti Yesus. Kata
adik saya, “Bilangin ya pada saudara-saudara di Bandung, di Garut, kalau saya
sudah sembuh tanpa
dokter. Yesus itu dokter di atas segala dokter.”
Saya dikaruniai 4 anak. yang paling besar sudah SMP,
yang paling kecil umurnya 5 tahun. Istri saya namanya Siti Cholifah. Sekarang
ini saya ajari mereka tentang Kristus. Saya nggak mau mereka sia-sia. Kenapa orang
lain diselamatkan, kok keluarga saya tidak. Saya terus beritakan Injil kepada
semua orang. Ke kampung-kampung, ke pegunungan, sampai tempat yang terpencil
saya beritakan. Pokoknya saya jalan terus, meskipun nggak punya kendaraan. Saya
tidak takut bersaksi di mana-mana. Sebab, saya tidak menjelekkan agama. Kalau
orang lain tidak menghormati saya, kita sih tetap hormati. Saya terus
memberitakan Injil, sambil mendoakan orang sakit. Saya mau mereka mengenal
Yesus. Untuk apa saya dianiaya kalau bukan untuk Yesus. Kalau saya memberitakan
Injil, saya tidak melihat suku. Mau suku apapun, pokoknya saya rangkul. Ke Jawa
Barat, Jawa Timur, Bali dan kemana lagi, saya juga pernah. Saya beritakan injil
ke gembel-gembel, gelandangan-gelandangan, tukang becak, ulama-ulama.
Pejabat-pejabat, penyanyi-penyanyi. Puji Tuhan, banyak yang terima. Tapi saya
tidak mengkristenkan orang. Pokoknya saya beritakan dengan kasih. Pernah ada
sudara saya yang datang. Dia tanya, “Ngapain kamu jadi Kristen? Miskin,
sengsara. Sudah ini tanda tangan!” Saya mau dikasih rumah kalau saya mau
kembali ke agama dulu. Saya sampai menangis. Saya berdoa di kebun waktu magrib.
Saya pilih surga. Teman-teman saya di Sangkuriang, ada yang sudah tahu. Malah
ada yang mulai bertobat, rumahnya di Cirebon. Sekarang memang jarang tampil, karena
rumahnya jauh-jauh. Tapi setiap Agustus banyak undangan menghibur di
masyarakat. Kalau ada peresmian, saya tampil memainkan calung.
Saya pernah ditawarkan sekolah teologi, tapi saya
belum kepengin. Saya pengin beritakan Injil saja. Saya selalu minta pertolongan
Roh Kudus, supaya mengerti. Kuku saya sekarang sudah tumbuh lagi, yang bekas
cabutan tadi. Jadi orang Kristen memang nggak selalu enak. Tapi, sekarang
banyak yang maunya enak-enak, maunya besar-besar. Coba lihat saya, yang
dianiaya begini. Ini sekarang masih sakit, tapi saya hanya serahkan pada Yesus
saja. Kiranya kesaksian ini menjadi berkat bagi saudara-saudara semuanya. Adapun
ayat yang saya sukai adalah Filipi 4 ayat 13 dan 19: “Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Allahku akan memenuhi
segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.”
PUJI TUHAN.
Catatan :
Nama lahir Achmad
Yusuf
Nama lain Abah
Us Us
Lahir 13 Juni 1939
Meninggal 8
Mei 2010 (umur 70)
Pekerjaan aktor,
pelawak
Achmad Yusuf atau lebih dikenal dengan panggilan Abah
Us Us atau Us Us (lahir di Bandung, Jawa Barat, 13 Juni 1939 – meninggal di
Bogor, 8 Mei 2010 pada umur 70 tahun) adalah seorang pelawak dan pemeran asal
Indonesia.
Ia terkenal dengan grup lawaknya, D'Bodors - bersama
Yan Asmi atau Kang Uyan dan Kang Engkus - dan juga ikonnya yang menggunakan
peniti besar di bajunya.
Meninggal
Abah Us Us meninggal di RS M.H. Thamrin, Cileungsi,
sekitar pukul 06.55 WIB tanggal 8 Mei 2010. Ia meninggal karena serangan
jantung dan dimakamkan di taman pemakaman umum yang terletak di Jl. Rumah Sakit
Ujungberung, Bandung.
lah coba buka ini http://www.youtube.com/watch?v=RCyBS2jwLz4 kok beda ya?????
BalasHapus