GI Susan (istri Pdt. Hengky Setiawan)
Mengenal tentang Yesus yang menyembuhkan kita.
Yesus sudah bereskan dosa , penyakit dosa kita di
atas kayu salib. Yesus ingin tuntas menyembuhkan sakit penyakit kita. Yesus
melayani sampai tuntas, sampai yang paling dalam, hati yang luka. Zakheus
mengalami luka hati. Profesinya sendiri merupakan sampah di masyarakat yakni
sebagai pemungut cukai. Juga postur tubuhnya yang pendek sering dicemooh. Saat
itu Yesus sangat dielu-elukan. Maka
waktu Yesus berkata Ia mau menumpang di rumahnya, Zakheus senang sekali dan
sangat antusias. Sehingga hari itu ada pertobatan dalam dirinya dan keluarganya.
Luka-luka hatinya disembuhkan oleh Yesus.
Luka hati tidak terlihat seperti luka jasmani
karena rasa sakit dan ngeri luka hati tidak terlihat. Orang tidak merasa dia
terluka. Banyak yang merasa, itu sudah lama berlalu dan berharap dengan
berlalunya waktu diharapkan sakit hati
akan sembuh dengan sendirinya. Ternyata banyak kali tidak sembuh. Ada istri
yang bertengkar dengan suami. Suaminya memperlakukan dengan buruk. Sang istri
ditampar, dijedotin ke tempok dan lain-lain.
Sang istri bisa menggambarkan dengan persis apa yang dikatakan suaminya.
Padahal kejadian ini sudah 20 tahun berlalu. Adik GI Susan saat ditanya siapa
yang melukai dia pertama kali. Dia berkata seorang ibu tua. Sakit hati dia
sudah 30 tahun. Saat itu ia duduk di kelas 5 SD dan ikut retreat. Saat dia
dengan santai sikat gigi, tiba-tiba bel berbunyi. Dia akhirnya tinggal sendiri
dan tiba-tiba muncul ibu tua yang membentak dia dan berteriak sehingga suaranya
sampai ke kamar peserta lainnya (termasuk kamar GI Susan). Besok hari hal ini
jadi pembicaraan. Para peserta bertanya-tanya siapa yang kena dimarahi.Waktu
itu adik GI Susan muncul dan mengaku bahwa dialah yang dimarahi serta bilang
dia mau pulang bahkan bila GI Susan tidak mau pulang, dia mau pulang sendiri. Saat
ikut sesi pemulihaan, baru dia ampuni ibu tua itu. Waktu ternyata tidak
sembuhkan luka hati.
Kalau kita diserempet bajaj, paling kita marah
sebentar tapi kalau hal yang salah dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan
kita ( yang kita hormati, kagumi dan percayai), kita sakit sekali. Orang tua
juga bisa terluka oleh anaknya. Misalnya : waktu sang anak sudah berhasil, dia
lupakan orang tuanya seperti cerita si Malin Kundang. Luka juga bisa didapat
dari guru, pemimpin , saudara seiman dan lain-lain. Kita sering bawa luka hati
dan tidak pernah bereskan. Kita anggap sepi. Kita anggap perasaan saja (tidak
pernah dianggap serius). Ini membawa dampak buruk buat kita pribadi dan
lingkungan kita.
Akibat luka hati yang tidak pernah dibereskan :
1. Membuat gambar diri kita
yang buruk
Misal : kelakuan yang tidak
dikehendaki atau masalah ekonomi. Yang lahir perempuan harapkan laki-laki.
Akibatnya tertolak. Dia merasa tidak berarti (gambar diri buruk). Dia mencari
cara supaya orang melihat dirinya berharga. Dia cari berbagai cara untuk dapat
kasih dan penerimaan (dia akan sedot perhatian). Ada remaja yang orang tuanya
bercerai. Papa dan mamanya masing-masing mau menikah lagi dan pasang mereka
tidak mau menerima remaja tersebut. Akhirnya sang remaja dititip ke nenek,
kakek, paman dan bibinya secara berpindah-pindah. Banyak anak terluka karena
orang tua bercerai dan tidak dikehendaki papa dan mamanya. Saat komsel, ia
minta supaya PKS nya memperhatikan dia dan dia akan merasa PKS tidak sayang
lagi kalau perhatikan anggota yang lain.
2. Mempengaruhi reaksi /
respon orang tersebut terhadap orang lain / keadaan / situasi sekelilingnya
Misal : ada seorang wanita yang
tidak bisa tidur kalau lampunya padam. Waktu ikut retreat dia tidak mau lampu
dimatikan. Begitu lampu dimatikan dia terbangun dan tiba-tiba dia akan
menjerit. Sehingga teman-teman sekamarnya yang tidak bisa tidur kalau lampunya
menyala terpaksa mengalah. Akhirnya dia bercerita. Rupanya dulu, ada perampok
yang masuk ke rumahnya lewat jendela bawa celurit. Pada waktu dia mau teriak,
celuritnya dibabatkan ke tubuhnya sehingga ususnya keluar. Ia bahkan sempat
memasukkan kembali ususnya ke dalam tubuhnya. Cicinya yang mau telepon, dibabat
tangannya sehingga putus. Untung akhirnya papanya bangun dan perampok tersebut
keluar. Dia trauma luar biasa.
Ada juga selama pacaran
diperlakukan manis, tetapi setelah semuanya didapat maka berlaku habis manis
sepah dibuang. Sang cewe sakit hati sehingga tiap pria dianggap sama saja walau
yang sakiti hatinya satu orang pria saja. Atau ada orang yang percaya teman
mainnya yang Kristen dalam melakukan bisnis. Ia percayakan uangnya dan ternyata
dilarikan. Lalu dia bilang semua orang Kristen penipu.
3. Mempengaruhi pertumbuhan
rohani orang tersebut
Saat kita percaya maka
diselamatkan tapi tidak otomatis luka-lukanya sembuh. Orang yang terluka
bereaksi seperti orang yang terluka. Dia tidak ingin disakiti kedua kalinya
(tidak ingin dikecewakan lagi). Orang yang terluka akan keraskan hatinya. Orang
yang jadi keras sulit menerima kebenaran dan tidak berespon terhadap Tuhan.
Walau Tuhan sayang dia dan tidak pernah ingkar janji. Orang yang terluka
ciri-cirnya mudah tersinggung, sensitif, gampang marah, tidak stabil, sebentar
adem lalu meledak, tidak pernah lihat diri sendiri, pikiran negatif, suka
berontak / tidak mau diatur karena tidak mau dilukai. Orang seperti ini susah
berhubungan dengan orang lain. Kalau pendapatnya dianggap tidak baik
tersinggung. Padahal kita butuh orang lain untuk dengar dan tegur kita.
Sehingga jangan kita menjadi orang Kristen bertahun-tahun pergi ke gereja, tetapi
orangnya sama saja dari dulu, seharusnya tumbuh sehingga serupa dengan Kristus.
4. Memberi kesempatan /
tempat berpijak buat iblis
Orang terluka dan tidak pernah
dibereskan akan memberikan tempat buat iblis bekerja dalam hidupnya. Iblis punya
tujuan ingin hancurkan hidup kita dan kalu tidak ia akam membuat kita sebagai
orang Kristen yang biasa / kerdil. Iblis punya kesempatan bekerja dalam diri
orang tersebut bila tidak diselesaikan. Senjata iblis adalah perasaan tertolak.
Maka mulailah ia bangun rumah , benteng buat iblis. Ada luka yang semakin lama
semakin dalam dikorek iblis. Contoh (sebagian ilustrasi, buka kejadian
sebenarnya) : GI Susan ke pasar seminggu sekali dan akan simpan bahan makanan
di kulkas. Saat belanja di pasar yang ada di pikiran adalah bahan-bahan yang
akan dibeli sehingga tidak perhatikan keadaan di sekeliling. Kebetulan ada
seorang jemaat yang berpapasan muka dan menyapa selamat pagi tapi karena sedang
memikirkan bahan yang akan dibeli, senyuman dan sapaan jemaat tidak dibalas.
Sang jemaat kemudian menganggap GI Susan sombong. Lalu jemaat tersebut ketemu
dengan jemaat lain dan saling menguatkan hal tersebut. Selanjutnya sesampainya
di rumah, jemaat tersebut lapor ke suaminya , sehingga tambah lagi gosipnya
karena terluka. Akhirnya tidak mau datang ke gereja dan bilang bahwa memangnya
gereja hanya ada 1 (karena kecewa). Saat tim besuk datang, bilangnya tidak ada
masalah. Waktu diajak datang ke gereja jawabnya bohong. Akhirnya datang karena
tidak enak dibesuk. Pas kebetulan GI Susan kotbah :jangan jauhkan diri dari
pertemuan ibadah. Jangan B3 (bolak balik bolos). Jemaat tersebut pikir se mu-nya
sindir dia, sehingga dia keraskan hati. Waktu mau salaman kebetulan ada hal
yang mendadak harus ditangani se mu (GI Susan) sehingga tidak keburu salaman (ketinggalan
disalamin). Jadi ada kepahitan. Lalu sang jemaat tidak ke gereja dan mulai
fitnah. Senjata tertolak tidak dibereskan, kalau ditanya se mu kenapa tidak ke
gereja, tidak dibalas sehingga masalah nya tidak beres. Iblis telah menyebarkan
benih. Gosip dan masuk ke dosa lain (keraskan hati, kepahitan). Di mana ada
kepahitan, hal ini akan menular. Bila ada banyak orang seperti ini, gereja
tidak bertumbuh.
Iblis menanamkan kuku sehingga
kita terus terluka supaya iblis terus bekerja memporak porandakan gereja.
Jangan bilang, saya tidak terluka (bilangnya orang cepat lupa sehingga tidak
perlu disembuhkan). Jangan sampai tertipu oleh perasaan kita sendiri (padahal
kalau ingat, hati mulai panas).
Langkah pemulihan (dari luka hati / bebas dari
cengekeraman iblis) :
1. Akui bahwa kita terluka
dan perlu disembuhkan atau dipulihkan (Amsal 27:9, Amsal 18:14).
Ada orang yang tidak mau mengaku
terluka, malu karena nanti dibilang rohaninya tidak dewasa. Orang terluka tidak
menunjukkan kedewasaan. Yang tunjukkan kedewasaan,kemauan untuk pulih. Setiap
orang sering terluka. Yang bedakan, cepat tidak bereskan luka tersebut. Jangan
beri kesempatan buat iblis. Iblis mau kita tidak sembuh dan cari pertolongan.
Di dunia ini tidak ada orang yang kebal terhadap luka batin. Yang sering
terjadi orang yang tidak tahu dia sakit atau tahu sakit namun remehkan
sakitnya. Seperti wanita yang perutnya sakit
dibiarkan lalu hanya dikasih balsem saja. Lalu ke tukang urut. Tapi
tambah sakit, waktu diantar ke rumah sakit ternyata kena kanker rahim stadium 4
(sakit tapi remehkan). Kita perlu sembuhkan luka lama. Ada orang yang jatuh
terluka. Lalu dipakai betadin tapi tambah sakit walau lukanya sudah bersih. Waktu
dibawa ke dokter , kulitnya dibuka , disikat sampai keluar darah merah segar.
Setelah itu baru sembuh.
2. Datang dan letakkan beban
kepada salib Kristus (Yesaya 53:2-5)
Yesus memikul semua kesalahan
manusia. Dia mau turun jadi manusia. Waktu Yesus lahir, Yesus tahu kemiskinan.
Sejak kecil Yesus diancam bahaya maut, diremehkan karena orang miskin. Yesus tahu artinya dicacimaki / difitnah.
Yesus kemudian alami penyaliban bukan karena Dia yang bersalah. Tetapi penyakit
/ kesengsaraan kita yang dipikulnya. Kalam mau pulih kita datang ke salib
Yesus. Kekuatan kita terbatas, ada yang coba bertahan, tapi kemudian stress,
depresi dan meledak. Malah ada hamba
Tuhan yang gila. Jangan tanggung lagi, letakkan beban kita kepada salib
Kristus.
3. Lepaskan pengampunan
(Kolose 3:13)
Pengampunan bukan perasaan. Kalau
perasaan, kita terluka kita tidak mau ampuni. Malah kalau bisa balas lebih
jahat. Pengampunan adalah masalah keputusan (memilih untuk mengampuni). Saat
ampuni, Yesus ada di dalam, kasihNya penuh. Setelah mengampuni kasih mengalir
keluar. Ada papa yang tinggalkan anak dan istrinya sehingga sang anak sakit
hati. Akhirnya setelah sesi Hati Bapa dan Pemulihan, sang anak bisa ampuni.
Lalu dia minta ampun ke papanya. Pengampunan bukan untuk orang lain. Orang yang
terima manfaat pengampunan adalah orang yang disakiti. Kalu tidak ampuni,
seperti pegang duri. Makin dipegang makin sakit sehingga kita menderita.
Kadang-kadang kita baru mengampuni kalau orang lain berubah. Pengampunan tidak
diberi sebagai syarat. Karena kalau Tuhan seperti itu (pakai syarat), kita
celaka.
GI Susan juga pernah diampuni
oleh orang yang ditegurnya saat camp. GI Susan tidak mengetahui ada orang yang
sakit hati selama 9 tahun, orang tersebut menyimpannya sampai mendengar sesi
ini. Kalau kita tidak ampuni, Bapa di surga juga tidak ampuni doa kita. Seperti
perumpamaan orang yang berhutang 60 juta dinar tapi dihapuskan sang raja tapi
orang yang berhutang hanya 100 dinar kepadanya dimasukkan ke penjara. Hutang
kita ke Tuhan banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar